Lingkungan pasar Inpres Ruteng mesti dibenahi dari mulai masalah kebersihan, kemacetan kendaraan serta menjamurnya pedagang liar.
Demikian hal-hal tersebut diangkat dalam rapat antara pengurus pasar Inpres yang baru dengan sejumlah pedagang yang dipercayakan menjadi kordinator kelompok kios dan los pasar, Jumat 9 Juni 2017.
Sekertaris Badan Keuangan Kabupaten Manggarai Dedy Bosco yang memimpin rapat di ruang pertemuan BK meminta masukan-masukan untuk dicari solusinya.
“Selain tiga hal itu, silahkan disampaikan apa saja yang menjadi masalah di pasar, bapak-bapak yang lebih tau,” ujar Dedi didampingi Kabid Pendapatan Petrus Mat dan Kabid Aset, Charles Rihi.
Secara umum para kordinator kios dan los berpendapat bahwa kesemrawutan yang terjadi di lingkungan pasar Inpres Ruteng tidak sebatas masalah kebersihan, kemacetan kendaraan atau banyaknya pedagang liar namun juga diperparah oleh tata letak bangunan-bangunan yang dinilai keliru.
“Coba perhatikan bangunan yang dibangunan di bekas kantor terminal, modelnya begitu jadinya tidak ada yang tempati kios-kios di lantai II. Sekarang pasar ini sangat sesak, sudah begitu tidak ada lahan parkir,” ungkap Siprianu Ali, kordinator kios depan terminal dan los bumbu.
Sementara terkait masalah kemacetan kendaraan disampaikan bahwa itu terjadi karena pembeli lebih suka memarkirkan kendaraanya di dalam lingkungan pasar ketimbang memarkir kendaraan di tempat parkir di lantai dasar bangunan baru.
“Bahwa jumlah kendaraan bertambah pesat ia, begitu juga kendaraan yang masuk ke pasar kian ramai. Saya kira ini juga yang jadi masalah serius. Sudah tak ada lagi lahan parkir,” tambah Sipri.
Siap melaksanakan tugas
Ketua pasar Inpres yang baru, Yohanes PKT Husen tidak mau muluk-muluk mengurai masalah yang terjadi di pasar. Masalah kebersihan dan kemacetan kendaraan jadi tugas pertama bagi jajaranya.
“Kebersihan dan kesemrawutan jadi fokus. Kita tangani itu dulu dua hal sambil melakukan telaahan untuk soal lainya,” kata Husen
Khusus untuk masalah kebersihan, sejumlah agenda kerja bakti sudah dijadwalkan termasuk membersihkan kios-kios di lantai II bangunan eks kantor terminal lama.
“Itu yang paling mengerikan. Kios-kios yang tidak terpakai dijadikan tempat buang hajat,” sambungnya pria yang biasa dipanggil No Kopong ini.
Untuk diketahui, Bupati Deno Kamelus telah menerbitkan SK kepengurusan pasar Inpres Ruteng yang baru bersama 11 kordinator yang terdiri dari pedagang pasar. Keputusan bupati Manggarai bernomor HK/221/2017 itu diteken per 9 Maret 2017. (js)