Floressmart- Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Manggarai, Deno Kamelus-Victor Madur menggelar kampanye di Beokina, Desa Golo Langkok Kecamatan Rahong Utara, Jumat malam 23 Oktober 2020.
Paslon nomor urut 1 yang masih menjabat sebagai Bupati dan Wakil Bupati Manggarai ini diterima di dalam rumah gendang Beo Kina, rumah adat sekaligus ikon tokoh pejuang kemerdekaan Motang Rua.
Kedua tokoh diterima secara adat Manggarai (curu dan kapu). Di dalam rumah adat, paslon petahana didampingi anak kandung Motang Rua, Philipus Harup, tokoh kunci kampung Beokina.
Karena konteks kegiatan lebih kepada acara adat sehingga ema Lipus, sapaan untuk Bapak Philipus menghadirkan perwakilan tokoh adat dari sejumlah kampung di Rahong Utara.
Seperti dipantau, Deno-Madur datang bersama politisi parpol pengusung DM seperti anggota DPRD PAN, Ebert Ganggut dan Mantovanny Tapung (kader Demokrat).
Deno Kamelus menjadi pembicara tunggal dalam kegiatan tersebut. Di hadapan para tokoh adat yang duduk bersila di dalam rumah adat, Deno mengulas semangat juang, pengorbanan dan keberanian tokoh Motang Rua ketika melawan kolonial Belanda mulai awal abad 20 (1908).
“ Lopo Motang (Motang Rua) diberi satu rahmat oleh Tuhan yaitu keberanian yang luar biasa. Kemudian ada satu semangat pengorbanan yang tidak dimiliki oleh kita semua. Beliau kemudian membaktikan dirinya mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan kita orang Manggarai.
Deno berkata, Motang Rua tidak saja sebagai seorang pemberani, namun lebih dari itu kata Deno, Motang Rua ingin meperjuangan kebenaran sehingga nyawa pun ia korbankan.
“Saya kira semangat ini mestinya dimiliki oleh setiap orang entah dia jadi pemimpin atau mengurus rakyat, harus ada semangat keberanian harus ada semangat pengorbanan. Dan itu lah saya kira kenapa kita selalu mengingat beliau,” ulas Deno.
Bupati Deno juga menjelaskan bahwa untuk mengenang jasa-jasa Motang Rua, Pemkab Manggarai mengabadikan namanya sebagai ikon, seperti lapangan Motang Rua, Jalan Motang Rua kemudian patung Motang Rua.
“Maksud saya kalau kita melihat dia (patung Motang Rua) kita selalu berpikir inilah semangat keberanian, inilah semangat pengorbanan. Say tidak tahu orang lain bagaimana dia mengerti tentang lopo Motang ini,” sebut Deno Kamelus.
“Tentu zaman sudah berbeda, itu dulu lawan Belanda, lawan penjajah sekarang kita lawan kemisikinan dan seterusnya. Tapi intinya sama mau membebaskan seluruh rakyat dari situasi sulit,” tambahnya.
Kepada ema Lipus dan seluruh tokoh adat yang hadir, Deno Kamelus meminta doa restu agar dia dan Victor Madur memiliki spirit kepemimpinan yang baik untuk kebaikan banyak orang.
“Doakan kami agar memiliki semangat untuk banyak orang, jangan ingat diri sendiri saja. Doakan kami juga agar diberi kekuatan, diberi keberanian untuk kemudian kami mengatakan benar kalau benar salah kalau salah demi untuk Manggarai yang lebih maju,” tutup Deno. (js)