Polisi Gelar Upacara Bendera di Wae Rebo

Lagu Indonesia Raya berkumandang di langit kampung adat Wae Rebo, Jumat 11 Agustus 2017. Puluhan polisi dari Polres Manggarai Nusa Tenggara Timur menggelar upacara bendera di tempat terpencil itu. Upacara dilaksanakan tepat pukul 15.00 WITA.

Menariknya, seluruh peserta upacara mengenakan Towe Songke, sarung adat Manggarai. Pengibaran Bendera Merah Putih pun berlangsung khidmat dipimpin Kapolres Manggarai, AKBP Marselis Sarimin Karong selaku inspektur upacara.

Berada pada ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut, gelar upacara bendera ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-72.

Upacara bendera di tengah-tengah kampung adat yang diperkirakan berusia 1090 tahun ini diikuti lima pleton peserta upacara, terdiri dari satu pleton perwira Polres Manggarai, satu pleton Dalmas, satu pleton Babinkamtibmas, satu pleton staf Polres serta tokoh adat Wae Rebo.

AKBP Marselis Sarimin Karong dalam pidatonya mengatakan, Upacara Bendera memperingati HUT RI ke 72 ini dilakukan sebagai bentuk keberpihakan Polres Manggarai dalam menjaga dan melestarikan kampung adat Wae Rebo yang kini menjadi warisan budaya dunia.

“Polres Manggarai berkomitmen ikut melestarikan kampung Wae Rebo, warisan leluhur dan sebagai destinasi pariwisata internasional,” ujar AKBP Marselis dalam sambutanya.

Kapolres Marselis berharap, kampung Wae Rebo harus tetap dijaga keasliannya sebagai ikon pariwisata Indonesia.

“Ini ikon pariwisata Indonesia saat ini dan Wae Rebo adalah jendela dunia. Polri akan berada pada garis terdepan menjaga daerah ini agar wisatawan yang datang dijamin keamananya,” tambah AKBP Marselis.

Menaklukan hutan Poco Roko

Kapolres Marsel Sarimin dan anak buahnya memulai perjalanan dari Wae Lomba, pada pukul 11.30 WITA. Wae Lomba merupakan kali kecil yang membatasi lahan komunal Desa Satar Lenda dengan hutan wisata alam menuju Wae Rebo.

Delapan kilo meter perjalanan mendaki menembus hutan Poco Roko bukanlah hal mudah. Tapi Kapolres Marselis terus menyemangati anak buanya.

“Itu ada suara burung, ada bunga warna-warni juga dipingir jalur treking, kita berjalan dibawah pepohonan menutup panas matahari. Ayo semangat,” ujar Marselis melecut semangat anggotanya.

Di atas view point, rombongan berseragam cokelat itu rehat sekitar 6 menit, sambil memulihkan stamina, mereka menikmati pemandangan  hutan belantara bak permadani hijau membentang menghiasi punggung-punggung bukit.

Dari tempat ini perjalanan tersisa dua kilo meter lagi. Makin dekat dengan Wae Rebo, perjalanan makin enteng karena cuma menuruni lereng.

Kapolres dan rombongan akhhirnya tiba di gerbang kampung Wae Rebo sekitar pukul 14.50 WITA setelah menghabiskan 3 jam lebih perjalanan. Ini terbilang cepat ketimbang perjalanan wisatawan pada umumnya yang bisa memakan waktu hingga empat jam.

Tiba di kampung Wae Rebo, rombongan diterima secara adat. Kedatangan Kapolres Manggarai dan jajarannya disambut Tuak Curu (tuak selamat datang) dan seekor ayam jantan merah.

“Ini pengalaman menarik dan terindah sepanjang hidup saya. Berada di Wae Rebo serasa berada di negeri di atas awan,” ucap Kapolres Marselis.

Usai menggelar upacara bendera, puluhan anggota Polri itu menghabiskan sisa waktu dengan berswafoto dan menyambangi delapan rumah kerucut yang mengelilingi kampung berusia lebih dari 1000 tahun ini. (js)

Beri rating artikel ini!