Prapaskah dan Prapemilihan Menyonsong “Kebebasan dan Keselamatan”

Feliks Hatam

Oleh: Feliks Hatam

Floressmart—Umat katolik seluruh dunia telah memasuki masa prapaskah. Masa ini dibuka dengan penerimaan abu. Prapaskah adalah kesempatan istimewa bagi jemaat katolik untuk menyonsong keselamatan universal. Kesematan yang membebaskan oleh bebasnya manusia dari dosa, bebasnya manusia dari hubungan yang retak dengan Allah. Keselamatan itu tidak terjadi begitu saja. Keselamatan itu adalah murni tindakan Allah. Keselamatan yang membebaskan itu tidak terjadi begitu saja dalam kehidupan umat beriman.  Rahmat itu akan dialami secara bebas oleh jawaban bebas manusia. Jawaban itu adalah sikap dan tindakan manusia yang sesuai dengan ajaran iman. Oleh karena itu, prapaskah merupakan kesempatan bagi isan beriman mempersiapkan diri menerima (menyongsong) keselamatan.

Baca juga  Bocah Penakluk Gunung

Kesempatan setiap individu merenungkan dan merefleksikan kembali tentang masa lalu dalam seluruh ruang dan waktu yang dilalui. Keputusan terakhir dari proses ini adalah bertobat. Pertobatan tidak hanya terjadi  secara individu (personal) tetapi juga secara sosial.  Pertobatan personal adalah tindakan batin dan keputusan bebas setiap individu untuk meninggalkan segala keterpurukan masa lalu, dan atau belajar berubah dari kesalahan masa lampau, sementara pertobatan sosial dimaknai sebagai tindakan kemerdekaan setiap diri untuk mewujudkan nilai-nilai pertobatan dalam kehidupan sehari-hari. Sebab keselamatan Allah tidak haya terjadi secara personal tetapi terselenggara secara koumonio.

Baca juga  Belajar dari Anggota Tubuh Membangun Iklim Sosio-Harmonis (Interprestasi Kontekstual IKOR: 12: 12-31)

Tidak bermaksud mengabaikan makna hakiki masa prapaskah, izinkanlah saya mengelaborasi makna prapaskah dengan masa prapemilihan serentak kepala daerah. Uraian ini sebagai reflesksi pribadi yang mungkin berkenan dihati khalayak berikutnya untuk melahirkan keputusan bebas dalam memilih nahkoda propinsi (NTT khususnya) atau nahkoda di daerah yang tampil dan hadir untuk “menyelamatkan” (membebaskan) rakyat dari keterpurukan.

Baca juga  Muku Ca Pu’u Néka woléng Curup Téu Ca Ambo Néka Woléng Lako. Apa Maksudnya?
Tag: