floressmart.com—Pemerintah Kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur menggandeng investor Korea Selatan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya sebesar 10 Megawatt di Kecamatan Reo dengan nilai investasi mencapai Rp 200 miliar rupiah. PLTS Reo nantinya menyamai potensi eksploitasi listrik PLTP Ulumbu saat ini sebesar 4×2,5 Megawatt.
Penjajakan kerjasama operasional pembangunan dan pengoperasian PLTS itu tertuang dalam Nota Kesepahaman (MoU) Nomor HK.034.1/320/2016 dan 161026/MoU/BM-NMT/X/2016 diteken oleh Bupati Manggarai Deno Kamelus dan Direktur PT Nusa Mitra Teknik (Samtek) Lee Youn Sang,bertempat di Aula Nuca Lale Kantor Bupati Manggarai, Rabu 2 November 2016.
Dalam kerjasama itu Pemda Manggarai menunjuk Perusahaan Daerah PT. Manggarai Multi Investasi yang akan melakukan joint venture dengan PT. Nusa Mitra Teknik selanjutnya kontrak Power Purchase Agreement atau perjanjian jual beli listrik antara PT.MMI dengan PLN.
“Dalam pengopersian nanti PT. MMI bekerjasama dengan PLN. Keuntungan yang diperoleh PT. MMI merupakan PAD,” Cetus Bupati Deno Kamelus.
Untuk kebutuhan pembangunan panel PLTS Reo, Kata Deni, Pemda Manggarai menyediakan lahan bekas tambak garam seluas hampir 15 hektar.
“Setelah MoU ini ditandatangani kita segera proses ijin nya termasuk Amdal,UPL dan UKL. Saya minta instansi terkait untuk segera tuntaskan itu semua jangan dibikin berbelit-belit,” Kata Deno.
“Pemda hanya sediakan tanah, kita tidak keluar uang sepeserpun dalam proyek tersebut,” Ungkap Deno menambahkan.
Konsultan Pembangunan PT.Samtek, Maju Napitupulu menambahkan wilayah pesisir Reo sangat cocok untuk pembangunan PLTS. Dengan daya serap energi Matahari cukup cepat yakni 3,5 jam per hari padahal PLTS di Indonesia umumnya membutuhkan waktu 5,5 jam untuk menampung panas Matahari mernjadi listrik.
“Tiap hari memproduksi daya 9 hingga 10 Megawatt. PLTS Reo nantinya mampu mensuplai 7,56 Mega untuk untuk wilayah Reo dan Reo Barat serta bagian utara Manggarai. Sisanya membackup daya untuk kota Ruteng,” Ungkap Napitupulu.
Proyek PLTS itu kata Maju Napitupulu ditargetkan rampung pada akhir tahun 2017. Sementara pengoperasianya dilaksanaka mulai 17 Agustus 2018.
“Setelah berdiskusi dengan tim teknis dari Korea Selatan, PLTS Reo bisa running sekitar Oktober atau November 2017. Makanya pembahasan PPA (Power Purchase Agreement) dengan pihak PLN harus sudah rampung Desember 2016,” Imbuhnya. (js)