Floressmart- Bupati Manggarai Timur, Andreas Agas menerima mahasiswa usai menggelar aksi demo, Kamis (2/7). Dalam dialog ,Bupati Agas dicecar sejumlah pertanyaan mahasiswa termasuk polemik rencana relokasi pemukiman warga Desa Satar Punda Kecamatan Lamba Leda.
Dia menganggap, relokasi kampung di Kabupaten Manggarai Timur merupakan hal biasa. Ia mencontohkan kampung Ceka Likang,tanah kelahiran Bupati Agas yang mengalami relokasi berkali-kali.
“Saya pikir, saya pernah sampaikan di Luwuk supaya konsisten saya punya pembicaraan. Kita pindah kampung di Manggarai Timur ini sering terjadi, kampung saya saja sudah 5 kali sampai dengan Ceka Likang. Kita memberi pemahaman seolah-olah kalau pindah kampung budaya kita hilang sama sekali, tidak,” ungkap Bupati Andreas Agas seraya menjelaskan panjang lebar ritus-ritus yang melekat pada acara pindah kampung.
Bupati Agas ke mahasiswa mengatakan, pindah kampung tidak serta merta menghilangkan 5 filosofi kehidupan masyarakat Manggarai raya yakni natas bate labar, wae bate teku, compang bate dari, uma bate duat, mbaru bate kaeng.
“Pindah di mana pun tetap kita adalah satu kesatuan masyarakat, dia akan mendapatkan uma bate duat, yaitu lingko-lingko yang dia punya, dia punya lahan garapan yang baru, dia akan punya compang yang baru, boleh kita berbeda pendapatan soal itu,” katanya.
Agas Andreas mengatakan, relokasi hanya berlaku bagi kampung Lolok karena akan dijadikan kawasan eksploitasi batu gamping.
“Saya koreksi memang ini, supaya jangan salah di berita Luwuk, tidak relokasi yang direlokasi itu adalah Lolok. Baca baik-baik orang punya perjanjian itu, itu juga salah satu kesepakatan masyarakat,” pungkasnya. (js)