Floressmart—Duet Frans Sarong-Kasmir Don merupakan pasangan terakhir yang mendaftar di KPU Matim sebagai calon bupati dan wakil bupati yang berlaga pada Pilkada serentak Juni 2018 mendatang.
Seperti diketahui, pasangan ini didukung Golkar dan Gerindra. Saat mendaftar sekitar pukul 17.00 WITA, paket SARDON mengenakan topi khas Rajong. Keduanya didampingi ketua tim pemenangan sekaligus Ketua DPD Golkar Matim, John Nahas, bersama Ketua Gerindra, Fil Jiman. Turut mendamping Sarong-Don, puluhan tetua adat dan unsur keluarga.
Disela-sela acara pendaftaran, Rabu 10 Januari 2018, Frans Sarong mengaku telah menjelajahi seluruh kecamatan di wilayah itu bahkan hingga ke pelosok desa.
Sambil sosialisasi diri selama dua tahun terakhir, pensiunan wartawan Kompas ini merekam begitu banyak penderitaan masyarakat akibat buruknya infrastruktur di daerah itu.Yang paling parah kata dia, terjadi di wilayah Elar, Elar Selatan serta Sambi Rampas.
“Kita tahu ada sekitar 80 kilo meter jalan rusak itu milik provinsi. Sementara untuk membenahi jalan itu per tahunnya hanya satu kilo meter. Artinya butuh waktu 80 an tahun memperbaiki jalan seperti itu,”kata Frans Sarong kepada wartawan di media center kantor KPU Manggarai Timur.
Namun menurutnya, pemerintah daerah tidak harus menunggu selama itu. Frans Sarong tampapknya punya solusi mengurai keterisolasian yang membelenggu masyarakat di tiga kecamatan itu.
“Mesti diupayakan jalan alternatif. Saya kasi contoh, jalan Simpang Rajong hingga Wae Lengga. Dengan demikian persoalan keterisolasian di daerah itu bisa teratasi,” tambahnya.
Selain menyoroti jalan rusak, Frans Sarong juga menyinggung masalah eletrifikasi. Masyarakat Manggarai Timur kata dia, masih amat banyak yang belum menikmati penerangan listrik.
“Data kita baru 20an persen masyarakat yang sudah menikmati penerangan listrik. Berarti masih ada 80 persen yang mengandalkan lampu pelita. Bagaimana mungkin kita bisa mengandalkan sumber daya masyarakat kalau pada malam hari mereka gelap gulita. Saya kira ini juga harus mendapat perhatian serius,” imbuhnya.
Pria kelahiran Kota Komba ini juga mengangkat persoalan air bersih. Dari data yang ia miliki diketahui baru sekitar 30 persen masyarakat yang mengonsumsi air minum bersih.
“Adik-adik perlu tau kalau masyarakat itu belum menikmati air bersih, maka itu menjadi sumber penyakit. Kalau menjadi sumber penyakit maka hal itu harus dilihat sebagai sumber kemiskinan karena ada sekian banyak penghasilan dipakai untuk membiayai kesehatan,” urai Frans.
Berbekal pengalaman meliput masalah kemiskinan di berbagai tempat selama puluhan tahun, Frans Sarong tentu mengantongi sekian banyak solusi. Ia yakin bisa membebaskan masyarakat dari keterisolasian dan kemiskinan.
“Untuk itu saya minta dukungan masyarakat Manggarai Timur untuk memilih paket Sardon (Frans Sarong-Kasmir Don) dalam Pilkada Manggarai Timur yang akan dihelat pada 27 Juni 2018 mendatang,” tutupnya.(js)