Ruteng; Kota Sarang Pencuri?

floressmart.com- Waspada. Pencuri di Kota Ruteng, Manggarai tidak saja beraksi di malam gelap melainkan pada siang hari. Persis seperti bahasa Injil, pencuri itu datang saat tuan rumah dalam keadaan selalu tidak siap. Dan ketidaksiapan atau ketidakwaspadaan menjadi tempus aksi pencurian.

Hal ini setidaknya tergambar dari kejadian di Lingko Ros, Kampung Ruteng Pu’u, Kelurahan Golo Dukal dalam pekan ini. Seseorang menggasak uang sebanyak Rp 45.000.000 plus perhiasan emas dari rumah seorang kepala sekolah.

Informasi yang dihimpun floressmart.com menyebutkan uang tersebut merupakan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pada sebuah sekolah dasar di Kecamatan Langke Rembong. Aksi garong itu terjadi saat rumah tak berpenghuni maling menerobos ventilasi rumah.

Seperti sudah memahami denah rumah juga lokasi penyimpanan uang dan barang berharga, sang pencuri beraksi bebas tanpa meninggalkan bekas berarti dari tempat kejadian perkara. Sampai saat ini pihak Polisi masih menyelidiki siapa pelaku di balik pencurian yan  menghebohkan warga Lingko Ros, Kota Ruteng itu.

Kasus ini hanyalah salah satu contoh kasus pencurian di kota dingin. Sebelumnya pihak berwenang membongkar kasus pencurian sepeda motor yang melibatkan anak di bawah umur. Tak tanggung-tanggung kawanan pencuri berusia remaja itu mengoleksi puluhan sepeda motor hasil curian untuk dijual di Kota Ruteng dan sekitarnya.

Bersikap ihwal maraknya pencurian di kota 1000 biara itu Polres Manggarai menggelar Operasi Simpatik Turangga 2016 selama 24 hari pada 28 Februari – 20 Maret 2016 lalu. Kapolres Manggarai AKBP. Mochamad Ischaq Said yang dijumpai awak media mengatakan petugas dari fungsi lalu lintas dan Reserse sudah dan sedang melaksanakan razia mengingat banyak kendaraan masyarakat yang hilang.

Sepanjang Maret 2016, Polisi mengamankan delapan orang pelaku pencurian sepeda motor berikut barang bukti berupa enam unit sepeda motor. Mirisnya, sebagian pelaku masih menempuh pendidikan di jenjang sekolah menengah atas. Buah dari aksi koboinya, kawanan maling itupun meringkuk di balik hotel prodeo.

Kapolres Manggarai AKBP Mochamad Ischaq Said menhgimbau masyarakat agar menjaga harta milik terutama kendaraan bermotor. Masyarakat diminta memastikan keamanan sepeda motor dan mobil miliknya saat di parkir. Pemilik kendaraan yang lengah acapkali menjadi target operasi para maling. Meski demikian, kendaraan yang terkunci tidaklah menjadi jaminan, tetap saja pencuri punya segala cara untuk menggarong barang-barang bernilai ekonomis dari target buruan.

Kamera pemantau (Closed Circuit Television/ CCTV) pun tidak membuat pencuri ciut nyali. Publik Ruteng masih ingat saat Auto Teller Machine (ATM) di depan Swalayan Nirvana Ruteng dirusak pencuri. Meksi gagal, kejadian itu mengingatkan, modus opperandi pencurian di Ruteng sudah tergolong nekat dan naik kelas seperti gaya koboi pencurian pada film-film Holywood.

Selain menyasar uang, perhiasan, kendaraan bermotor, tidak jarang pencuri juga menyasar hewan ternak seperti babi. Aksi senyap pencurian babi di seputar kota Ruteng tergolong marak, meski tidak banyak yang diekspos media dan dilaporkan ke pihak kepolisian. Ingat, ternak asal Manggarai sudah memiliki locus pasar ekonomis di pulau-pulau seberang dan pada seremoni-seremoni sosial. Peningkatan nilai ekonomis ternak meningkat seiring dengan peluang kejahatan pencurian.

Ada apa dengan Ruteng? Mencuri memang profesi tertua di dunia setelah pelacuran. Musababnya antara lain terkait dengan desakan perut, sakit bawaan (kleptomania), dorongan kelompok akrab (kawanan) dan macam-macam. Minimnya lapangan kerja dan semakin egoisnya komunitas masyarakat Ruteng menjadi beberapa dari sekian pra kondisi terjadinya pencurian.

Tidak sedikit warga Ruteng yang meninggalkan rumah kosong tidak dijaga. Kontrol antar tetangga makin renggang karena masing-masing rumah tangga hanya memperhatikan kintalnya rumahnya sendiri. Maraknya aksi pencurian di siang hari setidaknya membuktikan gejala itu. Keamanan rumah yang tidak diantisipasi secara baik merupakan sarang mengasyikan bagi pencuri untuk beraksi. Karena itu, penting memastikan keamanan rumah saat meninggalkan rumah.

Perangkat pemerintahan paling dasar seperti ketua rukun tetangga, rukun warga, dan keluraghan/desa penting melihat masalah ini sebagai isu serius yang terus dibicarakan dan ditindaklanjuti pemecahannya bersama masyarakat. Sebab, kalau satu dua kasus tidak terungkap pelakunya dan pencurian pun makin marak. Lama-lama Ruteng akan dicap sebagai kota pencuri.

Perangkat adat pada rumah-rumah Gendang pun harus diaktifkan secara giat untuk melakukan pencegahan terhadap aksi pencurian. Denda dan hukuman penjara hanyalah sebagian dari ragam solusi penyembuhan kriminal, tetapi pencegahan dengan semakin menyebarkan nilai kerja keras dan kemandirian, serta kontrol sosial sangatlah penting. Begitupun piranti-piranti keagamaan perlu bekerja keras di luar mimbar dalam proyek sosial penyadaran masyarakat. Sebab, mencuri sudah menjadi penyakit sosial parah dalam masyarakat Manggarai.

Memang predikat “kota  pencuri” bisa saja dianggap berlebihan, tetapi memendar ajakan kewaspadaan bahwa saat ketimpangan ekonomi (red, kemiskinan) dan lonjakan pertumbuhan  penduduk makin meningkat, maka skala kejahatan juga semakin meningkat.

Pihak Polisi dengan slogan “turn back crime” tidak sedang gagah-gagahan  berslogan ria pada stiker mobil dan baju kemeja, melainkan menjadikan masyarakat sebagai polisi-polisi bagi diri dan lingkungan kecilnya masing-masing. Aksi pencegahan penting dimulai dari tingkat bawah dan dimulai dari rumah masing. Tentu kita tidak rela Ruteng kota penuh gereja biara menjadi sarang kejahatan. (nsl)

Beri rating artikel ini!
Ruteng; Kota Sarang Pencuri?,3.33 / 5 ( 3voting )