PMKRI Ruteng Gelar Seminar Nasional Tentang Dana Desa

Seminar Nasional Dies Natalis 50 tahun PMKRI cabang Ruteng Santu Agustinus, Jumat 13 September 2019.

Floressmart- Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Santu Agustinus Ruteng Manggarai Nusa Tenggara Timur menggelar Seminar Nasional dalam rangka Dies Natalis 50 tahun PMKRI Santu Agustinus, Jumat 13 September 2019.

Seminar bertajuk Pengelolaan Dana Desa yang Efektif dan Akuntabel Munuju Desa Sejahtera dibuka secara resmi Bupati Manggarai,D Kamelus dan dipandu Ketua PMKRI Ruteng Ignasius Padur.

Baca juga  Ibu-ibu Lansia Desa Siru Dapat Bantuan Ayam dari Dinsos Mabar

Presidium PMKRI Ruteng mengundang dua orang narasumber masing-masing Budi Santoso, Direktorat Pembinaan Jaringan dan Kerja Sama Antar Komisi dan Instansi Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) dan Suhandani, Kasubdit Kerjasama dan Kemitraan Masyarakat Desa, Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa (Kemendesa).

Peserta seminar yang dilangsungkan di gedung MCC Ruteng ini terdiri dari para kepala desa dari Kabupaten Manggarai, Manggarai Barat, dan Manggarai Timur unsur pemerintah dan mahasiswa dan dosen serta LSM.

Ketua PMKRI Ignasius Padur mengatakan seminar ini merupakan salah satu kontribusi PMKRI Cabang Ruteng untuk turut serta membangun NTT terutama tiga kabupaten di wilayah Manggarai Raya. Diharapkan, seminar tersebut dapat menginspirasi para pelaku dan pemerhati desa agar bisa mengentas kemiskinan NTT terutama tiga kabupaten se-Manggarai Raya mulai dari desa-desa.

Baca juga  Bupati Deno Kamelus Buka Turnamen Bola Voli dan Takraw Antar RT Sekelurahan Carep

“Ini merupakan kontribusi gagasan PMKRI Ruteng di usia yang ke-50 tahun. Agar dana desa bisa bermanfaat untuk mengentas kemiskinan di NTT, terutama di Manggarai Raya,” ujarnya saat memulai seminar.

Mengacu pada data BPS tahun 2019, ujar Iignasius, NTT merupakan propinsi termiskin ketiga di Indonesia. Predikat miskin ini masih melekat pada propinsi tersebut sejak berdirinya tahun 1958 lalu hingga saat ini.

Baca juga  Kadis: Rehabilitasi Rumah dan MCK Dilanjutkan Tapi Listrik Gratis Tunggu Jawaban Gubernur

Masih berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa lokus rawan kemiskinan di NTT ada di wilayah pedesaan yakni 24,65%. Sedangkan di wilayah perkotaan sebesar 9,09%. Hal itu menunjukkan adanya disparitas yang jauh antara desa dan kota.

“Ini sebuah ironi yang mesti diurai. Kemiskinan masih menggerogoti wilayah pedesaan meskipun sudah beberapa tahun ini pemerintah pusat menggelontorkan dana desa dengan jumlah yang signifikan,” katanya.

Saat berita ini diturunkan para pemateri masih membawakan materi. Kegiatan ini juga akan diisi dengan dialog bersama para kepala desa. (js)

Tag: