Kasihan, 47 Orang Penyandang Disabilitas di Ruteng Keracunan Makanan

 

Pasien keracunan di ruang IGD RSUD Dr Ben Mboi Ruteng (Photo : floressmart).

Floressmart—Sedikitnya 47 orang penyadang disabilitas yang ditampung di Yayasan Karya Murni Ruteng dilarikan ke rumah sakit karena keracunan makanan.

Direktur Rumah Sakit Umum Dr Ben Mboi, Elisabet Frida Adur mengatakan,mereka datang dengan keluhan yang sama yakni pusing, mual dan muntah-muntah,menggigil bahkan dua diantaranya sempat kejang-kejang.

“Dipastikan keracunan makanan ini. Seluruhnya ada 47 orang,” kata dr Frida kepada awak media.

Pihaknya kata dr Frida telah memberikan penanganan medis sesuai standar penanganan pasien keracunan makanan.

“Sudah, sudah dikasih suntikan pertolongan pertama dan infus. Ini umumnya kena dehiderasi ringan karena muntah-muntahnya itu. Ini masih observasi terus ya masih banyak yang merasa pusing dan mual tapi ada 15 orang yang mulai pulih,”ujarnya.

Baca juga  Keracunan Seafood Ruteng, Ini Pengakuan Pemilik Rumah Makan Cianjur

Dari pantaun, puluhan korban keracunan itu memenuhi setengah dari ruang IGD. Mereka adalah penyandang disabilitas yang bersekolah diluar lingkungan Karya Murni mulai dari TK hingga SMA dan SMK.

Bupati Deno Kamelus berbincang dengan pasien keracunan makanan

Keracunan usai makan pagi

Bupati Manggarai, Deno Kamelus langsung ke rumah sakit setelah ia mendapat kabar keracunan massal tersebut.

Di IGD, Bupati Deno sempat berbincang dengan Vinsensia Yunita, anak normal yang diasuh Yayasan Karya Murni.

Vinsensia kepada Bupati Deno menuturkan, peristiwa keracunan terjadi tidak lama setelah ia dan puluhan lainnya makan pagi sebelum berangkat ke sekolah Kamis pagi, 15 November 2018.

Baca juga  LBH : Kasus Keracunan Seafood Di Ruteng Bisa Seret Pelaku Usaha Dan Dinas Terkait

Dikatakan Vinsensia,seluruh anak asrama dikasih makan nasi dan sayur kacang hijau yang dicampur brokoli. Sarapan pagi itu menurutnya dimasak oleh sesama anak normal yang sekolah di SMA St Fransiskus.

“Memang saat masaknya itu jam 5.30 pagi saya sempat saya tanya ke Ecak yang tugas masak. Seperti ada bau basi di kacang hijau. Kebiasaan kita kadang kacang hijau untuk makan pagi dimasak sehari sebelumnya,” ungkap Yuanita.

Dikatakan Vinsensia, tak lama setelah mereka makan sekitar pukul 6.25 Kamis pagi, beberapa diantara mereka langsung mengeluh pusing dan keringat dingin. Lainnya tidak menghiraukan kondisi tersebut dan memilih tetap ke sekolah.

Baca juga  Pasien Keracunan Seafood Membaik, Sampel Makanan Dibawa Ke BPOM Kupang

“Saya sendiri langsung kena saat mau jalan ke sekolah. Saya lalu ke tempat tidur tapi pusingnya makin parah kemudian muntah-muntah. Yang lain juga begitu, yang tadinya berangkat ke sekolah balik lagi dengan gejala sama lalu kita semua dibawa ke rumah sakit,” tutur Vinsensia.

Sementara itu Bupati Deno Kamelus mengingatkan agar pengurus yayasan lebih ketat lagi mengawasi kondisi makanan di asrama SLB Karya Murni.

“Ini pelajaran sehingga tidak terjadi lagi peristiwa serupa. Semoga yang masih sakit ini bisa segera pulih,” ujarnya.

Untuk memastikan penyebab keracunan, kata Deno Kamelus, pihaknya telah berkoordinasi dengan Badan POM Labuan Bajo.

“Kepala Dinas Kesehatan info ke saya bahwa BPOM Labuan Bajo tiba di Ruteng sore ini, merekalah yang punya alat untuk mendeteksi racun pada makanan,” katanya.(js)

Tag: