floressmart.com—Forum Pemuda Manggarai Nusa Tenggara Timur menggelar festival seni dan budaya di Ruteng tanggal 21-29 Oktober 2016. Panitia juga memberi ruang bagi pegiat makanan lokal selama festival berlangsung. Kegiatan tersebut digelaksanakan untuk memeriahkan HUT Sumpah Pemuda tahun 2016.
Bertempat di Lapangan Motang Rua Ruteng, kawula muda Manggarai, Manggarai Timur dan Manggarai Barat berkumpul untuk melaksanakan sejumlah kegiatan yakni, pameran foto, graffiti/mural, pameran lukisan, workshop seni, pementasan musik, diskusi budaya, lelang karya, pesta lukisan anak, pementasan puisi dan tarian tradisional serta pementasan theater modern dan tradisional ditambah permainan edukasi hasil bimbingan Lembaga Pendidikan Primagama Ruteng.
Festival tersebut melibatkan sanggar sekolah, sanggar masyarakat, komunitas seni, komunitas lembaga adat, organisasi masyarakat, paguyuban daerah, LSM atau lembaga sosial.
“Banyak elemen yang akan ambil bagian. Terbaru ada lagi pegiat kerajinan anyaman bambu. Pameran foto yang terbanyak pesertanya mencapai 40 komunitas dari lokal, nasional ada juga yang mengirim karya fotografi dari luar negeri,” Kata Otwin Wisang, Kordinator festival, Kamis 20 Oktober 2016.
Dijelaskan Otwin, kegiatan tersebut digagas setelah Forum Pemuda menerima banyak input dari berbagai elemen agar HUT Sumpah Pemuda menjadi jembatan yang menghubungkan setiap kreativitas seni dengan para pegiatnya.
“Orang muda harus melebur idealisme dan egonya. Saya kira ini momentumnya untuk menjalin persaudaraan. Diharapkan kegiatan ini bisa berlanjut pada event berskala besar pada tahun-tahun yang akan datang,” Kata Staf Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai itu.
Menembus batas
Sementara itu, Nick Theobald Deky yang menaruh tema “Positif Menembus Batas” dalam kegiatan itu menjelaskan, aktivitas seni dalam nuansa budaya dapat mengurangi hibernasi dalam berkesenian. Karena itu kata dia, positif menembus batas hadir dengan cara yang etis dan strategis untuk membongkar keterkungkungan kreativitas.
“Salah satu contoh yang membuat orang muda acap dinilai vandalisme ketika mereka mencoret pada dinding-dinding tembok kota dan jembatan. Fenomena negatif tersebut dapat dimalerai dengan pelbagai kegiatan seni yang lebih positif,” Ujar Master Teologi jebolan Israel itu.
Deky berharap, orang muda Manggarai, Manggarai Timur dan Manggarai Barat akan bersama-sama bermigrasi menuju ruang seni yang bebas beraksi sesuai kapasitas seni yang digeluti.
“Karena itu, persepsi positif mengendus batas budaya perlu diprioritaskan demi tercapainya suatu budaya yang berkarakter, inovatif dan kritis” Imbuhnya. (js)