Pasien Masih Sakit Disuruh Pulang, Ini Penjelasan Pihak RS dr Ben Mboi

 

Direktur RS dr Ben Mboi Ruteng. dr Elisabeth Frida Adur (photo : floressmart)

Floressmart—Anastasia Lit ramai diberitakan media hari-hari ini lantaran dokter di RS dr Ben Mboi Ruteng menyuruh pulang janda 51 tahun ini meski dalam keadaan masih sakit.

Belakangan pihak rumah sakit meluruskan pemberitaan tersebut. Direktur RS dr Ben Mboi, dr Elisabeth Frida Adur menjelaskan bahwa pasien asal Cumbi Desa Bangka Namut Kecamatan Ruteng itu dibolehkan pulang pada hari Senin 30 April 2018 berdasarkan hasil konsul para dokter yang menangani Anastasia selama 10 hari dirawat.

“Dari segi kegawatan tidak ada dan dari keadaan klinis telah membaik sehingga pasien diperbolehkan untuk rawat jalan,” kata dr Elisabeth Frida di ruang kerjanya, didampingi dokter bedah dan humas RS dr Ben Mboi, Rabu 2 Mei 2018 kemarin.

Dokter yang biasa dipanggil dr Ida ini juga memastikan pasien yang pulang sesuai protap yang berlaku.

Baca juga  Pasien Covid Kabur dari Ruang Isolasi Terlentang di Deuker dengan Kondisi Sesak Nafas  

“Yang terjadi itu mis komunikasi saja antara pasien dan dokter. Ada penjelasan-penjelasan yang tidak dipahami oleh pasien,” ujarnya sembari mempersilahkan pasien untuk dirawat kembali.

Ketika disinggung soal ide dokter yang menyuruh pasien untuk berbohong jika memeriksakan diri ke klinik dokter kandungan seolah-olah Anastasia tidak pernah dirawat di RS dr Ben Mboi, diakui dokter Ida sebagai “trik”. Namun ia tidak menjelaskan lebih detail apa maksud trik yang berpotensi memancing  spekulasi itu.

Dokter ahli bedah, dr Fian Ampur yang menangani pasien menjelaskan, Anastasia masuk dengan keluhan klinis nyeri dan panas di bagian perut serta pendarahan kronis.

Setelah diperiksa, baik melalui perabaan maupun USG, diketahui pasien menderita Peri Apendikuler Infiltrat (PAP), yakni terjadi inflamasi pada bagian apendiks.

“Terdapat kista di ovarium, rahimnya ada miom serta ada juga benda asing bagian bawah usus,” terang dr Fian.

Baca juga  Rapid Test Negatif, Kematian Pasien PDP Corona di Manggarai Dianggap Korban Asumsi Dokter

Dikatakannya, sesuai tata laksana dianosa PAP maka langkah yang diambil yakni meobati dulu infeksi di daerah apendiksnya dengan menyuntikan antibotik selama tujuh hari.

“Hasilnya positif termasuk kadar hemoglobin pasien yang tadinya rendah menjadi normal. Intensitas pendarahan pun cenderung menurun,” kata dr Fian.

Sementara berkaitan dengan masalah kandungan Anastasia juga telah dikonsulkan ke dokter kandungan sebelum pasien pulang.

“Rekomendasi dari saya dan dokter kandungan yang membolehkan pasien pulang sambil kita minta pasien segera diperiksa lebih lanjut di klinik dokter kandungan,” sambungnya.

Tumor dan Usus Lengket

Humas RS dr Ben Mboi, dr Vivi Lambo mengatakan, pasien telah diperiksa di klinik dookter kandungan dua hari setelah Anastasia keluar dari rumah sakit.

Hasilnya pun kata  dr Vivi Lambo, telah disampaikan ke pimpinan RS dr Ben Mboi. Dokter kandungan, dr Rusdi yang memeriksa Anastasia juga telah menyampaikan diagnosa ke pasien dan keluarga.

“Dari hasil pemeriksaan di klinik dr Rusdi (ahli kandungan), pasien menderita tumor ovarium dan terdapat perlengketan di area apendiks sehingga pasien mesti dioperasi,” ujarnya.

Baca juga  Dokter Sampai Tukang Masak di RSUD dr.Ben Mboi Ruteng Terpapar COVID-19

Diterangkan dr Vivi, minimnya peralatan yang dimiliki oleh RS dr Ben Mboi membuat Anastasia perlu dirujuk ke rumah sakit yang lebih lengkap peralatannya seperti Rumah Sakit Sanglah Denpasar Bali.

“Kalau dipaksakan untuk operasi di sini (RS dr Ben Mboi) paling bersifat Laparatomi Eksplorasi sekedar untuk mengecek jaringan internal untuk keperluan diagnostik setelah itu tutup lagi,” imbuhnya.

Kepala Bidang Pelayanan Medik ini menyarankan agar keluarga membawa Anastasia untuk diopname kembali di RS dr Ben Mboi untuk memantapkan kondisi Anastasia jika keluarga bersepakat merujuk pasien ke Rumah Sakit Sanglah Denpasar.

Dihubungi terpisah, Eduardus Jelahu, anak sulung Anastia mengaku pasrah dengan kondisi ibunya. Sementara Anastasia,kata Eduardus memilih untuk merawat sakitnya di rumah mereka di Cumbi.

“Ibu memilih dirawat di rumah. Terima kasih untuk perhatian bapak-bapak wartawan yang telah memberitakan kondisi yang dialami ibu saya,” kata Eduardus singkat. (js)

Tag: