Floressmart- Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Provinsi Nusa Tenggara Timur telah memustuskan nama-nama bakal calon bupati dan wakil bupati terhadap 9 kabupaten yang melaksanakan pilkada serempak akhir tahun 2020 untuk diproses lebih lanjut.
Sembilan kabupaten yang menggelar Pilkada tahun depan yakni Kabupaten Belu, Malaka, Timor Tengah Utara (TTU), Sabu Raijua, Manggarai Barat, Manggarai, Ngada, Sumba Barat, dan Sumba Timur.
Dalam rapat pleno yang dipimpin Ketua DPD Golkar NTT Emanuel Melkiades Laka Lena, Senin malam (18/3) juga ditetapkan bakal calon bupati untuk sembilan kabupaten tersebut.
Wakil Ketua DPD Golkar Provinsi NTT, Frans Sarong, menjelaskan, para bakal calon kepala daerah yang diputuskan melalui pleno DPD I telah memenuhi syarat pendaftaran antara lain menandatangi surat pernyataan bersedia membantu Golkar untuk memenangkan Pileg dan Pilpres.
Selanjutnya kata dia, nama-nama itu diserahkan ke DPP Partai Golkar untuk dilakukan survei bakal calon yang jadwalnya akan diatur setelah Pemilu.
“Yang membuka pintu kan Golkar, sikap politiknya kan jelas, semua langkah yang diambil terkait kepentingan politik tentu saja kepentingan politik Pileg dan Pilpres. Jelas itu mendukung pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin,” kata Frans Sarong dihubungi Rabu 20 Maret 2019.
Wakil ketua bidang media dan pengendalian opini itu menjelaskan, proses penjaringan bakal calon bupati dan bakal calon bupati yang dilaksanakan jauh-jauh hari sebelum tahapan Pilkada bermaksud agar para bacakada bisa lebih dini mensosialisasikan diri mereka ke publik.
“Sekaligus kita sebetulnya mau memberi kesempatan, memberi ruang yang luas pada masyarakat untuk semakin punya waktu untuk mencermati siapa kira-kira calon yang terbaik. Yang kedua, kita memberi kesempatan leluasa pada calon untuk melakukan sosialisasi diri karena posisi mereka sangat ditentukan oleh hasil survei apakah tetap direkomendasikan atau terpaksa ditinggal,” cetusnya.
Ia berkata, meskipun tahapan penjaringan bakal calon telah ditutup pada awal Februari 2019 lalu, namun berdasarkan evaluasi, pihak panitia masih memberi ruang kepada yang lain untuk mendaftar atau mungkin ada bakal calon yang berniat mengundurkan diri.
“Kita sudah dua kali melaksanakan pleno, pertama pleno tanggal 10 Februari sambil kita coba mengevaluasi kembali para bakal calon apakah ada pengurangan atau penambahan.Ternyata memang di Manggarai Barat misalnya malah terjadi penambahan bakal calon bupati bertambah satu yaitu Marius Jelamu. Kemudian di Manggarai bakal calon bupatinya tetap yang bertambah itu bakal calon wakil bupati yaitu Frans Ramli sehingga bakal calon wakil bupati itu menjadi 7 orang,” bebernya.
Ditambahkan Frans Sarong, jika pada bakal calon bupati melalui pendaftaran sedangkan kalau bakal calon wakil bupati itu pakai pendekatan khusus. Panitia katanya tidak memungut mahar alias gratis.
“Supaya dia ( bakal calon wakil bupati) kan tidak boleh bertabrakan dengan regulasi. Katakanlah PNS itu kan tidak bisa mendaftar karena dia bisa disalahkan tapi dia punya hak politik makanya itu dia pakai istilahnya ada pendekatan khusus yang tidak harus bertabrakan dengan regulasi yang ada,” terangnya.
Mantan wartawan Harian Kompas ini menuturkan, dalam hal penjaringan bakal calon kepala daerah, Partai Beringin membuka pintu siapa saja kader yang berpotensi tanpa dibatasi oleh karena seseorang dari pertai tertentu.
“Seperti di Manggarai Pak Heri Nabit dan Pak Kamelus masuk,” katanya.
Ketika ditanya apakah ada kemungkinan dibuka lagi penjaringan bakal calon kepala daerah seusai Pemilu, Frans Sarong mengaku belum mendapat petunjuk dari pusat.
“Belum ada petunjuk atau arahan lebih lanjut dibuka kembali atau langsung disurvei yang jelas ini akan dilakukan setelah Pileg, yang melakukan survei adalah DPP,” tutupnya.
Untuk tahu saja, sedikitnya ada enam nama bakal calon bupati Manggarai yang mendaftar ke Golkar yakni; Pius Rengka, Simprosa Riana Sari Gandut, Heribertus Gerardus Nabit, Agustinus Ganggut, Heribertus Ngabut dan Bupati Manggarai Deno Kamelus.
Turut ditetapkan dalam pleno DPD Golkar NTT beberapa nama balon cawabup Manggarai masing-masing Alexius Dugis, Simon Wajong, Yoakim Yohanes Jehati, Diah Kuswijayanti Ehok, Adrianus A. Empang, Yohanes Buang serta Fransiskus Ramli.
Nama Frans Ramli sendiri merupakan satu-satunya bakal calon wakil bupati dari kalangan praktisi hukum. Pendiri Lembaga Bantuan Hukum Manggarai Raya ini mengaku berterima kasih kepada DPD Golkar NTT yang memasukkan namanya sebagai salah satu yang memiliki popularitas sama dengan kriteria Golkar.
“Tentu ini efeknya baik ke depan, saya masuk radar Golkar artinya syarat penjaringan sebagai bakal calon wakil bupati Manggarai terpenuhi, popularitas dan seterusnya terukur. Itu mungkin karena kiprah saya yang sudah sekian lama memberi pendampingan hukum kepada masyarakat kecil,” ujar calon DPD RI ini. (js)