Hoax Corona Bikin Pedagang Pasar di Manggarai Takut Jualan

Suasana lengang di pasar Inpres Ruteng. (Photo : istimewa)

Floressmart- Hoax terkait corona masih saja terjadi sehingga menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat. Seperti yang dialami pedagang pasar di Manggarai Nusa Tenggara Timur terpaksa menutup kios dan lapak dangangan mereka hanya karena termakan isu corona. Pasar yang biasanya ramai kini lengang. Yang masih berjualan tak lebih dari 10 orang padahal di pasar Inpres ini terdata lebih dari 300 pedagang.

Seperti dilansir ViVanews, Selasa pagi, seluruh kios jualan beras dan sembako ditutup, begitu juga dengan lapak-lapak pedagang sembako dibiarkan tanpa barang dagangan. Keadaan serupa juga terjadi di los penjual sayur mayur dan bumbu dapur hanya dua stan saja yang masih berjualan itu pun dalam jumlah kecil.

Menurut Robi, seorang penjual ayam mengaku kondisi seperti itu sudah berlangsung selama tiga hari berawal dari isu corona dari mulut ke mulut. Robi juga mengatakan, para pedagang pasar tidak berjualan karena ada rencana penyemprotan disinfektan oleh petugas namun nyatanya tidak ada.

Baca juga  Sambil Bagi Sembako, Bupati Deno Selalu Omong Protokol Covid-19

“Itu awalnya karena ada di berita yangmenyebut di Ruteng sudah ada yang positif jadi itu dari mulut ke mulut. Kemudian ada yang bilang lagi pasar ditutup atas arahan dari pemerintah katanya mau semprot pasar tapi sampai pagi ini tidak ada,” kata Robi, Selasa 24 Maret 2020.

Hoax corona ini kata Robi membuat masyarakat takut ke pasar sehingga omzet penjualan di pasar turun drastis yang memicu pedagang tidak berani berjualan berjualan.

“Biasa sehari laku 100 ekor ayam kadang lebih tapi tiga hari ini hanya 30 atau 40 ekor padahal hanya saya saja yang jualan ayam sekarang ini. Kalau begini terus pasti orang juga malas jadinya mau berjualan,” ujarnya.

Sementara para pedagang sayur mayur yang tidak mau berjualan menutup dagangan mereka dengan terpal membuat aneka sayur mayur layu begitu saja. Memik, pedagang sayur mengaku berani buka untuk menghabiskan stok jualan yang tinggal sedikit. Perempuan yang sudah dua tahun berjualan sayur ini mengatakan, dari 22 orang pedagang sayur tersisa hanya 3 orang yang masih berjualan.

Baca juga  Protes Keluarga Pasien PDP di Ruteng Ditanggapi Gugus Tugas Covid-19

“Itu tadi karena isu corona, makanya pada tutup. Efeknya pendapatan kita anjlok pak. Kemudian pemasok sayur juga jadi ragu-ragu bawa sayur ke sini makanya sayur yang ada ini makinmenipis,” imbuhnya.

Bupati kaget

Kabar tutupnya pasar Inpres Ruteng sudah diterima Bupati Manggarai Deno Kamelus sejak Senin kemarin, makanya dia langsung memerintahkan jajarannya segera ke pasar Inpres untuk menyampaikan bahwa sampai saat ini Manggarai belum ada kasus corona.

Bupati Deno juga  membantah pihaknya memberi pengumuman menutup pasar ataupun rencana penyemprotan disinfektan. Yang benar kata dia adalah bahwa beberapa hari sebelumnya tim Komando Penanganan dan Pencegahan Covid-19 berkeliling menghimbau masyarakat untuk waspada terhadap corona termasuk di lingkungan pasar.

“Saya sendiri juga kaget ada sms bahwa pasar ditutup. Sampai hari ini perintah untuk tutup pasar itu tidak ada. Yang ditutup itu obyek wisata dan tempat hiburan atau kegiatan-kegiatan yang melibatkan banyak orang. Tapi soal aktifitas ekonomi seperti buka toko, pasa sampai hari ini saya selaku kepala Komando Pencegahan dan Penanganan Covid-19 di Manggarai belum mendapat larangan baik dari provinsi meupun pusat,” kata Deno Kamelus.

Baca juga  Waspada Corona, Petugas Medis Ukur Suhu Tubuh Penumpang Pesawat, Pelabuhan, Terminal dan Tamu Hotel

“Yang kita lakukan di pasar itu adalah mengimbau mereka untuk tetap waspada karena pasar ini kan tempat kerumunan orang. Salah satunya rajin-rajin cuci tangan, pakai masker begitu.  Kita tentu berharap kegiatan ekonomi di pasar tetap berjalan jangan sampai ekonomi lumpuh,” tambahnya.

Bupati Deno juga bantah isu penyemprotan disinfektan di pasar sebab kata dia, Kabupaten Manggarai sampai sekarang tidak mempunyai stok cairan disinfektan.

“Bagaimana mau semprot, kita tidak punya barang itu. Kita sudah cari melalui koneksi Dinkes itu katanya susah sekali dapatnya. Itulah makanya kita minta ke provinsi dan pusat tolong kirimi kita juga cairan disinfektan karena kita juga mau lakukan yang sama seperti di tempat lain. Kalau di Jakarta semprot pakai mobil tangki, tolong kasih kita barang 100 liter begitu,” tuturnya. (js).

Tag: