Tokoh Shorinji Kempo Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Barnabas Ndjoerumana meninggal dunia. Pria kelahiran Sumba Timur 66 tahun silam ini menghembuskan nafas terakhir di dalam pesawat Cathay Pasific dengan nomor penerbangan CX 873 saat terbang dari San Fransisco menuju Hongkong pada pukul 04.00 waktu San Fransisco,Jumat 4 Agustus 2017.
Simpai Nabas, demikian sapaan Barnabas, mendampingi atlet Kempo asal Nusa Tenggara Timur pulang ke tanah air setelah melakoni kejuaraan Shorinji Kempo World Taikai 2017 di Stadion San Mateo, California, Amerika Serikat, 27 Juli-3 Agustus 2017.
Seorang pelatih kempo NTT, simpai Gusti Ganggut yang ikut dalam penerbangan itu menuturkan, selama tiga jam penerbangan dari San Fransisco, Barnabas terlihat beberapa kali keluar masuk toilet dan saat ke toilet yg terakhir ia langsung jatuh dan tidak sadarkan diri.
Dikatakan Gusti ganggut, pilot awalnya ingin mendaratkan pesawat ke bandara terdekat yaitu Maryland. Namun pengurus Kempo NTT dan para atlit meminta awak pesawat agar penerbangan tetap dilanjutkan ke Hongkong meski sisa penerbangan masih 12 jam lagi.
“Seluruh awak pesawat termasuk pilot dan penumpang yang kebetulan berprofesi sebagai dokter turut membantu pak Nabas namun Tuhan berkehendak lain. Bliau dinyatakan meninggal 04.00 dini hari di atas pesawat,” ujar Gusti Ganggut dari rumah sakit bandara Hongkong melalui percakapan WhatsApp, sebagaimana dilansir ViVa.co.id, Sabtu 5 Agustus 2017.
Menurut Gusti, jenazah saat ini telah ditangani KJRI Hongkong. Namun kata dia, belum dapat dipastikan kapan jenazah diterbangkan ke Jakarta karena masih menunggu keputusan pengadilan setempat usai memeriksa jenasah yang meninggal di dalam pesawat.
“Masih tunggu keputusan pengadilan di sini (Hongkong) semoga hari ini keputusanya keluar dan jenazah dapat diterbangkan ke Jakarta,” ungkap Gusti Ganggut.
Menderita sakit jantung
Ditambahkan Gusti Ganggut, almarhum Barnabas memang sudah lama menderita sakit jantung dan paru-paru. Sejak awal rencana keberangkatan ke California petinggi Kempo NTTsempat menyarankan agar simpai Barnabas tidak ikut dalam kejuaraan internasional itu.
“Kami telah meminta Pak Nabas untuk tidak ikut melihat kondisi sakit beliau namun karena kencitaanya dan kemauan kerasnya untuk menyaksikan anak-anak didiknya bertanding di world championship shorinji kempo di San Mateo California USA sehingga beliau tetap diikutkan dalam rombongan,” ungkap Ganggut.
“Selama di USA dari tanggal 27 Juli 2017 sampai dengan tanggal 3 Agustus 2017 pak Nabas selalu bersama anak anak didiknya baik saat latihan maupun saat studi sesion selama 3 hari terlebih saat pertandingan,” ujar Gusti Ganggut menambahkan.
Barnabas Ndjoerumana pergi untuk selamanya setelah menyaksikan langsung anak- anak didiknya meraih puncak prestasi sebagai juara dunia kempo di San Mateo dengan meraih 3 medali emas, 1 perak dan 2 medali perunggu. Dalam kejuaraan internasional ini, atlet kempon NTT keluar sebagai juara umum kedua setelah Jepang dari 24 negara yang bertanding. (js)