floressmart.com– Lomba balap sepeda internasional Tour de Flores (TdF) 2016 sudah didepan mata. Panitia TdF juga sudah melakukan survey kondisi jalan di 8 kabupaten (se daratan Flores) dan hasilnya cukup mengecewakan. Menurut evaluasi tim survey, sebesar 20 persen dari total 661,5 kilo meter jalan yang akan dilintasi 200 pebalap dari 16 negara yang terbentang dari Larantuka Flores Timur hingga Labuan Bajo Manggarai Barat harus diperbaiki. Namun hingga kini perbaikan jalan belum juga dimulai.
Labuan Bajo merupakan etape terakhir TdF. Kabarnya presiden Jokowi dan seluruh kabinet kerja akan menghadiri penutupan TdF di Labuan Bajo tanggal 23 Mei 2016. Mangarai Barat yang merupakan rumah ribuan kadal raksasa komodo kembali menjadi perhatian internasional setelah sebelumnya digelar event akbar sail komodo 2013.
Hingga tersisa 30 hari pelaksanaan TdF 2016 namun kota Labuan Bajo yang menjadi etape pamungkas TdF tampak kemomos. Ruas jalan protokol dari kampung ujung hingga kampung tengah terpantau rusak. Kerusakan cukup banyak terdapat di jalur Gorontalo kawasan hotel-hotel elit tempat menginapnya peserta dan panitia TdF nanti.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum setempat, Agus Tama justru datar menangapi soal yang cukup krusial itu. Menurutnya tak kunjung diperbaikinya jalan dalam kota di Labuan Bajo lantaran ketiadaan dana. Kata Agus Tama, anggaran perbaikan jalan untuk kebutuhan TdF merupakan beban pemerintah pusat.
“ Tidak ada itu anggaran untuk Tour de Flores. Mau perbaik pake apa jalan-jalan yang rusak di Labuan Bajo ini. Ini soal harus segera ditekel pemerintah pusat,” Ujar Kadis Agus Tama menjawab floressmart.com Kamis 21 April 2016.
Kadis PU Manggarai Barat Agus Tama tampak dingin ketika disodori pertanyaan bahwa rasa pasrahnya itu bakal merusak wibawa pemerintah dan masyarakatmanggarai Barat.
‘Bukan seperti membalikan telapak tangan kalau soal anggaran pak. Mesti harus dibicarakan dengan bupati kemudian dibahas bersama DPRD, tau kan susahnya macam apa,” Kata Tama.
Agus Tama mengaku, meski dinas PU Mabar memiliki sejumlah peralatan berat untuk perbaikan jalan dalam kota secara swakelola namun anggaran yang ada tidak cukup untuk kepentingan TdF.
“ Untuk memnuhi kebutuhan para pebalap berkelas internasional seperti itu tentunya ada standarisasinya. Kalau sudah begitu pasti membutuhkan biaya jauh di atas perbaikan rutin. Saya harap pusat ambil alih tugas ini agar hasilnya maksimal,” Ungkap Agus Tama.
Festival Kopi Flores dan pentas budaya terancam batal
Sebelumnya dalam rapat bersama panitia nasional Tour de Flores di Jakarta juga sudah dibahas sejumlah acara budaya yang bakal dipentaskan di Labuan Bajo, seperti tari kolosal melibatkan ribuan penari serta vestifal kopi Flores yang menurut rencana bakal dicatat dalam Musium Rekor Indonesia (MURI) sebagai vestifal kopi dengan jumlah kopi tumbuk terbanyak, Alu dan Lesung terbanyak, jumlah peserta minum kopi terbanyak.
Menarik memang, dalam vestifal itu, kopi Flores disangrai, ditumbuk lalu diseduh langsung untuk VVIP, panitia dan peserta TdF, pejabat Pemprov NTT, Pemda dari delapan kabupaten se Flores serta undangan. Namun lagi-lagi mimpi indah itu terancam menguap begitu saja. Musababnya karena ketiadaan dana.
Setali tiga uang dengan kepala dinas PU, Kepala Dinas Pariwisata Manggarai Barat Theo Suardi juga mengaku was-was karena mulanya dia optimis bisa mendapatkan dukungan anggaran daerah mementaskan dua mata acara itu. Namun nyatanya kas pariwisata nihil.
“Pasrah sudah. Tidak tau lagi dari mana mendapatkan biayanya,” Ujar Kadis Theo.
Dihubungi terpisah, Bupati Manggarai Barat Agustinus Ch Dula mengakui bahwa mata kegiatan Tour de Flores tidak masuk dalam APBD 2016. Namun menurutnya, bisa menggunakan dana cadangan daerah tapi hal itu mesti mendapat petunjuk dari Mendagri.
“Kita sudah usulkan ke Gubernur untuk selanjutnya diteruskan Ke Mendagri agar kita bisa menggunakan dana cadangan daerah,” Terang bupati Gusti.
Dijelaskan, selain masalah perbaikan jalan raya, Pemda Manggarai Barat juga masih kesulitan mendapatkan dana yang ditetapkan panitia pusat TdF sebesar hampir 1 milyar rupiah untuk biaya akomodasi,hadiah serta biaya-biaya lain terkait kebutuhan panitia dan pesepeda Tour de Flores selama berada di Labuan Bajo.
Meski dililit masalah biaya, Bupati Gusti Dula optimis acara puncak TdF di Labuan Bajo tetap berlangsung meriah. menurutnya untuk sebuah event berkelas internasional seperti itu tidak ada kata ketiadaan biaya, bupati Gusti memastikan semua lini akan digerakan untuk menyukseskan perform budaya dan festival kopi Flores. (js)