UNTUK YANG ABADI
Hingga saat kau memakunya,
Ada tanya tentang hidup
Tentang caramu yang kadang cinta dengan pamrih
Tentang senyummu yang kadang tak manis
Tentang sapamu yang mungkin tak tulus
Hingga saat kau memakunya,
Ada rindu untuk kembali
Pada waktu dia bersama
Membelai rambutmu saat tidurmu
Mendoakamu saat kau hendak sekolah
Memelukmu saat kau datang membawa susu cokelat untuknya
Hingga saat kau memakunya,
Kau akan tahu
Betapa ia mencintaimu
Betapa ia menahan sakitnya yang pedih
Betapa kau akan paham apa artinya ditinggalkan
Hingga saat kau memaku,
Pada peti matinya
Bahagiakan ia dengan doa tulusmu
Untuk keabadiannya yang paling abadi.
Kusu, Mei 2017
AYAH
Ayah, yang cinta dengan diam
Yang dekap paling hangat
Telah jatuh, pada tangis paling sadis
Yang penuh dengan tanya tanpa tanda
Yang sendu paling teduh
Ayah, yang sentuh dengan kerut
Yang kecup pada lutut yang bertelut
Telah bangkit, dengan cara paling lapang
Yang membungkuk pada alam
Yang memintal cinta dengan doa tanpa kata.
Kusu, Mei 2017
Rini Temala. Lahir di Maumere, 2 April 1993. Bergiat di Komunitas Sastra Hujan Ruteng.