Floressmart- Kampung Adat Wae Rebo, Desa Satar Lenda, Kecamatan Satar Mese Barat, Kabupaten Manggarai-NTT keluar sebagai Juara 1 Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 untuk katagori Daya Tarik Wisata.
Keunikan Wae Rebo memikat dunia. Dikelilingi hutan perawan di tengah gunung Poco Roko, membuat Wae Rebo terasing dari dari dunia luar. Wae Rebo menyimpan keunikan arsitektur rumah-rumah kerucut atau mbaru niang yang ada di sana. Kampung yang diperkirakan berusia lebih dari 1090 tahun ini berada 1200 mdpl sehingga dijuluki negeri di atas awan.
Keunikan lain di Wae Rebo yakni satu rumah niang (kerucut) dihuni oleh 6-8 keluarga, namun kehidupan antar kepala keluarga sangat rukun dan damai.
Pada ajang ADWI 2021 ini Wae Rebo mengalahkan lima besar dari 50 desa wisata terbaik di Indonesia. Secara berturut-turut, juara II dalam kategori Daya Tarik Wisata setelah Wae Rebo yaitu Desa Argorek Kabupaten Raja Ampat Papua Barat. Kemudian Desa Sangunkerto Kabupaten Malang Jawa Timur sebagai juara III, juara IV Desa Senaru Lombok Utara NTB dan juara V Desa Sungai Batang Kabupaten Agam Sumatera Barat.
Malam penganugerahan Desa Wisata Indonesia 2021 ini bertemakan ‘Indonesia Bangkit’. Pengumuman pemenang disiarkan secara langsung melalui akun YouTube resmi Kemenparekraf pada Selasa malam, 7 Desember 2021.
ADWI merupakan ajang pemberian penghargaan kepada 50 desa wisata yang memiliki prestasi berdasarkan penilaian juri Kemenparekraf. Piala ADWI diterima langsung oleh Ketua Lembaga Adat Wae Rebo Fransiskus Mudir.
Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Cabang Manggarai, Yovie Jehabut memberikan ucapan selamat kepada masyarakat Wae Rebo sebagai Desa Wisata Terbaik untuk kategori Daya Tarik Wisata.
“HPI Manggarai mengucapkan selamat kepada masyarakat Wae Rebo atas anugerah yang diterima sebagai desa wisata terbaik. Sebagai pelaku pariwisata lokal, HPI Manggarai tentu saja sangat bangga dengan anugerah ini. Ini adalah bentuk pengakuan, pemerintah dan masyarakat Indonesia atas keindahan dan keunikan kampung Wae Rebo,” kata Yovie dalam keterangan tertulis, Rabu (8/12/2021).
Pegiat wisata yang fokus di bidang pengamatan dan konservasi burung ini mengajak seluruh elemen agar menjadikan prestasi ini sebagai pelecut semangat untuk bahu-membahu bertanggungjawab menjaga kelestarian alam dan budaya Wae Rebo.
“Anugerah ini tentu saja datang bersamaan dengan tanggung jawab yang besar dalam menjaga eksistensi keindahan dan keunikan yang ada. Masyarakat Wae Rebo, pemerintah dan kita semua harus konsisten menjaga apa yang ada saat ini. Anugerah yang diterima ini adalah hasil penilaian dari perpaduan alam, warisan budaya, dan kehidupan masyarakat Wae Rebo. Jika salah satunya rusak maka eksistensi keindahan dan keunikan itu menjadi timpang,” imbuhnya.
Ia menambahkan, tantangan lain yang bakal dihadapi ke depan adalah kesiapan masyarakat, pemerintah dan pelaku usaha wisata menghadapi gelombang wisatawan yang datang pasca penganugerahan pengharagaan ini.
Pemerintah dan masyarakat, menurutnya, harus segera menemukan pola yang tepat agar peningkatan kunjungan wisata ke Wae Rebo harus tetap berkontribusi positif pada perlindungan warisan budaya dan alam yang ada.
“Kita berharap, anugerah ini nantinya berdampak paling besar bagi kesejahteraan masyarakat Wae Rebo secara keseluruhan serta membantu mereka untuk tetap teguh menjaga warisan yang menakjubkan ini,” tutup Yovie. (js).