floressmart.com—Bunyi debur air di ngarai Wae Tesem menandakan air terjun itu sudah dekat. Desir angin lembut menyeka kulit membuat rombongan wartawan yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Online (AJO) begitu cepat tiba di Cunca Tara ,satu dari tiga air terjun yang tersembunyi di lembah sungai Wae Tesem, Lingko Langkok, Desa Ketang Kecamatan Lelak Kabupaten Manggarai Flores NTT.
Kedatangan juru warta ke tempat itu (Rabu 12/4) sepertinya mencuri perhatian warga setempat. Sejumlah anak-anak dan orang dewasa menyusul ke situ. Sempat berbincang sebentar dengan wartawan, setelahnya mereka langsung mandi.
Warga sekitar tampaknya sudah sangat akrab dengan lingkungan air terjun Cunca Tara makanya mereka berani bersalto dari ketinggian 8 meter. Kasmir So, warga yang memandu kami mengatakan kedalaman kolam Cunca Tara mencapai enam meter, dasarnya rata, beralas pasir serta kerikil.
Setelah puas mengambil gambar Cunca Tara, perjalanan dilanjutkan ke air terjun kedua berjarak sekitar 20 meter dari Cunca Tara.
Memang tak jauh tetapi medanya begitu sulit, menanjak dan licin,kami berjalan beriringan di punggung jurang. Untung ada akar pohon keras yang berjuntai jadi pegangan.
Sensai air terjun kedua tidak beda jauh dengan Cunca Tara. Hanya saja pancuran airnya lebih tinggi. Relief batu pada dinding ngarai sama dengan Cunca Tara. Air terjun kedua ini dibiarkan tak bernama.
Tubuh-tubuh mungil kembali berkelebat terjun berdebam di atas kolam yang lebar serta dalam. Mereka melompat bersama dari atas ketinggian 15 meter.
Sungai Wae Tesem berada di kaki pegunungan hujan Poco Kuwus pada ketinggian 1300 dpl. Sungai yang membelah kabupaten Manggarai dan Manggarai Barat ini tak begitu jeram, banyak pasir tetapi tidak banyak batu.
Beranjak dari air terjun kedua, perjalanan lebih mudah. Punggung batu tumbuh memanjang mempercepatlangkah kaki menuju Cunca Lewe, air terjun ketiga yang menjulang tinggi.
Menatap air putih itu seperti menyaksikan asap putih meluncur sepanjang waktu. Berswafoto mungkin cara terbaik membunuh waktu selama berada di air terjun yang tingginya tak kurang dari 30 meter ini.
Lokasi sekitar Cunca Lewe memiliki ruang yang lapang dan rata. Sama seperti dua air terjun lainya, kolam Cunca Lewe juga berukuran luas dan dalam.
Memiliki tiga air tejun dari satu aliran sungai yang sama apalagi letaknya saling berdekatan memang amat jarang ditemui. Mungkin ini yang namanya serpihan surga yang tersembunyi.
Menariknya lagi, karakateristik dan morfologi ketiga air terjun ini nyaris sama termasuk morfologi jatuhan air dan morfologi kolam.
Minim akses dan butuh publikasi
Sayangnya keberadaan tiga air terjun ini hanya dikenal warga sekitar. Pemerintah kabupaten pun belum pernah datang ke tempat ini. Kunjungan wartawan juga baru pertama sampai-sampai warga yang ikut bersama kami spontan menamai air terjun kedua sebagai Cunca Ajo mengikuti nama aliansi para wartawan yang datang meliput.
Akses masuk ke lokasi air terjun masih berupa jalur tikus,menuruni persawahan Gonggong lalu menanjak dan selalu terhalang pepohonan. Kira-kira tak lebih dari 2,5 kilo meter jaraknya dari jalan aspal Kampung Gonggong.
Sementara dari Ruteng ibu kota Kabupaten Manggarai ditempuh selama 1 jam 20 menit menggunakan sepeda motor atau mobil.
Ada dua jalur jalan yang boleh diambil ketika perjalanan sudah sampai di Ketang yakni lingkar selatan mengikuti Desa Urang dan jalur utara melintasi Rejeng -Ra’ong dan Gonggong. (js)