Floressmart- Kabar meninggalnya Uskup Hubert Leteng tersiar pada Minggu (31/7/2022) pagi. Ucapan duka cita mendalam pun bertaburan di media sosial.
Juru Bicara Keuskupan Ruteng, Rm. Erik Ratu membenarkan berita duka itu dan mohon dua untuk arwah sang Monsignor ( Mgr). Disampaikan Pastur Erik,, Mgr. Leteng meninggal dalam perawatan di Rumah Sakit St. Boromeus Bandung Jawa Barat.
“Selamat pagi, berita duka pagi ini Mgr Hubert Leteng meninggal dunia di RS Carolus Boromeus Bandung sekitar pukul 6 pagi. Beberapa hari ini dia dikabarkan sakit,” tulis RD Erik Ratu,Pr melalui perpesanan WhatsApp Minggu pagi.
Disebutkan Erik Ratu, Mgr. Hubert diketahui memiliki riwayat sakit jantung. Namun dia tidak menjelaskan lebih lanjut berapa lama Leteng dirawat.
“Kita tunggu kabar selanjutnya tentang sakitnya dan soal pemakaman dimana dll.Tentang sakit, selama ini memang punya riwayat jantung,” tambahnya.
Uskup Ruteng meletakkan jabatannya sebagai Uskup Ruteng pada tahun 2017 lalu setelah dia diterpa isu miring, perselingkuhan dan masalah keuangan.
Menurut Pastor Ratu, sejak tidak lagi sebagai uskup yang memimpim umat Katolik 3 kabupaten (Manggarai,Mangggarai Timur.dan Manggarai Barat) Mgr. Leteng hijrah ke Jawa Barat tetap sebagai uskup tanpa tongkat. Status tanpa tongkat berarti ia tidak memiliki wilayah kekuasaan gerejawi.
“Setelah mundur dari jabatan Uskup Ruteng, beliau menjadi imam rekan di Paroki Garut, Keuskupan Bandung,” tutur RD Erik Ratu.
Mgr Hubert lahir 1 Januari 1959. Ia ditahbiskan sebagai Imam Keuskupan Ruteng tahun1988 dan menjabat sebagai Uskup Ruteng 2009 – 2017. Almarhum meninggal dalam usia 63 tahun.
Mundur karena isu miring
Uskup Leteng mengundurkan diri setelah 69 imam di Keuskupan Ruteng menyerahkan surat pengunduran diri sebagai bentuk protes terhadapnya karena ia diduga secara diam-diam meminjam dana Rp 1,25 miliar dari KWI dan Rp 400 juta dari keuskupan tanpa memberikan laporan pertanggungjawaban.
Uskup Leteng mengklaim uang itu digunakan untuk membiayai pendidikan pemuda miskin yang studi pilot di Amerika Serikat, tetapi menolak memberikan penjelasan lebih rinci terkait pemuda itu.
Para imam menduga uang itu diberikan kepada seorang wanita yang mereka duga sebagai selingkuhannya. Tudingan perselingkuhan ini awalnya muncul pada tahun 2014, yang diungkap oleh salah seorang mantan pastor.
Uskup Leteng berulang kali menolak tudingan terhadapnya dan menyebut bahwa itu merupakan fitnah.
Vatikan kemudian menunjuk Uskup Subianto,Uskup Bandung untuk menyelidiki kasus tersebut, yang berujung pada pengunduran Uskup Leteng pada 11 Oktober 2017.
Paus Fransiskus yang menerima surat pengunduran diri Uskup Ruteng Mgr Hubertus Leteng kemudian mengangkat Administrator Apostolik sede vacante et ad nutum Sanctae Sedis Keuskupan Ruteng, Mgr Silvester San, yang juga Uskup Denpasar.
Kepemimpinan Mgr Silvester berakhir setelah Paus Fransiskus mengangkat Mgr. Siprianus Hormat pada 13 November 2019. Saat ditunjuk sebagai uskup oleh Tahta Suci, Siprianus masih menjabat sebagai Sekretaris Eksekutif Konferensi Waligereja Indonesia. (js)