Bermain Grafiti, Mewarnai Wajah Kota Ruteng

floressmart.com- Sekelompok anak muda yang menyibukan diri dengan kuas, cat, dan sketsa lukisan di Jembatan Katedral Ruteng, Manggarai, Rabu siang (6/4). Di ujung jembatan, tampak dua orang pria muda memainkan gitar dengan irama klasik yang diperdengarkan dengan dua buah pengeras suara.

Siang yang terik tidak menyurutkan semangat dari belasan anak muda yang tergabung dalam Ngkiong Art itu mewarnai badan jembatan yang sebelumnya buram karena lumut dan kotor  lantaran coretan vandalis.

Selain dari Ngkiong Art, beberapa komunitas juga bergabung untuk mewarnai Jembatan Katedral yakni Para Orang Muda Katolik Lumen Gratiae Paroki Katedral, Anak-Anak Kompleks Gazaby serta anak-anak dari  Kompleks Rumbit Ruteng.

Jembatan yang berada persis di samping SMP Katolik St Fransiskus Xaverius dan di depan Taman Baca Lumen Gratiae Corner itu acapkali menjadi sasaran perilaku vandalis. Tengok saja belasan pipa besi gantungan jembatan lenyap dicuri orang tidak bertanggung jawab. Belum lagi coretan kata-kata makian menjadi wajah jembatan itu.

Dan saban petang menjelang malam, tempat itu menjadi area tongkrongan beberapa kelompok anak muda yang beradu nyali mengendari sepeda motor dan melakukan free style.

‘Ngkiong Art’

Aksi seni mural dan graffiti yang ketiga di Jembatan Katedral merupakan kegiatan ketiga yang dilakukan Ngkiong Art di Ruteng. Sejak terbentuk pada awal 2016,  kelompok anak muda ini sudah mengubah tampilan dinding tembok Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Manggarai menjadi ciamik.

Tidak cukup disitu, Ngkiong Art juga mewarnai tembok SMA Katolik Setia Bakti Ruteng dengan rangkaian grafis yang menarik.Tampak, tembok-tembok itu sudah dibubuhi graffiti bergambar tokoh besar diantaranya Bung Karno dengan kalimat-kalimat berisi ajakan-ajakan moral di tembok SMAK Setia Bakti Ruteng.

Kordinator Ngkiong Art Ruteng, Evan Lahur mengatakan (6/4), seni graffiti dan mural menjadi ajakan untuk mengendalikan perilaku vandalis menjadi estetis di Kota Ruteng.

“Stop coret liar menjadi pesan yang kami ingin sampaikan kepada khalayak umum bahwa minat dan bakat seni jalanan bisa menjadi estetis melalui graffiti dan mural, ” ujar Evan kepada floressmart.com.

Di samping mewarnai badan jembatan, Evan Cs juga membentangkan sebuah banner bekas untuk mengajak para pejalan kaki mengikuti kampanye “stop coret liar di Ruteng”. Rupanya, ajakan itu disambut puluhan tanda tangan para pejalan kaki yang lewat.

“Kaum muda Kota Ruteng memiliki kemampuan seni tinggi, hanya selama ini tidak berbekal konsep yang tertata baik dan mengandalkan coret liar berbahan piloks,” ungkap Evan.

Dengan mural dan graffiti sederhana, lanjut Evan, kelompok muda diharapkan semakin mewarnai wajah Ruteng dengan perilaku estetis.

Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Manggarai mendukung upaya Evan cs dengan menyumbang cat dan kuas untuk kegiatan mereka kali itu. Bantuan ini diberikan setelah SKPD itu melihat hasil karya Ngkiong Art di Tembok BKD Manggarai dan SMAK Setia Bakti Ruteng.

Aleksander Cahyono, salah seorang anggota Komunitas Ngkiong Art menambahkan, kegiatan melukis mural mengalihkan kebosanan dari sekadar melukis pada medium kertas kepada medium yang lebih besar seperti tembok.

“Kegiatan melukis graffiti ini diharapkan bisa mempengaruhi teman-teman lain untuk semakin merawat fasilitas umum,” ujar Cahyono yang kini yang sedang belajar di kelas II SMAK Setia Bakti Ruteng itu.

Ngkiong Art terbentuk awal tahun 2016 oleh para mahasiswa dan mahasiswi asal Manggarai yang sedang berkuliah di Pulau Jawa  dan para mahasiswa STKIP St Paulus Ruteng yang tertarik dengan seni lukis jalanan.

Komunitas ini juga melibatkan anak-anak muda yang masih duduk di tingkat sekolah menengah atas seperti SMA Negeri 1 Ruteng, SMA St Thomas Aquinas, dan SMAK Setia Bakti Ruteng. (fian roger/nsl)

Beri rating artikel ini!