Kisah Gelap di Balik Terang Sumur Panas Bumi Ulumbu

floressmart.com-Kebanggaan masyarakat Manggarai terhadap pembangkit geothermal (energi panas bumi) Ulumbu di Desa Wewo Kecamatan Satar Mese jauh panggang dari api. Sampai detik ini tidak satu rupiah pun royalti jatah per kilo watt hour (KWH) masuk kas daerah. PT PLN juga mementahkan permintaan Pemda Manggarai untuk mengelola 2,5 megawatt panas bumi dari “knalpot” salah satu sumur bor di stasiun panas bumi di Lingko Nio itu.

Jajaran direksi PLN berdalih sudah mendapat mandat khusus Pemerintah Pusat dan penyerahan jatah investasi Ulumbu akan “merepotkan” Pemda Manggarai karena harus menghadirkan investor untuk melakukan eksploitasi.

Undang-Undang Panas Bumi Nomor 21 tahun 2014 tentang panas bumi yang mengatur penugasan khusus di Wilayah Kerja Pertambangan Panas Bumi (WKP) menyebutkan, Pemerintah menugaskan PLN cum Pertamina untuk mengelola panas bumi. Inspektur Panas Bumi kemudian menunjuk investor yang siap berinvestasi di lokasi kerja penugasan.

Tahun 2009 silam, Direktur Perencanaan dan Pembinaan Afiliasi PT PLN Murtaqi Syamsudin sudah  menyediakan kesiapan kerja sama dengan Pemda Manggarai dalam pengembangan enegeri geothermal itu. Seharusnya mulai 2013 kerja sama itu sudah mulai dilaksanakan, namun sampai saat ini kosong belaka.

Direktur PT PLN (masa itu) Dahlan Iskan yang mendatangi Manggarai 11 November 2011,  menjanjikan royalti per Kilo Watt Hour (KWH) pengusahaan PLTP Ulumbu kepada Pemda Manggarai. Royalti yang dimaksud merupakan bonus produksi yang diberi kepada Pemda dari pengusahaan panas bumi dan memberikan hak eksploitasi maksimal 3  Mega Watt (MW) dari tiga sumur pengeboran.

Baca juga  Kepala PLN Ruteng Dicap Sebagai Dewa Kegelapan

Pemda Manggarai pun bergerak dan menunjuk perusahaan daerah PT Manggarai Multi Investasi (MMI) yang menggandeng investor profesional untuk menyambut peluang investasi yang bakal mendulang pendapatan Rp 60 juta per hari atau Rp 21 miliar per tahun untuk kas daerah. Pemda dan DPRD Manggarai menugaskan badan usaha milik daerah ini untuk mengelola royalti listrik Ulumbu yang dipakai pelanggan dan selanjutnya menangani jatah eksploitasi 2,5 MW.

Pemda Manggarai mengusahakan agar pengelolaan daya yang belum tereksploitasi itu dikembalikan ke Pemda selama tiga tahun terakhir, namun bak menegakan benang basah, usaha itu belum berhasil hingga hari ini.

Tagih Janji

Awal Maret 2016, Bupati Manggarai DR Kamelus Deno, MH, Direktur PT MMI Drs Yustinus Mahu, MM, dan Konsultan PT MMI Maju Napitupulu berangkat ke ibu kota negara untuk menagih janji Jakarta.

Sayang, Dirut PLN Sofyan Basir tidak berhasil bisa dijumpai. Bupati Deno hanya berbincang-bincang dengan Kadiv Energi Baru Terbarukan (EBT) PLN Darwin Siregar, Deputi Kadiv Yusditian, dan Staf Divisi Perencanaan PLN Nyoman. Selain menagih jatah royalti dan janji eksploitasi dari salah satu sumur, Pemda juga membicarakan bantuan 1000 meteran gratis kepada warga Manggarai.

Pembangkit listrik panas bumi Ulumbu memiliki tiga buah sumur tegak pertama dengan kedalaman 1887,6 m, sumur miring (878, 7 m), dan sumbur bor miring ketiga (951 m). Potensi panas bumi Ulumbu mencapai 150 MW dan bakal bisa menjamin keterpenuhan listrik untuk sebagian Pulau Flores. Kalau daya itu bisa dimanfaatkan maka, sekitar sebagian besar warga di desa-desa terpencil di Manggarai bisa menikmati terang.

Baca juga  PLN Ingkar Janji, Ini SMS Yus Mahu Kepada Jokowi

Selain memiliki kandungan panas bumi Ulumbu, Pemda Manggarai juga  memiliki pasokan listrik alternatif dari Pembangkit Listrik Tenaga Air Wae Racang yang bisa menghasilkan daya sebesar 16,5 MW.

Masih Ilegal?

Royalti dan pajak dari pengelolaan Ulumbu pun belum masuk ke kantong Pemda dengan alasan Pembangkit Geothermal Ulumbu secara hukum belum berstatus wilayah kerja pengusahaan (WKP). Ini menjelaskan, ijin-ijin prinsip yang seharusnya dimiliki PT PLN seperti IUP Eksploitasi dan Operasi masih nihil.

Padahal, PT PLN sudah melakukan pengeboran di Ulumbu sejak 1994 (masa kepemimpinan Bupati G P Ehok) dengan menghasilkan daya sebesar 14Mwe dari satu sumur produksi di atas lahan yang sudah dibebaskan oleh Komunitas Ulayat Wewo seluas 1000 ha.

Tanah yang diserahkan komunitas ulayat Wewo sebenarnya 49.340 m2 dengan nilai ganti rugi tanah dan tanaman milik warga sebesar Rp 650 juta kepada pihak kedua masa itu yakni Bupati Drs Christian Rotok pada 2006. PT PLN pun sudah melakukan tanggung jawab sosial perusahaan dengan membantu pembangunan rumah gendang Desa Wewo.

Sampai saat ini, PLTP Ulumbu sudah membangun kapasitas daya sebesar 2 x 2,5 MW dari dana investasi ADB dan APBN dengan nomenklatur “Pengusahaan Panas Bumi Ulumbu Skala kecil” dengan hak pengusahaan hingga 26 Desember 2025. Dengan pengusahaan ini, maka PLTP Ulumbu sudah menjadi WKP yang sudah beroperasi (existing).  Status ini berdampak pada dana bagi hasil dan pendapatan bukan pajak.

Baca juga  Pemadaman Bergilir Di Manggarai, GM PLN NTT: Saya Minta Maaf

Cakupan pelayanan listrik PLTP Ulumbu pun disebut bakal memenuhi kebutuhan energi sebagian masyarakat Flores dengan keterhubungan dengan pembangkit-pembangkit lain di antaranya PLTP Mataloko dengan pengembangan daya sebesar 5 MW pada 2019.

Harapan keterpenuhan energi listrik ke desa-desa terpencil di Manggarai pun bak mendaki jalan terjal. Jaringan listrik PLN baru mencapai 19 desa-desa di Manggarai dan 1.336 rumah pelanggan, tetapi meteran tidak tersedia.

Di sisi lain jaringan dan meteran belum melayani 22 desa di empat kelurahan atau 3.888 pelanggan. Bahkan di tiga desa di Manggarai yang memiliki pelanggan sebanyak 219 rumah jaringan listrik masih menggunakan tiang bambu. Ironisnya, para bakal pelanggan diminta Rp 1.200.000 per instalasi namun jaringan listrik belum mencapai desa mereka.

PLN Ranting Ruteng sebagai  pengguna listrik PLTP Ulumbu sudah melayani lebih dari 56.000 pelanggan yang tersebar di Kabupaten Manggarai, Manggarai Timur, dan Manggarai Barat Bagian Utara sejak Januari 2016 ini.

Sampai saat ini, pasokan listrik di Wilayah Manggarai sendiri belum stabil. Daya sumur panas Ulumbu belum dimaksimalkan untuk membawa terang ke desa-desa terpencil. PLN ranting Ruteng masih mengandalkan pembangkit-pembangkit diesel dari mesin-mesin yang dipinjam dari pihak ketiga.

Informasi yang dihimpun floressmart.com menyebutkan, jajaran direksi PT PLN dalam waktu dekat akan mendatangi Manggarai untuk membicarakan lebih lanjut “kisah gelap” dari pesona terang sumur-sumur panas Ulumbu dengan pemerintah Manggarai. Warga tentu berharap lebih banyak dari kehadiran mereka di Manggarai. (frg/jhs/nsl)

 

Tag: