Tanggapan Heri Nabit Soal ‘Perang’ Medsos dan Spanduk Bupati Gagal

Balon Bupati,Heribertus Nabit di Sekretariat PKB Manggarai (Photo ;floressmart).

Floressmart- Bakal calon bupati, Heribertus Nabit prihatin dengan narasi satire para pengguna media sosial khususnya Facebook terkait Pilkada Manggarai 2020.

Mantan Direktur Pengembangan Destinasi Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo ini mengaku telah mewanti-wanti pendukungnya untuk hati-hati menggunakan media sosial.

“Saya kira, secara internal beberapa bulan yang lalu itu sudah kita sampaikan, agar melakukan semuanya dengan santun. Ada banyak cara untuk menang tetapi tidak harus menggunakan cara-cara yang tidak terpuji, tetapi kan perkembangan di lapangan, perkembangan di media sosial ini kan, kita semua tahu begitu liar,” kata Heribertus Nabit kepada pewarta di Sekretariat PKB Manggarai, Senin 3 Agustus 2020.

Baca juga  Seruan Etika Politik dan Harapan Uskup Ruteng pada Media Jelang Pilkada

“Kadang-kadang kita tidak tahu ini aksi atau rekasi,karena kadang ada aksi ada reaksi, tidak tahu dari mana. Tugas kami pasangan calon juga, menghimbau kepada seluruh pihak menghindari berita berita bohong, dan serangan-serangan ke hal pribadi yah, saya kira sangat tidak elok untuk disampaikan di media sosial,” ujarnya menambahkan.

Spanduk bertuliskan bupati gagal yang diamankan Satpol PP (photo :floressmart).

Spanduk Tolak bupati gagal

Baca juga  Simprosa Gandut Lengser, Jehati Resmi Pimpin Golkar Manggarai

Heribertus Nabit punya pandangan lain terkait postingan netizen yang mengeritik kinerja pemerintah. Hal itu menurutnya wajar termasuk ketika ada masyarakat menulis spanduk bupati gagal.

“Tetapi berkaitan dengan opini tentang kinerja incumbent, kalau itu disampaikan saya kira bukan sesuatu yang buruk karena resiko menjadi incumbent ketika ia dinilai gagal itu risikonya tetapi kalau ada kritik terhadap incumbent tolong juga jangan dianggap sebagai serangan pribadi.Termasuk tulisan Bupati gagal,” ulas Heribertus Nabit.

Baca juga  Dukung Deno-Madur lagi, Demokrat Janjikan Kemenangan

Dia menambahkan, masyarakat berhak memberikan opini terhadap kinerja pemerintah. Ketika publik menyoroti kegagalan sebuah rezim, menurutnya, itu juga bagian dari cara publik mengoreksi pemerintah.

“Resiko menjadi Bupati itu kan harus bisa dikritik, kalau gagal katakan gagal kalau sukses ya katakan sukses meskipun orang tertentu merasa diri berhasil itu urusan dia tapi di sisi lain masyarakat diberikan ruang, untuk menilai,” imbuhnya.

Lagi viral di media sosial hari-hari belakangan, sejumlah akun ramai-ramai menayangkan spanduk bertuliskan ‘Tolak Bupati Gagal’ di laman facebook mereka. Beberapa spanduk bahkan telah diamankan oleh Satpol PP. (js)

Tag: