Ada Peti Mati dan Salib Di Demo Privatisasi Pantai Pede

floressmart.com—Sejumlah elemen mahasiswa bersama Pastor dan organ gereja Katolik serta masyarakat peduli pariwisata menggelar unjuk rasa di Labuan Bajo Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur menolak privatisasi Pantai Pede, Rabu 29 Maret 2017.

Ratusan demonstran yang tergabung dalam Gerakan Peduli Pede (GPP) membongkar pagar milik PT.Sarana Investama Manggabar (SIM), lahan konsesi seluas empat hektar yang disebut-sebut milik ketua DPR RI Setya Novanto.

Di atas lahan yang akan dibangun hotel berbintang ini,massa mengusung dua peti mati dan dua bilah salib bertuliskan nama Gubernur NTT Frans Lebu Raya dan Bupati Manggarai Barat Agustinus Ch Dula.

Sempat terjadi bentrok antara pendemo dengan polisi yang menjaga jalanya aksi. Dua orang peserta aksi terlihat diringkus dari tengah-tengah kerumunan massa.

Baca juga  Conference AMSA Lahirkan Rekomendasi Penting Bagi Daerah

Koordinator Aksi, Itho Umar mengatakan, dua keranda mayat itu mau mengambarkan matinya nurani Pemimpin di NTT.

“Dua keranda mayat ini mau  simbol matinya nurani para pemimpin di NTT yang menyerahkan  Pantai Pede kepada pihak swasta,” kata Itho Umar

17626516_10210975359171599_4000641456875716666_nbbbbb

Demo tolak privatisasi pantai Pede

Dalam tuntuntanya, GPP mendesak Gubernur NTT, Frans Lebu Raya untuk segera menyerahkan Pantai Pede kepada Pemda Mabar sesuai amanat UU Nomor 8 tahun 2003 tentang pembentukan kabupaten Manggarai Barat. Gubernur Lebu Raya juga didesak menaati surat edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 170/3460/SJ perihal privatisasi Pantai Pede tertangal 13 September 2016.

Massa menyatakan menolak kehadiran PT.SIM di Pantai Pede karena lokasi ini merupakan satu-satunya ruang terbuka publik yang tersisa, sebuah tempat rekreasi yang masih bisa dinikmati secara gratis oleh masyarakat.

Baca juga  Melihat Kerja Bakti Warga 23 Desa dan Forkopimca Satar Mese Perbaiki Jalan Ruteng-Iteng

Lainya, mereka mendesak pemerintah Manggarai Barat untuk segera mencabut semua jenis perizinan dan rekomendasi yang telah dikantongi PT.SIM terkait privatisasi Pantai Pede dan menyerukan kepada semua elemen masyarakat untuk melawan semua bentuk persengkongkolan antara pemerintah dan pengusaha.

Untuk diketahui, kontroversi privatisasi pantai Pede sudah ditolak masyarakat sejak tahun 2014 lalu. Namun pemerintah propinsi yang mengklaim pantai ini adalah aset Pemprov NTT justru mengeluarkan ijin konsesi kepada PT.SIM untuk 25 tahun.

Sudah berulang kali demonstrasi digelar namun gubernur Lebu Raya tak bergeming. Sejalan dengan itu, Bupati Manggarai Barat Agustinus Ch Dula juga telah meloloskan Amdal untuk proyek sarana pariwisata milik Ketum Golkar Setya Novanto ini.

JIka tuntutan mereka tidak dipenuhi, massa berjanji akan melakukan aksi serupa dengan massa yang lebih banyak.

Baca juga  Bupati Deno: Mutasi Pejabat Eseleon II Dilaksanakan Bulan Ini
Jalanya Aksi

Pagi jam 10.00 WITA, massa aksi melakukan longmarch dari Nggorang menuju Kantor Bupati Mabar. Di kantor Bupati, massa aksi diterima oleh Wakil Bupati (Wabub) Mabar, Maria Geong. Di halaman kantro bupati dibacakan surat Uskup Ruteng yang ditujukan kepada Bupati Mabar.

Masa kemudian bergeser ke kantor DPRD Mabar. Mereka diterima Ketua DPRD Mabar, Belasius Jeramun dan Wakil DPRD Mabar, Fidelis Syukur sebelum akhirnya bergerak ke pantai Pede.

Sejumlah anggota DPRD Mabar juga ikut bersama pendemo menuju Pantai Pede. Mereka adalah Belasius Jeramun, Abdul Ganir, Fidelis Syukur, Bernadus Jerahun, Agus Galut, Edi Endi, Saweri Gading, Hendrikus Hampur, dan Pius Daru. Unjuk rasa akhirnya bubar sekitar pukul 14.00 WITA. (js)

Tag: