Pilgub NTT Jangan Dirasuki Politik Identitas

Bakal calon wakil gubernur Nusa Tenggara Timur, Christian Rotok menolak kehadiran politik identitas dan etnisitas pada Pilgub NTT 2018.

Christian mengatakan itu menyikapi informasi yang menyebut salah seorang bakal calon gubernur NTT gencar memainkan isu agama untuk kepentingan politik.

“Kemana-mana saya dikabari bahwa ada calon gubernur sesumbar sebagai jagoan gereja katolik. Dia itu mengkalim diri didukung oleh petinggi gereja termasuk Keuskupan Ruteng,” ujar Christian, Rabu 17 Mei 2017.

Christian yang mendampingi Esthon Foenay pada Pilgub NTT mengecam pihak-pihak yang menggerakan politik identitas dalam Pilkada.

“Saya kira orang seperti itu merasa diri tidak populis atau meragukan integritas dirinya makanya pakai isu agama untuk mendongkrak popularitasnya,” ungkap Rotok.

Christian pun mengajak publik NTT melawan kerja-kerja politik yang memakai agama sebagai sandaran politik karena hal itu menurut Rotok bisa membakar sentimen politik dan emosi masyarakat seperti yang terjadi dalam Pilgub DKI Jakarta.

Baca juga  Demokrasi Plastik Homo Manggaraiensis

“Tidak disadari, menggalang dukungan politik dengan mengumbar sentimen agama bisa merusak tatanan demokrasi di NTT, bahkan lebih dari itu muncul sekat-sekat sosial yang berujung pada konflik. Saya sendiri tidak suka dengan cara seperti itu,” tuturnya.

“Serahkan saja kepada rakyat jangan paksa kehendak. Pilgub NTT jangan dirasuki politik identitas,” Ujarnya menambahkan.(js)

Baca juga  Tentang Segelas Kopi, Obrolan Politik, Dan Topeng Sosial
Beri rating artikel ini!
Tag: