Ini Motif Dan Skenario Pembunuhan Idris Menurut Pelaku

floressmart.com—Misteri tewasnya  Idris Muhamad Djafar (40) di Elar Manggarai Timur Nusa Tenggara Timur terkuak berkat pengakuan salah seorang ‘eksekutor’ dibalik penemuan jasad di hutan Arus Kecamatan Elar Jumat 29 Juli 2016.

Anisetus Ratum, warga kampung Mbawar Desa Legurlai mengaku sebagai salah satu pelaku pembunuhan itu. Pemuda lajang 29 tahun itu pun membuka motif pembunuhan Idris Djafar yang melibatkan dua tenaga bayaran yakni Anisetus dan Oktavianus Lapu alias Umbu. Istri korban Maksima Veronika Emos (45) alias Oni menurut Anisetus adalah otak pembunuhan suaminya.

“Saya diminta Oni mengajak umbu untuk membunuh Idris dengan imbalan sebesar Rp. 15 juta rupiah. Saya bersedia umbu pun oke. Maka ditetapkan tanggalnya yakni 27 Juli 2016. Sementara pembayaran dilakukan setelah Idris tewas,” Beber Tus, Selasa 2 Agustus 2016.

Dibeberkan pria yang biasa disapa Tus itu, rencana pembunuhan terhadap Idris sudah dibicarakan pada tanggal 14 dan 15 Juli 2016 saat Oni cuti ke Tureng Legurlai.

Baca juga  Terseret Arus Sungai ,Suami Ditemukan Tewas,Istri Masih Hilang

Dikatakan Tus, Oni yang bekerja sebagai Bidan PNS di Puskesmas Rekas Sano Nggoang Manggarai Barat mengaku dendam dengan suaminya lantaran Idris dikabarkan memiliki selingkuhan di kampungnya di Palis Nanga Lili Kecamatan Lembor Manggarai Barat.

“Oni bilang begitu, selain ada wanita lain Idris suka main pukul makanya dia dendam betul,” Ungkap Tus.

Rencana pembunuhan berlanjut setelah Umbu mengiyakan tawaran pembayaran Anisetus seturut perintah Oni. Pria asal Sumba Timur itu bahkan bersedia menjadi pelaku utama dan menyiapkan skenario pembunuhan.

“ Tanggal 26 Juli malam saya,Umbu dan Oni bertemu di rumah Oni memantapkan rencana setelah Idris tiba di Tureng. Saat kami buat rapat singkat Idris sedang bertamu di rumah keluarga,” Ujar Tus.

 Skenario Pembunuhan

Pembunuhan Idris Muhamad Djafar dikemas apik sehari sebelum dihabisi. Para ‘eksekutor’ termasuk istri korban menetapkan titik eksekusi serta jam yang tepat.

Baca juga  Melacak Dugaan ‘Pembunuhan’ Dibalik Lakalantas dr Indra, Pengacara : Tugas Polisi Mendalaminya

Dikisahkan pelaku, pagi itu Rabu 27 Juli sekitar pukul 10.00 Wita, Oni mengajak suaminya Idris bertamu ke kerabat di Marabola berjarak sekitar 7 kilo meter dari kampung Tureng. Keduanya pun berboncengan menggunakan sepeda motor melintasi jalan batu tepi hutan Arus.

Tiba di tempat ‘maut’ itu, Oni minta turun untuk buang air kecil. Namun baru tiga langkah menuju semak Oni mengeluh dan berteriak kakinya digigit ular. Mendengar istrinya berteriak Idris pun sontak mendekat menolong Oni. Idris tunduk dan memeriksa telapak kaki istrinya.

Saat itulah Tus dan Umbu yang sudah lama menunggu di TKP muncul dari belakang dan langsung menghantam tengkuk Idris berkali-kali menggunakan kayu pentung. Pria berprofesi sebagai pengusaha bengkel di kampung Palis pun tersungkur. Ia tewas seketika.

“Umbu yang hantam duluan sebanyak enam kali. Oni juga ikut pukul menggunakan kayu yang saya pegang. Semua berjalan sesuai rencana. Saya sendiri tidak kebagian memukul karena kayu yang saya siapkan dipakai Oni.  Tugas saya selanjutnya membantu mengangkat mayat buang ke dalam hutan sejauh empat meter dari tepi jalan,” Tutur Anisetus.

Baca juga  Tragis, Wanita di Desa Bulan Tewas Dibacok Sepupu Suami

Adapun uang yang dijanjikan Oni menurut Tus, belum dibayarkan. Karena disepakati sebelumnya, pembayaran ‘jasa bunuh’ baru akan dilakukan setelah uang asuransi milik korban cair.

“Saya dan Umbu belum terima sepeser pun dari Oni. Uang itu tidak bakal ada yang ada kami membusuk di penjara. Saya menyesal sekali pak,” Ucap Tus.

Oktvianus Lapu alias Umbu pelaku utama pembunuhan berencana itu sedang dalam pengejaran polisi. Umbu dikabarkan kabur dari kampung Mbawar Legurlai sejak Senin 1 Agustus 2016.

Sementara itu,  Maksima Veronika Emos (45) alias Oni belum bisa diperiksa polisi ataupun diwawancarai media. Ibu empat anak itu memilih bertahan di Mapolres Manggarai dan menunjukan sikap depresi. Sejumlah Polwan ditugaskan menjaga Oni selama berada di Mapolres Manggarai. (js)

Tag: