Floressmart- Bupati Manggarai, Deno Kamelus mencemaskan posisi media sosial sebagai saluran penyebaran informasi tapi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dijadikan ruang produksi dan distribusi ujaran kebencian terhadap orang lain.
Menurutnya, provokasi online kian ‘menggila’ selama berlangsungnya proses Pilkada Manggarai 2020. Media sosial terutama Facebook, kata Deno,bagaikan arena provokatif dalam rangka mempengaruhi opini publik. Deno mengingatkan, jika tidak mengontrol diri, publik bakal terjebak dalam propaganda sesat oleh akun asli maupun akun palsu.
“Saya tidak punya akun Facebook ya tapi saya sering kali diberitahu, sepertinya media-media seperti itu dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk memfitnah, menghina dan saya kira ini satu proses komunikasi yang tidak bagus,” ujarnya kepada floressmart, usai Sidang Paripurna DPRD, Jumat (26/7).
Bupati Deno Kamelus mengaku, ia juga kerap mendapat unggahan kebencian para netizen. Tapi ia paham, substansi mereka tidak benar-benar berisi kritikan namun menyuplai trik dan memancing amarah orang lain.
Dikatakan Bupati Deno, sebagai pemimpin ia terbuka dengan berbagai kritikan sepanjang hal itu disampaikan secara baik, termasuk jika kritik dan masukan dituliskan di media sosial.
“Saya pikir karena memang tidak ada manusia yang sempurna di muka bumi ini, kerja benar pun dimaki-maki apalagi kalau kerja salah. Oleh karena itu sebuah kritik diposisikan sebagai proses menuju kesempurnaan. Sangat disayangkan,media sosial yang seharusnya menjadi wadah saling berbagi informasi positif, justru berdampak negatif,” tuturnya.
“Bicara bagaimana menyampaikan saya kira kita ini orang-orang berbudaya yang beretika dan memiliki ilmu pengetahuan,”sambung dia.
Ketika ditanya apakah masalah ini perlu dibahas dalam Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) apalagi potensi destruksi menguat jelang Pilkada Manggarai Desember 2020 mendatang.
“Untuk sementara belum dibahas di level Forkopimda mungkin satu atau dua minggu kedepan kita akan rapat minimal persiapan-persiapan untuk mengevaluasi fase adaptasi dengan kebiasaan baru Covid-19, termasuk membahas analisis situasi jelang Pilkada. Bagaimana relasi sosial masyarakat kita jelang Pilkada,” katanya. (js)