
Bupati Manggarai Deno Kamelus, Wakil Bupati Manggarai Barat Maria Geong, dan Wakil Ketua DPRD Mangarai Timur memegang SIG KAFM. (photo : floressmart)
Floressmart—Setelah mendapat label Sertifikasi Indikasi Geografis (SIG) dari Kementerian Hukum dan Ham, Kopi Arabika Flores Manggarai akhirnya dilaunching secara resmi oleh pemerintah tiga kabupaten di NTT yakni Kabupaten Manggarai, Manggarai Timur dan Manggarai Barat.
Hadir Wakil Bupati Manggarai Barat, Maria Geong bersama jajarannya. Sementara dari Kabupaten Manggarai Timur, Bupati Matim, Yoseph Tote mengutus Wakil Ketua DPRD, Gonis Bajang. Hadir pula pejabat dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kemenkumham serta utusan Kemendagri.
Acara peluncuran kopi dengan “sandi” KAFM ini dilangsungkan di halaman kantor bupati Manggarai, Kamis 31 Mei 2018. Menariknya, seluruh peserta yang hadir mengenakan kemeja putih dan sarung songket Manggarai. Sekitar 70an kursi yang ada ditempati para petani kopi yang diundang dari tiga kabupaten (Manggarai Raya).
Sementara unsur Pemprov NTT diwakili oleh Asisten Gubernur Bidang Perekonomian dan Kepala Dinas Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Timur, Yohanes Tayruba.
Dalam sambutan, Bupati Manggarai Deno Kamelus menegaskan, bahwa Sertifikasi Indikasi Geografis (SIG) dipersembahkan bagi seluruh petani kopi di Manggarai Raya (Manggarai, Manggarai Barat dan Manggarai Timur).
“Karena petani kopi makanya SIG ini ada. Itulah makanya dalam acara launching SIG Kopi Arabika Flores Manggarai ini kita hadirkan lebih dari tujuh puluh petani kopi dari tiga kabupaten,” kata Deno Kamelus.
Dikatakan Deno Kamelus, untuk mensosialisasi SIG kopi Arabika Flores Manggarai, Pemda tiga kabupaten menggandeng LSM seperti Ayo Indonesia dan SNV, Asosiasi Petani Kopi Manggarai (Asnikom), Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG), Pelaku usaha kopi dan petani kopi.
Bupati Deno mengatakan, Sertifikasi Indikasi Geografis kopi Arabika Flores Manggarai hadir untuk menjamin pemasaran dan harga kopi.
“Saya kira dengan pemberian SIG ini maka pemasaran kopi akan semakin luas dan harga akan semakin baik karena para petani dan pegiat kopi di Manggarai Raya memiliki kekuatan untuk menentukan harga dan perluas jangkauan pasar kopi,” tambahnya.
Ia berharap, dengan didaftarnya Kopi Arabika Flores Manggarai sebagai komoditi yang mendapatkan perlindungan indikasi geografis akan memberikan manfaat dan kontribusi ekonomi secara nyata bagi petani kopi.
Stefanus Nahas (40), seorang petani kopi asal Colol Matim di sela-sela acara saat berbincang dengan media ini mengaku senang mendengar informasi-informasi berkaitan dengan SIG kopi Arabika Flores Manggarai.
“Ini kabar baik untuk kami petani kopi pak karena SIG ini berdampak baik pada harga dan pemasaran kopi,” ungkap Nahas.
Arabika Flores Manggarai kopi ke-22 mendapat SIG
Sementara itu, Stevani Valentino dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual menjelaskan, pihaknya telah mendaftarkan 65 produk indikasi geografis yang terdiri dari 59 produk indikasi geografis dalam negeri dan 6 produk indikasi geografis yang berasal dari luar negeri.
“Kopi arabika Flores Manggarai sebagai salah satu produk kopi dari 22 produk yang berasal dari berbagai daerah penghasil kopi di Indonesia yang mendapatkan perlindungan indikasi geografis dan sertifikatnya diserahkan oleh wakil presiden Republik Indonesia Bapak Jusuf Kalla pada acara hari kekayaan intelektual sedunia ke-18 pada tanggal 26 April 2018 yang lalu di istana wakil presiden Jakarta,”
Stevani mengatakan, manfaat dan kontribusi yang diharapkan dari pemberian SIG Kopi Arabika Flores Manggarai yakni untuk kesejahteraan masyarakat terkhusus petani kopi yang tergabung dalam Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG).
“Kedepan, wilayah geografis budidaya kopi arabika Manggarai bisa dikembangkan sebagai suatu kawasan agrowisata dengan demikian akan terbuka peluang usaha baru yang pada akhirnya akan memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang ada di wilayah Flores Manggarai,” tutupnya.
Disela-sela acara, para hadirin menyeruput 1000 cangkir kopi khas Manggarai seperti Arabika, Robusta dan Yellow Catura sambil menikmati sajian seni serta display mengolah kopi bubuk secara tradisional.
Sebagai informasi tambahan, kopi arabika Flores Manggarai dihasilkan dari tanaman kopi jenis arabika yang ditanam di dataran tinggi Manggarai dengan ketinggian diatas 900 dpl. Kawasan kopi Arabika ini tumbuh di pegunungan yang memanjang dari Kabupaten Manggarai Barat sampai ke Manggarai Timur.
Kopi arabika Flores Manggarai pada derajat sangrai sedang medium rose menunjukkan hasil sangrai yang relatif homogen dengan aroma kopi bubuk terkesan manis dan ada sedikit aroma rempah.
Berdasarkan hasil analisis secara sensorial menunjukkan bahwa cita rasa kopi arabika Flores Manggarai memiliki aroma herbal Floral dan spacy dengan tingkat kekentalan sedang sampai dengan tinggi.
Permohonan perlindungan indikasi geografis kopi arabika Flores Manggarai diajukan oleh masyarakat yang bergabung dalam organisasi masyarakat perlindungan indikasi geografis kopi arabika Flores Manggarai atau disingkat MPIG untuk jenis barang kopi HS, kopi Ose, kopi sangrai dan kopi bubuk.(js)