Floressmart- Bupati Manggarai Deno Kamelus meresmikan gedung bedah sentral dan gedung nifas RSUD dr Ben Mboi Ruteng, Selasa 14 Mei 2018. Dua gedung betingkat ini dibangun menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2018 dan selesai dikerjakan pada awal tahun 2019.
Acara peresmian dibuka dengan ritus adat We’e, sebuah ritual yang sering dilaksanakan masyarakat Manggarai sebelum menempati rumah baru. Selain ritus juga dilaksanakan pemberkatan gedung oleh imam katolik. Hadir dalam kesempatan itu unsur Forkompimda, pimpinan perangkat daerah, tokoh adat dan tokoh masyarakat. Seperti disaksikan, usai menggunting pita, Bupati Deno Kamelus dan Wakil Bupati Viktor Madur sama-sama membubuhi tanda tangan di atas prasasti.
Bupati Deno Kamelus dalam sambutan mengaku bersyukur dengan penambahan sarana prasana di Rumah Sakit dr Ben Mboi saat ini. Itu semua kata Deno berkat kerja sama yang baik dari semua pihak, antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat sehingga Rumah Sakit Umum dr Ben Mboi ditingkatkan statusnya menjadi rumah sakit rujukan tipe C yang melayani pasien dari empat kabupaten yakni Ngada, Manggarai Timur, Manggarai dan Manggarai Barat.
“Sebagai orang beragama, kita harus bersyukur kepada Tuhan, kalau kita mau mundur sedikit ke belakang tentang bagaimana upaya-upaya kita untuk menjadikan rumah sakit ini sebagai rumah sakit rujukan lalu kemudian dari situ kita berusaha bagaimana secara bertahap melengkapi sarana prasaranya sesuai dengan tipe rumah sakit lalu kemudian ada pembangunan dan hari ini kita bisa meresmikan ruang bedah sentral lalu kemudian juga ruang nifas,” kata Deno Kamelus.
Menurut Deno, acara peresmian dua gedung baru tersebut merupakan capaian kerja-kerja pemerintah dalam mengimplementasikan salah satu visi pemerintah yakni menjadikan Manggarai yang maju, makmur, sejahtera, adil dan merata. Dan dalam rangka mengimplementasikan visi ini, lanjut Deno, ada satu misinya adalah bagaimana upaya pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Manggarai yang berkualitas dan merata.
Bupati Deno Kamelus juga menyinggung tingkat hunian rumah sakit dr Ben Mboi yang kini mencapai 75 persen. Namun ia menjelaskan bahwa angka sebesar itu dihitung berdasarkan pasien yang masuk dari tiga kabupaten selain pasien dari Manggarai.
“Kalau tingkat hunian 75 persen itu artinya tidak bisa direkomendasikan kalau bisa harus kurang dari itu. Tapi kalau dari Ngada, Manggarai Timur dan Manggarai Barat jika mereka sakit kita tidak bisa tolak. Jadi 75 persen tingkat hunian itu tidak saja orang Manggarai bisa saja kontribusi terbesar itu dari Manggarai Timur. Jangan sampai beban ini oleh karena hunian 75 persen lalu kemudian oh Manggarai gagal membangun bidang kesehatan,” ujarnya.
Selain sarana prasana, Bupati Deno menekankan juga perbaikan dalam hal pelayanan rumah sakit. Deno menjelaskan standar pelayanan sesuai amanat Undang-undang No 25 tahun 2019 yang terdiri dari enak komponen penting berkaitan dengan standar pelayanan publik.
“Saya kita pasien yang masuk ini dengan harapan dia akan mendapat pelayanan prima. Dia berharap bisa bertemu dengan orang-orang di sini baik-baik semua. Dari sisi tutur katanya, dari sikapnya semua baik. Tapi kadang-kdang kita juga manusia satu ketika ada problem dan kemudian problem itu akhirnya ditumpahkan kepada orang yang kita layani. Tentu ada pengaduan sehingga di rumah sakit ini harus ada pusat pengaduan untuk bisa melakukan kajian-kajian terhadap keluhan masyarakat,” paparnya.
Deno mengungkapkan, pemerintah akan membangun tiga gedung baru pada tahun 2019 yakni gedung farmasi, radiologi dan ruang rawat inap kelas 3. Dan tahun 2020 lanjut Deno, pemerintah pusat akan membangun tiga Puskesmas rawat inap.
Saat ini Rumah Sakit dr Ben Mboi memiliki 137 tempat tidur pasien yang tersebar di ruang kelas I, II dan Kelas III serta VIP. (js)