Kementerian PUPR Coret Proyek Pendukung Pariwisata Komodo Rp.255 Miliar

floressmart.com—Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terkena potongan anggaran Rp.8,4 triliun dari total anggaran Kementerian PUPR  tahun 2016  mencapai Rp 104,081 triliun. Pemotongan anggaran pada Kementerian yang dipimpin Basuki Hadimujono itu berimbas pada pencoretan sejumlah proyek pembangunan infrastruktur jalan di daerah.

Salah satu daerah yang dipangkas anggaranya yakni kabupaten Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur (NTT) yang sudah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus  (KEK) bidang pariwisata. Tidak tanggung-tanggung, Kementerian PUPR mencoret anggaran sebesar Rp.255 milyar rupiah untuk pembangunan jalan pendukung pariwisata Komodo lintas utara, poros selatan serta akses pantai menuju bandara Komodo.

Tiga item kegiatan yang di ‘babat’  dari APBN 2016 itu yakni pembukaan jalan baru dan peningkatan ruas jalan (hot mix) pada Kawasan Strategi Nasional (KSN) pantai utara Labuan Bajo menuju Depo Pertamina Kedindi Reo sebesar Rp.195 miliar, akses jalan raya simpang Wae Cecu menuju bandara Komodo Rp. 45 miliar serta KSN pantai selatan simpang pantai Pede-Golo Mori Rp.15 miliar rupiah. Bahkan tiga item pekerjaan yang dibatalkan itu tersebut telah ditenderkan pada Desember 2015 lalu.

“Sangat disayangkan memang tiga item pekerjaan yang sudah tender dihapus sekaligus padahal masyarakat Manggarai Barat sangat membutuhkanya. Apalagi Manggarai Barat telah ditetapkan sebagai salah satu dari 10 Bali baru,” Ujar Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Hediyanto W Husaini, di Labuan Bajo Manggarai Barat, Jumat 19 Agustus 2016.

Dirjen Bina Marga yang menyambangi Labuan Bajo untuk memeriksa ruas jalan pantai utara, pantai selatan serta ring road Labuan Bajo itu berjanji akan memasukan lagi tiga item pekerjaan itu pada APBN 2017.

“Kita upayakan di APBN 2017. Saya sudah pantau potensi pariwisata dan pertanian di ruas utara dan selatan Labuan Bajo yang luar biasa. Untuk itu kita upayakan 2017, saya minta masyarakat bersabar,” Kata Hediyanto.

Orang nomor satu Bina Marga Kementerian PUPR itu mengatakan, akan melakukan upaya maksimalisasi ruas selatan Gorontalo-Wara Loka . Menurutnya jalur tersebut menyajikan panorama indah sepanjang daratan lingkar selatan serta memperpendek jarak jelajah daratan menuju  Taman Nasional Komodo (TNK). Kata dia, Warloka merupakan situs megalitik  batu balok berusia ribuan tahun, di sana terdapat juga porselin peninggalan dinasti Sung berusia 10.000 tahun.

“Nantinya dari Warloka ke Rinca hanya 5 menit, kemudian Warloka ke pulau Komodo serta Pink Beach hanya 30 menit menggunakan kapal. Dengan begitu biaya makin terjangkau, masyarakat berpenghasilan rendah pun bisa berwisata,” Ungkap Dirjen Hediyanto.

Sementara itu, Bupati Manggarai Barat Gusti Ch Dula mengaku sangat kecewa dengan dicoretnya pembangunan tiga ruas jalan di wilayah yang sudah dijadikan daerah otorita bidang pariwisata itu. Bupati dua periode itu menilai pemerintah pusat bersikap tidak arif karena apa yang dijanjikan untuk mendukung pariwisata Komodo hasilnya nihil.

“Manggarai Barat sudah ditetapkan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus bidang  pariwisata. Manggarai Barat adalah satu dari 10 Bali baru dan barusan ditetapkan menjadi daerah otorita pariwisata. Daerah ini butuh perhatian pusat. PAD kami sangat tidak mungkin untuk membangun daerah tujuan wisata internasional ini,” Kata Gusti Dula bernada kecewa.

“Kami minta pusat jangan kecewakan kami. Percuma kami punya Komodo ditambah potensi bawah laut yang telah dikenal sebagai lokasi penyelaman berkelas dunia tapi kalau infrastruktur jalan tidak memadai yah sia-sia semuanya,” Ujar Bupati Gusti menambahkan.

Gusti menjelaskan, sesuai rencana pemerintah pusat sebelumnya,  jalur utara akan dibangun pelabuhan Peti Kemas di Bari dan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Gas (PLTMG) sebesar 25 MW akhir tahun 2016 di Rangko. Di Rangko juga ada obyek wisata Gua air tawar. Jalur utara kata Gusti merupakan akses cepat distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) Premium, Solar,Minyak Tanah serta Aftur.

“Kalau jalur utara sudah dibuka hanya 1,5 jam dari Reo Manggarai. Selama ini kan butuh waktu enam jam  BBM diangkut ke Labuan Bajo Manggarai Barat. Nah akibat pembatalan proyeknya, pembangunan dermaga peti kemas dan pembangkit tenaga listrik batal semuanya. Masyarakat sepanjang jalur tersebut rugi, kegiatan pariwisata jadinya mengandalkan Taman Nasional Komodo saja,” Ucap Gusti.

“Wilayah selatan juga banyak lokasi pariwisata. Perkampungan batu besi di Golo Mori, baju meja dan batu balok Warloka ada pulau Kalong juga  serta spot menonton sunset paling bagus di Warloka,” Terang Bupati Gusti Dula. (js)