floressmart.com—Bupati Manggarai Timur NTT Yoseph Tote menyilahkan masyarakat melaporkan dugaan korupsi di lingkungan pemerintahan kepada aparat penegak hukum. Hal itu menurutnya penting untuk mewujudkan pemerintahan Matim yang bersih.
“Sah-sah saja jika ada pengaduan asal lengkap dengan data dan fakta,” Kata bupati Matim dua periode ini di kantornya di Lehong, Senin 9 Januari 2017.
Kepemimpinan Bupati Yoseph Tote bersama Wabup Andreas Agas memang tak hentinya disasar sangkaan kasus rasuah terlebih yang bertautan dengan proyek pemerintahan.
“Saya cermati makin bermunculan tuduhan korupsi ke Lehong ini. Ini cukup mengganggu,” Tambahnya.
Kekecewaan Yosep Tote nampaknya berada pada titik buncah. Sebabnya, daya upaya untuk memberangus praktik korupsi di tubuh birokrasi Matim menguap begitu saja.
“Ini soal mental individu. Padahal arahan bupati jelas agar bekerja sesuai aturan. Namun faktanya masih ada yang nakal dan membangkang,”Cetusnya.
Dimintai tanggapanya terkait kasus Alkes yang menyeret Philipus Mantur Kadiskes Matim non aktif dan yang teranyar dugaan korupsi pembangunan kantor inspektorat yang saat ini mulai bergulir di Kejaksaan Negeri Ruteng, ia enggan berkomentar banyak.
“Yah kita serahkan sepenuhnya kepada penegak hukum,” Imbuh bupati Tote.
Lainya yang lagi santer yakni dugaan mark up proyek pembangunan gedung rawat jalan RSUD Borong senilai 7,6 miliar rupiah yang melibatkan PT. Floresco Aneka Indah.
“Nah muncul lagi berita RSUD. Apa masalahnya saya tidak tahu, silahkan adik tanyakan ke Dinkes,” Jawabnya.
Terlepas dari semua itu, Yoseph Tote tak lantas merasa hilang muka. Kerja keras untuk membangun Manggarai Timur terus bergerak menuju dua tahun sisa waktu kepemimpinanya. (js)