Karya : Marselis Mbipi Jepa Jome
Hidup seperti air yang mengalir, itulah prinsip hidup wanita malang ini. Kekasih yang terlupakan, mengharapkan cinta yang begitu besar dari kekasih. Dia adalah wanita hebat, tangguh dan pekerja keras. Menghabisi kesendiriannya dengan berkicau merdu memanggil cinta yang ia harapkan. Angela, kekasih yang terlupakan, begitulah ia menamai dirinya. Dia memanggil kekasihnya dengan teriakan keras. Dia bertanya, kapan? Kapan? Dan kapan lagi? Dia mengharapkan cinta yang lebih. Lebih besar dari doa-doanya, lebih tinggi dari lompatannya. Sekali lagi dia berpaling ke hadapan cermin, menanyakan kembali siapa dirinya yang sesungguhnya.
Angela, kekasih yang terlupakan. Dia melangkahkan kakinya menuju gerbang cinta penuh pesona yang tak tahu siapa penghuninya. Kembali menahan lukanya dengan sehelai selendang sutra nan bersih. Dia hidup seakan dalam kesendirian. Dia meratapi hidupnya dengan melemparkan segelas di cerminnya. Dia berteriak seakan tak ada lagi yang mendengarkannya. Dia lelah menjalani hidupnya yang tak mampu lagi menemukan cinta sejatinya.
Dia kembali berjalan dengan sebercak luka di pipinya, yang ia goreskan dengan sepuing pecahan cermin. Ia mengharapkan kekasihnya datang membasuh luka di pipinya. Namun saying, kekasihnya tak kunjung datang. Dia merasa dunia semakin jauh dari dirinya, seakan tak berpihak padanya. Sekali lagi ia bertanya, di mana cintaku itu? Diam dalam kesunyian, dia mulai terbangun dari kesendiriannya. Dia bercucuran air mata, dengan sehelai selendangnya dan darah yang mengalir di pipinya, dia menuliskan seuntaian kata yang sangat dia harapkan kekasihnya dapat membacanya.
Untukmu kekasihku, ini aku Angela
Wanita yang selalu memuja dirimu
Kapankah engkau kembali padaku?
Aku terkapar di kasur kamarku
Aku menanti dirimu
Aku seakan tak dapat bernyawa tanpamu
Kekasihku, kembalilah padaku
Ini aku, Angela
Wanita yang engkau lupakan
Kekasihku, kembalilah
Seuntaian kata yang begitu merdu untuk didendangkan. Angela, kekasih yang terlupakan. Mengharapkan kedatangan kekasihnya yang begitu rapuh. Angela tetap dan akan selalu mencintai kekasihnya. Walaupun itu tak mungkin terjadi. Karena dia adalah Angela, kekasih yang terlupakan.
- Penulis adalah Mahasiswa / Ketua BEM STIPAS St. Sirulus Ruteng.