Floressmart—Anastasia Lit meringis menahan sakit di bagian perutnya. Janda berusia 51 tahun ini juga mengalami pendarahan tiap kali buang air kecil. Bicaranya ngos-ngosan serta wajahnya pucat. Keluarga menyebut, Anastasia semaput karena pecah usus ditambah tumor yang bersarang di dalam kandungannya. Pihak keluarga mengatakan itu berdasarkan hasil pemeriksaan Rumah Sakit dr Ben Mboi Ruteng.
Tetapi dalam kondisi sakit keras, Anastasia malah disuruh keluar dari Rumah Sakit dr Ben Mboi Ruteng setelah 10 hari ia terbaring lemah di ruang rawat Dahlia. Dokter di rumah sakit milik Pemda Manggarai itu meminta keluarga pasien untuk membawa Anastasia ke klinik dokter ahli kandungan.
Begitu pulang, Senin 30 April 2018, Anastasia rencananya langsung dibawa pulang ke rumahnya di Kampung Cumbi Desa Compang Namut Kecamatan Ruteng, namun karena kondisinya melemah, Anastasia terpaksa diistirahatkan di rumah kerabat di Kelurahan Mbaumuku Ruteng.
Anak sulung Anastasia, Eduardus Jelahu (30) merasa aneh dengan keputusan pihak rumah sakit yang memulangkan Anastasia dalam kondisi seperti itu. Eduardus menuturkan, sebelum meninggalkan RS dr Ben Mboi, dokter ahli bedah yang menangani ibunya berpesan agar kalau Anastasia diperiksa di klinik dokter ahli kandungan jangan menyebut kalau ibunya itu sempat diopname.
“Dua hal yang aneh menurut kami, pasien disuruh pulang meski kondisinya masih sangat lemah kemudian kalau datang periksa di klinik dokter spesialis kandungan jangan bilang kalau ibu saya sempat dirawat di rumah sakit,” kata Eduardus saat menemani Anastasia di Mbaumuku Ruteng, Senin petang.
Dikatakan Eduardus, berbekal kartuBPJS, ibundanya padahal masih mau dirawat lebih lama dengan harapan agar kondisinya benar-benar membaik sambil menunggu tindakan medis lebih lanjut. Namun sayangnya dalam kondisi hemoglobin rendah pun Anastasia disuruh pulang.
“Tadinya ibu saya ini mau donor darah karena kadar hb (hemoglobin) rendah. Begitu orang yang mau donor sudah siap, eh malah ibu saya disuruh pulang sama dokternya. Terus terang kami sangat kecewa dengan penanganan medis di Rumah Sakit dr Ben Mboi Ruteng,” ujar Eduardus seraya berkata kalau ibunya tidak jadi diantar ke klinik dokter spesialis kandungan lantaran kondisi kesehatan Anastasia yang makin drop.
Dijelaskan, setelah pasien didiagnosa menderita robek usus plus tumor kandungan, ia hanya diberi suntikan dan infus. Meski begitu, kondisi Anastasia tak kunjung membaik padahal sudah 10 hari dirawat di rumah sakit plat merah itu.
“Dokternya bilang untuk masalah usus cukup disuntik dan infus sementara penanganan tumor kandungan akan dipikirkan kemudian. Tapi nyatanya, kami disuruh pulang dan diminta periksa ibu saya ke klinik padahal dokter kandungan yang dimaksud juga bertugas di rumah sakit itu,” tambah Eduardus.
Kondisi tersebut membuat Eduardus pasrah. Harapan agar ibunnya sembuh kian tipis. Rumah sakit dr Ben Mboi Ruteng yang sejatinya merupakan tempat bagi orang sakit bisa sembuh justru lepas tangan.
“Saya dan keluarga berunding lagi apakah akan kembali dirawat di Rumah Sakit dr Ben Mboi atau kita bawa pulang saja ibu ke kampung,” katanya.
Sementara itu, Dikrektur RS dr Ben Mboi, dr Elisabeth Frida Adur mengaku baru mengetahui hal tersebut setelah dimintai klarifikasi oleh media ini . Ia pun berjanji akan mendalami kasus tersebut dengan terlebih dahulu menghubungi dokter yang menanagani pasien.
“Kirim nama pasien dan kronologi ya, nanti saya cek ke dokter yang menangani pasien tersebut,” ujar dr Frida dihubungi Senin malam. (js)