Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara dan Konsep Toing, Toming, Titong dan Tinu dalam Budaya Lokal Manggarai

Kerangka filosofis pemikiran Ki Hajar Dewantara dan Budaya lokal Manggarai

Konsep Trilogi Pendidikan KHD sangat relevan dengan budaya lokal Orang Manggarai yaitu ‘Ing Ngarso Sungtulodho’ disebut ‘Toing’ dalam istilah Manggarai yang berarti di depan memberi teladan atau contoh, ‘Ing Madya Mangun Karso’ disebut ‘Toming’ dalam istilah Manggarai yang berarti I tengah membangun semangat, dan ‘Tut Wuri Handayani’ disebut ‘Titong’ dalam Bahasa Manggarai yang berarti memberi dorongan dan tuntunan.

Ketiga istilah Manggarai ini (Toing, Toming, dan Titong) sudah ada sejak lama bahkan sebelum konsep Trilogi Pendidikan KHD menggema dalam dunia pendidikan. Para leluhur Orang Manggarai sudah mengaktualisasikan ketiga istilah ini sejak dalam keluarga.

Baca juga  Resmikan SMKN 3 Komodo, Gubernur NTT: Pendidikan Pariwisata Harus Lebih Berkembang

Pater Flori Laot OFM menyampaikan   Filsafat Pendidikan Orang Manggarai dalam sebuah artikel berjudul “TINU, TOING, TITONG” (3T) yang disampaikan oleh Fransiskus Borgias M. tanggal 7 September 2011, mencoba memadatkan seluruh pandangan filosofis orang Manggarai tentang dasar dan arah pendidikan dalam tiga huruf T yaitu Tinu, Toing, dan Titong. Dan ketiga huruf suci itu sudah berlangsung sejak sangat dini dalam kehidupan seorang anak manusia Manggarai.

TINU menurut Pater Flori berarti memelihara, merawat, menjaga agar sesuatu bisa hidup dengan baik dan pada suatu saat kelak bisa membuahkan hasil yang melimpah dan yang mengarah kepada hidup yang baru. Dalam kata Tinu ini tercakup segala aspek perhatian dan pemeliharaan yang memungkinkan hidup dapat berkembang mekar dan menjadi lebih hidup. Tinu, singkatnya berarti mengupayakan dan menginginkan apa yang terbaik untuk anak dan masa depannya, sebab mereka, adalah penghuni rumah masa depan.

Baca juga  Soal UN Sudah ada, 66 SMP di Manggarai Siap Laksanakan UN

TOING menurut Pater Flori adalah pemberitahuan atau information. Toing ada kaitan erat dengan kata Toming yang berarti keteladanan hidup. Toing sangat membutuhkan toming. Toing yang efektif hanya mungkin dengan toming yang terpuji. Toing le toming; mengajar dengan teladan, dengan perbuatan yang baik, yang patut diteladani. Itulah yang paling efektif, paling berdaya ubah.

Baca juga  Cuaca Buruk Ganggu Koneksi Internet UNBK Di SMKN 1 Wae Ri'i

TITONG yaitu menjaga, melindungi, dari sesuatu yang negatif atau dari orang-orang yang jahat. Titong dimaksudkan untuk menjaga dan melindungi orang dari bahaya atau hal-hal buruk. Dan itu semua adalah tugas dan tanggung-jawab orang tua, para penatua, para pendidik, para pemimpin terhadap anak-anak atau generasi muda mereka.

Menurut hemat penulis, sejak awal sebelum konsep pendidikan KHD, Orang Manggarai sudah menerapkan filsafat pendidikan 4T yaitu ‘Toing, Toming, Titong, dan Tinu’.

Tag: