Jelang Otorita Flores, Pariwisata Manggarai Berbenah

floressmart.com—Pariwisata Flores kian membetot perhatian Jakarta, atensi dan program optimalisasi destinasi wisata tercurah kepada wilayah berjuluk pulau bunga itu. Pemerintah Pusat dalam waktu dekat akan mengembangkan destinasi-destinasi wisata Flores dari Labuan Bajo Manggarai Barat hingga Lembata di ujung Timur Flores dalam suatu program utuh dalam suatu badan otorita terintegrasi.

Pembentukan otorita ini bakal menggenjot perkembangan sektor pariwisata berikut sub-sub sektor pendukung seperti infrastruktur, akomodasi, dan pertanian. Menyambut kesempatan itu, destinasi-destinasi wisata khususnya kekayaa alam dan budaya Manggarai bakal makin dipoles dan dirawat keaaliannya.

Misalnya saja, kekayaan budaya berwujud kampung-kampung adat penting untuk melakukan perubahan baik dari sisi tata kelola maupun semangat untuk merawat warisan tradisional yang sudah hidup dan berkembang sampai saat ini.

Bupati Manggarai DR Kamelus Deno menyampaikan gagasan ini di sela-sela Syukuran Adat Perawatan Compang Dari dan Pembangunan Dapur Gendang Ruteng Pu’u, Kamis malam, 21 April 2016 di Ruteng.

“Turis-turis sebelum masuk kampung wajib mengenakan pakaian adat,” ujar Deno dihadapan warga Komunitas Adat Kampung Ruteng Pu’u di Rumah Gendang Ruteng. “Masuk rumah adat tidak boleh pakai beruk pendek tapi pakaian adat,” tandasnya.

Dengan mewajibkan wisatawan mengenakan atribut-atribut budaya seperti Songke dan destar akan menciptakan peluang pendapatan bagi komunitas adat setempat.

Karenanya, industri kreatif seperti tenun dan handycraft juga seni pertunjukan akan dikembangkan secara terintegrasi dengan kekayaan adat seperti Mbaru Gendang dan wisata alam.

Pengembangan pariwisata, kata Deno, wajib terintegrasi. Liang Bua, misalnya,  akan dipromosikan selain sebagai aset wisata sains arkeologis, melainkan juga kekayaan adat dan manusianya seperti di Kampung Rampasasa. Karena di Rampasasa terdapat jejak hidup manusia Flores atau Homo Florensis, manusia purba Flores.

Otorita Flores

Pulau Flores merupakan “the New Bali” yang masih menyimpan kekayaan budaya dan alam yang masih terjaga kekhasan dan keasliannya. Tidak sedikit universitas-universitas baik dalam maupun luar negeri yang melakukan riset di Flores.

Karena itu, masyarakat Manggarai penting untuk merawat keaslian tradisi  budaya yang bakal menjadi warisan untuk generasi mendatang.

Kata Deno, Manggarai kaya secara budaya dan alam. Sebut saja beberapa destinasi yang menarik perhatian para pelancong dan peneliti di antaranya Sawah Lodok Meler, Kampung Tradisional Wae Rebo, dan Wisata Sains Liang Bua.

Dengan terpilihnya Manggarai Barat sebagai salah satu daerah tujuan wisata nasional akan turut membawa berkah untuk Manggarai sebagai kabupaten induk. “Bahkan ada destinasi yang dianggarkan mencpai Rp 20 Triliun. Ini berkah bagi kita semua, ” contohnya.

Dan pembentukan Badan Otorita Flores akan menjadi kans pengembangan pariwisata dari Manggarai Barat sampai Pulau Lembata secara berkelanjutan dan integral.

Pembentukan Otorita Flores bakal menggenjot pembangunan infrastruktur seperti peningkatan bandara, akomodasi, hingga pengadaan pangan berkualitas untuk mendukung sektor pariwisata misalnya sayur mayur. Pertumbuhan ekonomi rakyat dari sektor ekonomi kreatif juga turut ketiban rejeki dari sektor kepariwisataan ini.

Karenanya, Pemerintah Manggarai sedang mengembangkan cetak biru program hortikutura berupa sayur mayur dengan pengadaan akses air untuk kebun-kebun sayur.

Program ini disebut pipanisasi, karena air akan dialirkan dari sumber-sumber yang sudah disiapkan langsung melalui perpipaan ke sentra-sentra hortikultura.

Ini akan menjadi salah satu program tertaut untuk mendukung perkembangan kepariwisaan di Manggarai.

Bandara Frans Sales Lega, misalnya,  akan diperpanjang landasan pacunya khusus untuk area keamanan( safety area). Pemda Manggarai berharap, masyarakat di sekitar bandara akan bekerja sama untuk pembangunan Safety Area ini.

Dengan perpanjangan landasan, Bandara itu bakal didarati pesawat dengan daya angkut 72 penumpang. (Fn R/nsl)