floressmart.com—Pemda Manggarai Nusa Tenggara Timur mulai melaksanakan Pemberian Obat Massal Pencegahan (POMP) penyakit Kaki Gajah (Filariasis) sekaligus membuka pencanangan Bulan Eliminasi Kaki Gajah (Belkaga), Senin 3 Oktober 2016.
Hari pertama POMP bertempat di halaman kantor bupati Manggarai dengan peserta seluruh pegawai Pemda. Dari pantauan, pimpinan dan staf masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) serempak menenggak empat pil obat pembunuh cacing Filariasis jenis DEC dan Albendazole sekaligus.
“Kita minumnya serempak. Pertama Sekda, para Asisten dan Staf Ahli serta pimpinan SKPD disusul staf. Saya ingatkan agar jangan ada yang tidak minum,” Ucap Sekertaris Daerah (Sekda) Manseltus Mitak memimpin POMP Belkaga itu.
Namun tak lama setelah bubar, hampir semua mengeluh kantuk. Bahkan saat melaksanakan aktifitas perkantoran pun para pegawai terlihat menguap tiada henti. Keluhan yang sama (mengantuk) juga ramai di media sosial. Tidak sedikit akun Facebook misalnya, memposting keluhan dilanda rasa ngantuk yang hebat dengan hastag #efekobat kakigajah#.
“Ini sepertinya efek obat cacing. Bawaan mengantuk terus bikin kerja tidak fokus. Apalagi efek obat Kaki Gajah berbetulan dengan turunya hujan lebat yah lama-mama kita tidur di kantor,” Ujar salah seorang Staf di Kantor Bupati.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai, Yulianus Weng menjelaskan bahwa salah satu efek setelah minum obat cacing Filiriasis adalah rasa mengantuk yang hebat.
“Tingkat rasa kantuknya tergantung banyak tidaknya cacing dalam perut. Saya saja mengantuk. Pegawai yang mengantuknya panjang bisa jadi orang tersebut banyak cacingnya,” Kata Kadis Weng sembari menjelaskan efek mengantuk dari obat Kaki Gajah bisa berlangsung selama 48 jam.
Dinkes Manggarai mencatat sedikitnya terdapat 20 kasus penyakit Kaki Gajah yang terdeteksi dengan rincian di Kecamatan Reo ada 13 kasus, Ruteng 2 kasus, sisanya di 5 kecamatan masing-masing 1 kasus Kaki Gajah.
Dikatakan Kadiskes Weng, sepanjang bulan Oktober akan dilakukan POMP Belkaga di semua Puskesmas dan seluruh sekolah hingga Perguruan Tinggi di Manggarai.
“Karena ini Program Nasional maka pemberian obat Kaki Gajah dilaksankan serempak sepanjang bulan Oktober 2016 hingga tahun 2020 dengan usia intervensi 2 tahun hingga 70 tahun,” Ungkap Weng.
Filariasis adalah penyakit menular yang mengenai saluran dan kelenjar limfe yang disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini bersifat menahun dan bila tidak diobati dapat menimbulkan kecacatan menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin. Seseorang dapat tertular filariasis apabila orang tersebut mendapatkan gigitan nyamuk infektif yang mengandung larva infektif atau larva stadium III. (js)