floressmart.com—Salah satu unit Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu di Kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur sedang dalam perbaikan setelah sejak Juli 2016 lalu mengalami gangguan.
Seiring terjadinya masalah tersebut, PLN terpaksa memberlakukan pemadaman bergilir untuk 38 ribu pelanggan yang tersebar di Kabupaten Manggarai, Manggarai Timur dan dua Kecamatan bagian utara Manggara Barat. PLN menerapkan pola 1 : 3, satu malam padam (Pukul 17.00-22.00 WITA) dan tiga malam nyala. Hal tersebut menambah panjang carut marut pelayanan PLN terhadap pelangganya.
“Gangguan yang terjadi pada pembangkit listrik Geothermal (panas bumi) sangat Complicated, penjelasan terkait itu pun sangat tehnis. Kami (PLN) memohon maaf untuk seluruh pelanggan PLN atas ketidaknyamanan ini ,” Ujar General Manager (GM) PLN NTT, Richard Sarkauf dihubungi, Selasa 4 Oktober 2016.
“Mestinya satu mesin (unit 3) sudah beroperasi sejak dua hari lalu tapi saya dapat kabar terbaru masih tersisa sedikit perbaikan, semoga pekan ini unit 3 dapat beroperasi, setidaknya ada perubahan waktu pemadaman begilir. Saya minta masyarakat untuk bersabar,” Tambahnya.
Menurut Richard, masalah listrik di Manggarai tuntas bila dua hal ini beres yakni persoalan express feeder,kabel jaringan yang selalu terkena ranting atau tertimpa pohon di jalur hutan Negara yang membuat listrik padam seketika dan hal itu kata dia terjadi berulang-ulang yang selanjutnya secara akumulasi merusak mesin pembangkit di PLTP Ulumbu.
“Masalahnya, Menteri Kehutanan tidak mengijinkan kami untuk memotong ranting pohon yang kerap mengganggu kabel jaringan. Ini masalah serius,” Ujarnya.
Sementara solusi jangka panjang yakni menuntaskan proyek pembangunan tower Sambungan Udara Tegangan Tinggi (SUTT) sebesar 70 Kilo Volt dari PLTP Ulumbu. Namun kata dia, tersisa dua tower di Poco Likang Kecamatan Ruteng yang mandek lantaran dipersoalkan pemilik tanah.
“Kita (PLN) tentunya tidak ingin listrik di Manggarai terus-terusan bermasalah. Sekiranya persoalan express feeder tuntas dan proyek SUTET selesai saya yakin masalahnya tidak seburuk sekarang ini,” Imbuhnya.
Terpisah, Manager Ranting PLN Ruteng, Ruben Mira menjelaskan, kerusakan unit pembangkit di PLTP Ulumbu menyebabkan defisit energi separuh dari total 10 MW daya yang tersedia di PLTP Ulumbu.
Untung saja PLN Ranting Ruteng saat ini masih mengandalkan pasokan listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Wae Palo Ruteng. Itupun PLTD Wae Palo tidak maksimal lantaran hanya menggunakan mesin-mesin tua.
“PLTD Wae Palo untuk menopang saja. Walaupun kecil tapi sangat membantu,” Ungkap Ruben.
Dikatakan Ruben Mira, saat ini kebutuhan listrik bagi 38 ribu pelanggan membutuhkan sedikitnya 8 Mega Watt pada beban puncak (malam hari) namun daya yang tersedia baik dari PLTP Ulumbu dan PLTD Wae Palo berkisar 6 Mega Watt.
“Makanya pemadaman pada malam hari saat penggunaan listrik mencapai 8 Mega. Siang hari tidak perlu pemadaman bergilir karena siang hari hanya butuh 4 Mega Watt saja,” Ujarnya. (js)