Kepala Sekolah, Webinar Pendidikan dan Covid-19

webinar-image (ilustrasi)

Oleh : Fransiskus Malen, S.Pd, Pengawas Sekolah Dasar Kabupaten Manggarai

Floressmart- Pada 24 Maret 2020, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) menerbitkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran covid-19.
Surat edaran tersebut mengamanatkan pembatalan Ujian Nasional (UN) 2020, ujian sekolah berbentuk tes yang mengumpulkan siswa tidak boleh dilakukan, dan proses Belajar dari Rumah (BdR). Hal ini merupakan reaksi terhadap pandemic covid-19 yang banyak memakan korban.

Muncul berbagai pertanyaan terkait pelaksaan BdR ini. Apakah guru masih dapat melakukan kegiatan pembelajaran? Bagaimana kegiatan itu dapat dilakukan? Bagaimana siswa melaksanakan BdR? Bagaimana cara kepala sekolah melakukan coaching, counseling, dan monitoring kegiatan BdR?.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bidang pendidikan, Retno Listyarti, merilis hasil survei pembelajaran dan sistem Penilaian Jarak Jauh (PJJ) yang dilakukan tanggal 16 Maret sampai dengan 9 April 2020 ditemukan sebanyak 76,7% siswa tidak senang belajar dari rumah dengan alasan guru memberikan tugas-tugas yang berat selama PJJ, sering merangkum bab materi, dan menyalin soal dari buku cetak sebelum memberikan jawaban. Selain itu tidak ada interaksi guru dengan murid kala PJJ berlangsung.

Baca juga  Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara dan Konsep Toing, Toming, Titong dan Tinu dalam Budaya Lokal Manggarai

Berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi hal tersebut antara lain menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh menggunakan media social TVRI, RRI, berbagai aplikasi gratis seperti Rumah Belajar, Ms. Office 365, Ruang Guru, Quipper School, Zenius, Google for Education, dan sebagainya. Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah (LPPKSPS) melakukan inovasi dengan menyelenggarakan berbagai webinar pendidikan yang memberikan layanan seminar, presentasi, pengajaran ataupun workshop yang dilakukan secara daring (online).

Pada masa pandemic covid-19 ini Webinar merupakan kegiatan yang paling cocok sebab meskipun hanya berinteraksi dalam dunia maya, guru dan peserta didik tetap mendapatkan materi dari ahlinya langsung, biaya yang dikeluarkan sedikit, dapat berinteraksi dengan banyak orang, serta tujuan tetap akan tercapai sesuai dengan rencana kegiatan.

Fransiskus Malen, S.Pd, Pengawas Sekolah Dasar Kabupaten Manggarai

Peran Kepala Sekolah

Ada tiga komponen utama dalam pelaksanaan Belajar dari Rumah (BdR): sekolah, orangtua dan anak. Sekolah menyediakan alur proses BdR, menyediakan modul dan melakukan pendampingan.
Orangtua menyediakan kondisi dan fasilitas belajar yang memadai. Anak adalah subjek yang menjadi fokus dari pendidikan. Kepala sekolah ibarat seorang nahkoda yang mengatur laju kemudi sehingga semuanya dapat mencapai tujuan dengan selamat.

Baca juga  Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara dan Konsep Toing, Toming, Titong dan Tinu dalam Budaya Lokal Manggarai

Kepala sekolah dan guru tetap memantau proses pembelajaran secara daring melalui fungsi facilitating, coaching dan mentoring. Tiga tugas penting itu memotivasi guru, orangtua dan murid dalam melaksanakan pembelajaran di rumah melalui berbagai media online.

Kepala sekolah juga merupakan pemimpin pembelajar. Dia memahami ilmu pendidikan dan perkembangan kurikulum, mampu membuat perencanaan yang baik, mampu berkomunikasi yang baik dan memiliki keterampilan bertanya sehubungan dengan pembelajaran. Ia memiliki kompetensi dalam menerapkan supervisi, evaluasi kinerja guru, dan melakukan tindakan kelas.

Pemimpin pembelajar memastikan teknologi terbaru diintegrasikan secara bermakna untuk mendukung proses pembelajaran, guru dan siswa berkomunikasi dan berkolaborasi dengan orang tua dalam mendukung proses belajar, strategi standar pencapaian mutu siswa dilaksanakan dengan baik.

Webinar sebagai the best choice

Salah satu bentuk webinar adalah e-learning. Keunggulannya adalah gratis, mudah dioperasikan, dan kaya vitur aktivitas pembelajaran. Salah satu contoh misalnya, SMPIS. Mereka memiliki tim building literat IT, ada pelatihan mengisi konten e-learning, pendampingan tim IT, dan pembuatan tutorial pembuatan konten.

Baca juga  Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara dan Konsep Toing, Toming, Titong dan Tinu dalam Budaya Lokal Manggarai

Konten e-learning SMPIS berhasil karena manajemen kepemimpinan yang baik seperti memberdayakan kelompok guru bidang studi, belajar dan bekerja mandiri terbimbing, tutor sebaya untuk saling berbagi dan membantu, dapat mengendalikan mutu melalui grup WA guru. Implementasi E-learning ini adalah aktivitas guru dan siswa dari rumah, adanya interaksi guru dan siswa, kegiatan berupa belajar dan karakter, komunikasi aktif wali kelas dan orang tua siswa.

Teknologi webinar merupakan salah satu media yang sangat mambantu kepala sekolah, guru, dan pengawas sekolah dalam melakukan coaching, counselling, dan monitoring pembelajaran.Oleh karenanya pemerintah melalui Mendikbud perlu kiranya mengembangkan teknologi webinar ini, membentuk sekolah model untuk penerapan e-learning, program guru digital di setiap daerah serta menyediakan jaringan WIFI di sekolah-sekolah serta menyusun pedoman pelaksanaan BdR,
Peran kepala sekolah utamanya memberdayakan guru potensial sebagai penggerak, Professional Working Group (WKG), memberi inspirasi dan supporting.

Dia memberikan contoh yang baik, memberikan arahan cara melakukan sesuatu juga memberi apresiasi.
Kepala sekolah bersama guru perlu melakukan perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi yang baik terkait penerapan BdR. Tujuannya jelas, peserta didik tetap memiliki mutu total, walaupun tanpa bertatap muka dalam ruang kelas karena pandemic covid-19.***

Beri rating artikel ini!
Tag: