Floressmart- Sejumlah wartawan mewawancarai Bupati Manggarai Deno Kamelus meminta imbauan dia mengademkan suhu politik yang kian memanas jelang pilkada. Bupati Deno menjawab dengan kalimat sederhana ‘masyarakat Manggarai sudah cerdas’.
Sebagai petahana yang kembali bertarung di Pilkada 9 Desember 2020, ia mengaku pede karena kehidupan demokrasi di Manggarai tidak bakal rusak hanya oleh segelintir orang.
“Yang dihimbau sebenarnya bukan masyarakat di kampung-kampung ,bukan, yang dihimbau itu adalah orang-orang yang pintar setengah, pintar seperempat dan bahkan tidak pintar. Karena yang memproduksi narasi-narasi yang membenci itu mereka. Kalau masyarakat tidak,” kata Bupati Deno Kamelus di kantornya, Selasa 1 Sepetember 2020.
Deno Kamelus menjamin iklim demokrasi di Kabupaten Manggarai sangat nyaman tak lain karena masyarakatnya pada melek politik, bisa menilai baik buruknya politik dari berbagai sudut pandang.
“Apapun cara dana narasi yang ingin meruntuhkan tatanan demokrasi di tengah masyarakat Manggarai saat ini merupakan pekerjaan sia-sia,” katanya.
Deno Kamelus yang maju lagi bersama Victor Madur, Wakil Bupati Manggarai saat ini juga mengupas realitas di masyarakat yang ternyata berbanding terbalik dengan diksi yang dibangun banyak orang di media sosial.
Salah satu tolok ukur masyarakat Manggarai cerdas berpolitik lanjut Deno salah satunya tidak mempan ketika digiring ke hal-hal negatif walaupun banyak provokasi politik beraksi atas nama klen atau suku.
“Kalau masyarakat Manggarai cerdas pak, suasana di media dan suasana ketika saya turun ke rakyat beda sekali antara langit dan bumi. Mereka sepertinya tidak tahu apa yang sebenarnya yang terjadi yang dimainkan di media sosial itu,” ungkap Deno.
Deno Kamelus yang hampir 15 tahun memimpin Manggarai dari ketika ia menjabat wakil bupati selama 10 tahun ditambah lagi 5 tahun menjadi bupati mengaku belajar banyak dari kecerdasan dan kepolosan masyarakat.
“Mereka tetap dengan kehidupan mereka kejujuran kepolosan kecerdasan mereka. Jadi yang merasa panas itu ya (sambil menyebut sebuah grup facebook). Kalau rakyat tidak,” tekan Deno.
Tanam tuai
Lebih lanjut dia mengatakan, selama melaksanakan 200-an kali tatap muka, ia timnya sempat berhadapan dengan aksi yang tidak mengenakan dari sekelompok orang tapi ia memilih tidak ambil pusing sebab ia paham hal itu bagian dari dinamika politik.
“Rakyat tetap terima saya secara adat, saya kira hanya sosialisasi tapi ternyata bikin lilik (lingkar) saya di compang (mesbah), ini sudah tiga kali saya dililik di compang, di Popo yang di Satar Luwuk sana, itu saya jam 9 malam saya sampai di situ mereka tunggu dan lilik compang, kemudian selek dan kasih darah di saya punya kaki ini, kemudian di Hawut dan kemarin di Rai,” tuturnya.
Menatap Pilkada Manggarai yang tinggal menghitung hari, Deno Kamelus dan Victor Madur bersama tim pemenangan, berkomitmen menjunjung tinggi kesantunan dan persaudaraan.
“Kita jalan saja dengan tulus ikhlas, dengan niat yang baik. Saya percaya bahwa proses yang baik menghasilkan yang baik tidak ada proses buruk menghasilkan yang baik nggak ada. Tanam tuai. Tanam padi panen padi, tanam jagung panen jagung. Tidak ada kita tanam padi lalu kemudian panen jagung nggak,” tutupnya.(js)