Mari Merayakan Masa Muda Secara Berbeda

floressmart.com—Pernahkah kita mendengar tentang ketiga komunitas ini: Komunitas Sastra Hujan, Ngkiong Art, dan Kelompok Studi Tentang Desa (KESA)? Siapa figur penting dibalik ketiga komunitas ini?.

Jawaban yang tersingkap dari dua pertanyaan ini mengerucut pada salah satu orang muda yang kreatif dan inovatif. Melalui dua pertanyaan yang diletakan di awal tulisan ini, saya bermaksud memperkenalkan seorang putera Manggarai yang eksistensinya tak boleh dipandang sebelah mata lagi.

Petrus K.A Lahur, S.IP yang  saat ini tercatat sebagai Mahasiswa Pasca Sarjana Ilmu Pemerintahan Desa STPMD “APMD” Jogyakarta. Salah satu orang muda yang sering  disapa Evan ini adalah perintis dari ketiga komunitas tersebut.

Menjadi perintis dan orang yang bergelut secara langsung dalam ketiga komunitas merupakan caranya untuk merayakan masa muda. Baginya masa muda adalah masa yang tepat untuk menegaskan eksistensi, menunjukan peran, dan menebar inspirasi.

Dengan ketiga komunitas ini, ia merangkul banyak orang muda yang selama ini mungkin hanya betah berdiam dan tak menyadari potensinya. Komunitas pertama yang dirintisnya adalah KESA. Kelompok ini menjadi tempat manifestasi dari pelbagai ilmu dan pengalaman yang diterimanya selama masa kuliah. Ia membentuk komunitas tersebut  karena tak ingin proses belajar yang telah ia mulai sejak beberapa tahun lalu menjadi sia-sia atau tak berguna. Kelompok ini bersekretariat di Jogyakarta.

Baca juga  GM1DM Siap Sergap Suanggi Pilkada

Ada banyak hal yang menjadi rutinitas dari KESA diantaranya mengadakan pertemuan untuk untuk berdiskusi dan merancang kegiatan-kegiatan untuk membangun desa. Tidak cukup berdiskusi.

Tindak lanjut dari itu adalah KESA mempunyai salah satu program tetap yaitu tour akademik yang mana kegiatan ini dilaksanakan ketika adanya liburan kuliah. Tour akademik ini merupakan bentuk nyata dari setiap diskusi dan perencanaan program pembangunan desa dengan mengunjungi desa dan membagikan informasi-informasi penting yang berkaitan dengan pemerintahan desa.

Selain KESA, Evan juga menjadi salah satu perintis berdirinya Komunitas Sastra Hujan. Komunitas Sastra Hujan adalah komunitas yang fokus perhatinnya pada bidang sastra. Komunitas yang dibimbing oleh Dr. Marsel Ruben Payong, M.Pd ini berkomposisikan orang-orang yang mencintai sastra.

Tujuan dari komunitas ini adalah membangkitkan kecintaan orang muda terhadap dunia sastra sehingga tak menceraikan sastra dengan kehidupannya. Mimpi besar yang digaungkan oleh komunitas ini adalah menjadikan kota Ruteng sebagai kota literasi karena bidang sastranya yang tidak dipinggirkan.

Baca juga  Ini Kerja Taktis GM1DM Kawal Pilkada

Untuk mewujudkan mimpi tersebut komunitas ini telah mengadakan pelbagai kegiatan, diantaranya menulis puisi kolaborasi harian, mengadakan diskusi sastra sekali dalam setiap minggu, mengunjungi asrama dan sekolah untuk memberikan informasi berkaitan dengan sastra termasuk pelatihan menulis, mengadakan festival puisi diantara malam puisi, serta mengisi acara dengan membaca ataupun mendeklamasikan puisi dalam beberapa event  di kota Ruteng.

Ada yang menarik pandangan mata di beberapa titik di kota Ruteng, misalnya di sepanjang Jalan Jenderal Ahmad Yani 8 Ruteng, kita akan menemukan tembok-tembok yang sudah dipercantik melalui karya lukis.

Tembok-tembok yang cantik tersebut adalah karya anak Ruteng yang tergabung dalam komunitas Ngkiong Art (kelompok seni Ngkiong). Komunitas ini dibentuk oleh Evan untuk kembali merangkul anak muda kota Ruteng yang mememiliki bakat dan minat dalam melukis serta mengembangkan dan menunjukkannya dengan cara yang berbeda.

Baca juga  GM1DM Ruteng Janjikan Kemenangan Besar Untuk Deno-Madur

Memperindah beberapa sudut kota Ruteng dengan lukisan adalah salah satu impian Evan. Sekali lagi melalui ide dan kerja nyata seorang anak muda yang dulunya menamatkan pendidikan di SMA Seminari Pius XII Kisol ini, kota Ruteng disulap dengan tampilan yang lebih berbeda melalui lukisan-lukisan yang menarik karya anak-anak muda berbakat.

Evan lahur, hemat saya, adalah salah seorang yang sangat inspiratif terutama bagi kaum muda karena ide-ide dan kerja nyata yang dibuatnya. Kegelisahannya yang mendalam untuk kota Ruteng berhasil membuatnya berani berkarya dengan cara berbeda.

Masihkah kita skeptis untuk mengakui Evan sebagai salah satu tokoh teladan apabila menoleh pada setiap karyanya? Tentu saja tidak dapat demikian, kita memerlukan orang seperti Evan yang beride dan mampu bekerja secara teknis.

Ide saja tak cukup, ide tersebut harus mampu diwujudnyatakan. Kita memerlukan orang seperti Evan. Kita membutuhkan orang yang merayakan masa mudanya secara berbeda, yang tentunya berbeda menuju arah yang lebih baik.

 

Oleh: Yohanes Albiano

*(Penulis adalah Ketua Komunitas Sastra Hujan)*

Beri rating artikel ini!
Tag: