Floressmart- Bripka Andi Dharma Elim Sallata, menjaminkan dirinya demi perawatan (Putri, 4 tahun dan Neira, 2 tahun) kakak beradik itu dirawat di Rumah Sakit dr. Ben Mboi Ruteng, karena menderita luka bakar parah.
Orang tua kedua balita, Marselinus Gadu (28) dan Lusia Diantri Heni (23) senang karena di saat mereka kebingungan mencari biaya perawatan Putri dan Neira, Brigadir Dharma tergerak mengambil tanggung jawab mengurusi biaya. Tekad dia satu, selamatkan nyawa kedua anak itu.
Putri dan Naira berasal dari Kampung Siri Mese Desa Kakor Kecamatan Ndoso Manggarai Barat. Orang tua mereka hanyalah pekerja serabutan.
Bripka Dharma awalnya mendengar infomasi bahwa RS dr Ben Mboi memulangkan pasien karena tak sanggup membayar. Ia juga menerima gambar Putri dan Neira penuh luka bakar dari rekan Bhabinkantibmas di Kecamatan Ndoso.
Setelah ia mengecek kebenaran informasi tersebut, ternyata benar, bahwa orang tua Putri dan Neira meminta pulang karena kehabisan uang setelah selama sepekan kakak beradik itu dirawat. Bintara 35 tahun itu kemudian mendatangi biara susteran yang menampung Putri dan Neira.
“Kemarin bertemu suster yang merawat Putri dan Neira. Betapa kagetnya saya, dua anak ini menderita infeksi parah, luka-luka di wajah dan tubuh mereka bernanah parah sekali. Bahkan Putri sudah mulai sesak nafas. Saya tidak pikir panjang lagi langsung membawa mereka ke rumah sakit. Saya bilang ke orang tuanya saya jadi jaminan,” kata Bripka Andi Dharma di ruang rawat Teratai RSUD Ben Mboi, Jumat 2 Oktober 2020.
Kedua balita itupun akhirnya dirawat kembali di rumah sakit yang merawat mereka sebelumnya. Bripka Dharma juga melakukan donasi kecil-kecilan di media sosial. Derita Putri dan Neira kemudian tersebar melalui pemberitaan wartawan di Ruteng.
“Puji Tuhan, donasi mulai mengalir. Terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu. Terima kasih atas pemberitaan teman-teman pers. Semoga kedua adik kita ini segera pulih. Donasi yang ada ini akan membiayai perawatan selama adik kita ini dirawat,” tambahnya.
Seperti disaksikan media ini, Kapolres Manggarai, AKBP Mas Anton Widyodigdo datang ke rumah sakit memberi bantuan.
“Anak Putri dan Neira cepat sembuh yah. Kepada orang tua dan keluarga, kami dari Polres Manggarai ada sedikit bantuan untuk Putri dan Neira. Jangan lihat isinya yah,” ungkap Kapolres Mas Anton di ruang Teratai, tempat Putri dan Neira dirawat.
Terbakar karena lampu teplok meledak
Putri dan Neira disambar api ketika ayah mereka, Marselinus Gadu hendak menyalakan lampu pelita (teplok). Tak disangka-sangka, ketika Marsel Gadu menyalakan korek api tiba-tiba tabung lampu telplok memuntahkan nyala api ke arah Putri dan Neira yang duduk berdekatan dengan ayah mereka.
“Itu sekitar jam 7 malam saya pulang dari kebun, dan langsung menyalakan lampu pelita sebab kampung kami belum ada listrik PLN. Usai menuangkan minyak tanah saya nyalakan pemantik tiba-tiba botol minyak menyala dan meledak. Saya yang selamat tapi dua anak saya kena api mengenai kepala dan badan,” tutur Marsel.
Segera kedua putrinya itu langsung dilarikan ke Puskesmas Tentang. Setelah mendapat penanganan darurat, Putri dan Neira dilarikan ke RS dr. Ben Mboi Ruteng.
Menurut Marsel, kedua buah hatinya itu dirawat selama satu minggu dan menghabiskan uang Rp1,9 juta rupiah. Setelah uang itu habis, ia pun putuskan memulangkan kedua anaknya itu meskipun luka-luka kian menginfeksi tubuh Putri dan Neira.
“Kami ini kan tidak punya BPJS terpaksa bayar langsung, uang itu modal pinjaman dari keluarga di kampung. Setelah uang itu habis saya menghadap dokter dan minta pulang karena kami kehabisan uang,” katanya.
Dari rumah sakit, dia dan istrinya, membawa Putri dan Neira ke biara Hamba Ekaristi, kongregasi susteran Katolik di Ruteng.
“Tiga hari di susteran pak polisi datang dan langsung membawa kedua anak kami ke rumah sakit,” imbuhnya. (js)