
Tanki air bersih disiagakan di Dintor untuk didistribusikan ke tiga dusun di Nuca Molas. (Photo : istimewa)
Floressmart- Krisis air bersih yang melanda masyarakat Nuca Molas di Pulau Mules Kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur berdampak pada matinya sumber-sumber air di daerah itu. Kemarau panjang di pulau berpenduduk 1453 jiwa itu terjadi sejak April 2019 lalu.
Setidaknya terdapat tujuh buah sumur di tiga dusun masing-masing Labuan Ntaur, Peji dan Konggang di dalam Pulau Mules kehabisan debit air.
Masyarakat di desa itu juga mulai mengeluhkan sakit perut karena memaksakan diri mengonsumsi air berlumpur dengan kadar kapur tinggi yang ditimba dari salah satu sumur.
Krisis air bersih dan ancaman gangguan kesehatan bagi masyarakat Pulau Mules membuat Pemerintah Kabupaten Manggarai harus mendroping air ke pulau yang berada di kawasan taman perairan Laut Sawu itu.
“Karena keadaanya darurat begitu ya kita distribusi air bersih menggunakan mobil tanki dan profil tank, tapi tidak bisa langsung karena tidak ada perahu tanki ke Pulau Mules makanya kita layani pengisian air di Dintor dan masayarakat dari pulau yang datang ambil air,” kata Bupati Manggarai Deno Kamelus seperti dikutip dari laman vivanews, Jumat 18 Oktober 2019.
Menurut Bupati Deno, layanan pengisian air bersih kepada masyarakat Pulau Mules melibatkan Pemerintah Kecamatan Satarmese Barat dan Pemerintah Desa Nuca Molas hingga batas waktu yang tidak ditentukan.
“Saya sudah arahkan pihak kecamatan dan desa agar tangani dengan baik penyaluran air ke warga, begitu juga warga di pulau supaya sebelum konsumsi rebus dulu airnya meskipun air yang kita distribusi ini air bersih dari Wae Lomba air pegunungan yang bersih,” tutunya.
Terpisah, Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daaerah (BPBD) Kabupaten Manggarai, Libertus Habut mengaku distribusi air bersih untuk warga Pulau Mules mulai dilakukan sejak Kamis (17/10) setelah ia mendapat perintah dari Bupati Deno Kamelus.
“Kita gunakan mobil tanki air milik Dinas Lingkungan Hidup, airnya diambil di Wae Lomba. Kemudian untuk tanki kita siapkan lima buah tanki atau profil tank masing-masing berkapasitas 1.100 liter. Untuk hari pertama, kita droping hampir 20 ribu liter air. Warga sendiri yang datang ambil,” ujar Kalak Libertus Habut.
“Caranya, cerigen-cerigen masyarakat diisi saja di atas perahu, airnya tinggal dialirkan dari profil tank menggunakan selang,” tambahnya.
Sementara itu Kepala Desa Nuca Molas, mengucapakan terima kasih atas perhatian Pemerintah Kabupaten, DPRD dan media yang meliput efek kemarau panjang di Pulau Mules.
“Luar biasa Pak, kami merasa bangga begitu besar perhatian Pemerintah Kabupaten terhadap masyarakat Desa Nuca Molas. Atas nama masyarakat saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman media yang datang langsung meliput penderitaan akibat kekeringan parah yang terjadi di desa kami,” ucapnya.
Kades Burhima menjelaskan, pemyaluran air bersih dari Dintor ke Labuan Ntaur, Peji dan Konggang menggunakan tiga perahu sampai lima kali distribusi perhari. (js)