Floressmart- Coran semen yang dibikin bundar di Lingko Meler ternyata bukan compang (mezbah) melainkan penanda lodok. Lingko Meler merupakan satu dari 11 lodok atau sawah berbentuk jaring laba-laba di Desa Meler Kecamatan Ruteng Kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur.
Kepala Desa Meler Siprianus Gaut menjelaskan, penanda lodok merupakan bagian dari proyek revitalisasi lodok lingko Meler dan lingko Rumpung. Ia mengatakan, Kelompok Sadarwisata (Pokdarwis) Desa Meler mendapat kucuran dana dari Kementerian Pariwisata tahun 2019 sebesar Rp800 juta rupiah untuk revitalisasi lodok, pembangunan jalan setapak, gapura, kios cinderamata.
Namun karena dibangun dititik tengah lodok membuat penanda lodok dikecam karena merusak filosofi lodok yang identik dengan kayu teno sebagai titik sentral. Kepala Desa Meler Siprianus Gaut selaku penanggungjawab akhirnya mengakui pihaknya keliru dan ia pun meminta maaf.
“Ini sebetulnya penanda lodok saja bukan compang (mezbah) tidak seperti yang dipergunjingkan orang di media sosial. Tetapi untuk masalah ini saya menyampaikan permohonan maaf,” ujar Kades Siprianus ketika berbincang dengan floressmart di lingko Meler, Sabtu 3 Agustus 2019.
Sesuai ketentuan dari Kementerian Pariwisata, proyek Pokdarwis Desa Meler terbagi atas dua item kegiatan yakni pembangunan fisik dan biaya operasional.
“Ini sifatnya swakelola dan dibagi pada tiga tahap kegiatan. Tiap tahapan kegiatan dilaporkan langsung ke Kementerian Pariwisata baru uang cair. Dan uangnya langsung ke rekening Pokdarwis,” ujarnya.
Khusus untuk coran penanda lodok lanjutnya menghabiskan dana Rp18 juta rupiah dengan diameter 5×5 meter dan tinggi 1 meter dilengkapi lubang-lubang saluran air ke petak sawah. Ia menambahkan, gambar dan desain proyek seluruhnya ditangani oleh pihak Dinas Pariwisata Manggarai.
“Yang gambar teman-teman dari Dinas Pariwisata,” akunya.
Dibongkar
Keberadaan semen penanda lodok lingko Meler hari-hari ramai dikecam publik. Untuk tidak memperpanjang masalah ini pihak Pokdarwis Desa Meler bersepakat akan membongkar bangunan tersebut dan penanda lodok dikembalikan ke kondisi aslinya yakni berupa bulatan tanah.
“Daripada jadi masalah lebih baik kita bongkar saja. Senin pekan depan (5/8) kita bongkar,” kata Kepala Desa Meler Siprianus Gaut.
Sedikitnya terdapat 11 lingko yang menghampar di atas sawah lodok Desa Meler. Lingko-lingko yang menjadi ikon pariwisata Manggarai itu yakni Lingko Molo, Lingko Lindang, Lingko Pong Ndung, Lingko Temek, Lingko Jenggok, Lingko Lumpung, Lingko Purang Pane, Lingko Sepe, Lingko Wae Toso, Lingko Ngaung Meler dan Lingko Lumpung II.(js)