floressmart.com- Rapat pleno rekapitulasi perolehan suara pemilihan bupati dan wakil bupati di Kecamatan Satar Mese Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur berlangsung ricuh Kamis malam, 10 Desember 2015. Pintu Aula kecamatan tempat pleno dilaksanakan didobrak massa. Atap aula juga dilempar batu. Camat Satar Mese Maksimus Peras yang turut hadir dalam pleno nyaris jadi korban pemukulan. Untung saja ada polisi dan tentara yang menyelamatkan Camat Maksimus.
Selain menyasar camat Satar Mese, massa yang beringas juga mengejar Bento Papur,sekertaris tim pemenangan Kamelus Deno-Viktor Madur. Beruntung Bento berhasil mengamankan diri di dalam rumah dinas camat. Tak lama setelah aksi pengejaran itu sejumlah poster tolak hasil Pilkada dibentang disusul dengan orasi sekelompok mahasiswa.
Protes Rendahnya Partisipasi Pemilih
Camat Satar Mese Maksimus Peras, kepada floressmart.com menjelaskan, kericuhan itu berawal dari keberatan saksi pleno dari Cabup Cawabup Heri-Nabit-Adolf Gabur. Saksi bernama Fansy Wugut itu mempersoalkan angka Golput di Satar Mese yang cukup tinggi. Dijelaskan, dari 20 ribu lebih wajib pilih yang mencoblos hanya 15 ribuan pemilih. Kata Maksimus Peras, keberatan saksi Heri-Adolf itu diusulkan pada saat memasuki pleno desa ke dua.
“Waktu rekapitulasi desa Pongkor dia tidak bersuara. Waktu mulai penghitungan perolehan suara desa Wewo baru dia ajukan keberatan soal partisipasi pemilih†Kata Maksimus.
“Karena keberatan Fansy tidak digubris, dia lalu keluar dan mengumpulkan massa dan masuk lagi mendobrak pintu memaksa masuk. Saya lihat Rikar Sumbi pimpin penyerangan itu. Saya diserang untung ada polisi dan tentara yang pegang saya “ Katanya menambahkan.
Karena tidak kondusif, kata Camat Maksimus, pleno terpaksa dihentikan. Hingga Jumat pagi belum ada keputusan pleno lanjutan.
“Ada usulan pleno sebaiknya dilakukan Ruteng (ibu kota kabupaten). Tapi kubu Heri-Adolf paksa supaya tetap dilakukan di Satar Mese†terangnya. (jhs)