Floressmart- Duka tengah menyelimuti Kampung Culu Desa Tondong Belang Kecamatan Mbeliling Kabupaten Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur setelah delapan orang warga tertimbun longsor pada Kamis pagi 7 Maret 2019. Petaka itu terjadi di tengah hujan deras yang ‘mengamuk’ sejak Rabu malam (6/3).
Delapan orang korban diketahui sebagai anggota keluarga dari dua kepala keluarga yang tengah berdiam di dalam dua rumah yang tersapu longsoran tanah dan batu.
Dua korban langsung ditemukan dalam keadaan telah meninggal dan telah dimakamkan Jumat (8/3) . Mereka masing-masing Hironimus Rius (53) dan Leonardus Rifal yang masih duduk di bangku kelas 2 SMPN 3 Mbeliling. Tim dari TNI bersama warga pada pencarian hari kedua berhasil menemukan jenazah orang dewasa dan bayi. Keduanya diketahui bernama Remigisu Sera (36) dan Tania, bayi 4 bulan.
Komandan Kodim 1612 Manggarai, Letkol Inf. Rudi Markiano Simangunsong yang memimpin pencarian korban mengaku proses evakuasi terkendala peralatan dan cuaca buruk. Prajurit TNI bersama warga kata Letkol Rudi mencari dengan penuh was-was dibawah bayang-bayang cuaca buruk serta kondisi tebing di atas lokasi longsor tampak labil.
“Kita cari dengan cara manual dengan peralatan seadanya saja. Dalam dua hari ini kita temukan 4 jenazah, empatnya lagi diduga berada di sekitar titik ditemukan 4 korbann hanya saja kita cepat tutup akhiri pencarian akibat hujan deras, pencarian akan dilanjutkan Sabtu esok,” kata Letnan Kolonel Rudi ketika dihubungi Jumat petang.
Dandim Manggarai ini mengatakan, membutuhkan waktu berhari-hari untuk menemukan korban sebab alat berat yang didatangkan dari Kabupaten Manggarai belum bisa menjangkau lokasi longsor Culu lantaran mengurusi banyak titik longsor mulai dari Roe.
“Hari ini dua alat berat millik PT Floresco telah membersihkan delapan titik longsor, masih empat longsoran lagi yang mesti dibersihkan baru alatnya bisa sampai ke sini,” tambahnya.
Diterangkan Dandim Rudi, mengandalkan alat berat dari Labuan Bajo agat tidak memungkinkan saat ini sebab jembatan dalong praktis tak bisa dilintasi kendaraan lagi karena kondisi jembatan rawan patah terkena dampak banjir Wae Mese.
Selain itu kata dia, sepanjang 12 kilo meter dari Dalong ke Desa Tondong Belang terdapat banyak titik longsor serta dua jembatan yang jebol diterjang material longsor dan banjir bandang.
“Paling cepat bantuan mesti berkoordinasi dengan Pemkab Manggarai untuk menambah alat berat karena pembersihan longsor lebih cepat dari arah timur ketimbang dari Labuan Bajo, itu banyak sekali longsor besar,” sambungya.
Periwira TNI Angkatan Darat lulusan Akdemi Militer ini juga meminta Pemkab Manggarai Barat agar secepatnya menyalurkan bantuan makanan bagi warga khususnya yang mengungsi di Kapela Melo Desa Liang Dara.
“Itu kadesnya tadi bilang banyak warga yang mengungisi di Kapela Stasi Melo. Untuk mereka perlu segera disalurkan bantuan makanan,” imbuhnya.
Peristiwa longsor yang mengepung wilayah Mbeliling ini menyebabkan jalur trans Flores menuju Labuan Bajo putus total. Puluhan kendaraan masih terjebak di lokasi longsor termasuk mobil-mobil tanki pengangkut BBM. Dilaporkan, longsor juga menimbun mobil minibus dan truk tangki BBM milik Pertamina beruntung tidak ada korban. (js)