Duh! 4 Siswa SMA Kena Bogem TNI di HUT Kemerdekaan, Korban Sebut Pelaku Bau Alkohol

Empat siswa SMAS Katolik St. Arnoldus Mukun saat melapor ke Kodim 1612 Manggarai ( Sumber : Yohanes ).

Floressmart- Kemeriahan HUT Kemerdekaan RI ke-77 di lingkungan SMAS Katolik St. Arnoldus Mukun Manggarai Timur Nusa Tenggara Timur tercoreng aksi pemukulan 4 siswa oleh oknum anggota TNI.

Mirisnya lagi, penganiayaan itu terjadi sebelum dan sesudah upacara penurunan bendera HUT Kemerdekaan RI ke-77 pada Rabu petang kemarin.

Korban masing-masing Fortu (kelas X), Mario (kelas XI), Karlos (kelas XI) dan Igen (kelas XII). Mario dan Egen dipukul di dalam ruang kelas sementara Karlos dan Fortu digebuk sesaat setelah upacara penurunan bendera di halaman sekolah.

Para korban kemudian melaporkan kasus tersebut ke Kodim 1612 Manggarai, Kamis siang (18/8/2022). Para korban yang berusia 15-17 tahun itu datang bersama orang tua mereka dan kepsek dan empat orang guru. Mereka tiba pukul 11.00 WITA setelah menempuh perjalanan 2,5 jam dari Mukun.

Pengakuan korban

Tidak diketahui pemicu penganiayaan itu namun para korban mengaku pria berseragam TNI memukul dan menendang mereka di dalam kelas dan di lapangan upacara.

Korban yang pertama dipukul yakni Mario. Dia dipukul di dalam kelas saat sedang menunggu jam upacara penurunan bendera. Korban heran kenapa dia dihajar karena merasa tidak pernah bertemu apalagi berinteraksi dengan pelaku berpakayan loreng itu sebelumnya.

Baca juga  Jurnalis Manggarai dan TNI Bagikan Sembako di Panti Asuhan

“Saya tidak tahu dia siapa, kami lagi main tiba-tiba tarik saya di dalam kelas dan pukul saya delapan kali di muka dan di badan. Saya memang tangkis tutup bagian wajah dengan kedua siku saya tapi pukul yang di rusuk sakit sekali,” ungkap Mario ditemui di Makodim Manggarai, Kamis.

Selain pukulan dan tendangan Mario juga mendapat caci maki dari pelaku. “Dia bilang anjing bangsat ke saya,” tambah siswa 16 tahun itu.

Sama halnya dengan Mario, satu kawannya bernama Karlos mengungkapkan dihantam pada wajahnya. Kata dia, orang asing itu aneh mempersoalkan kenapa Karlos tak ikut berbaris.

Diakui Karlos bahwa memang pada saat itu baju yang dipakainya penuh dengan oli dan hanya memakai sandal karena baru selai ikut lomba panjat pinang di dalam lingkungan sekolah.

“Saya dipukul waktu saya hendak pulang ganti baju sebelum upacara penurunan bendera. Dia tanya kenapa belum ikut baris. Kan baju saya oli semua abis ikut lomba panjat pinang makanya harus pulang ganti dulu baru ikut berbaris. Belum saya jelaskan dia pukul-pukul saya di badan,” terang Karlos.

Sedangkan korban lainnya bernama Egen menuturkan, dia dipukul di dalam barisan saat upacara penurunan bendera baru saja selesai.

“Pas selesai upacara dia dating ke saya dia tanya saya kenapa ketawa. Saya bilang bukan saya saja yang ketawa banyak yang ketawa tapi kami ketawa saat selesai upacaranya. Dia langsung hantam saya di dagu pakai tangan kemudian dia tmbah lagi pukul di dahi abis itu dia tendang di muka tapi saya tangkis pakai siku. Dia pukul lagi saya pakai sandal,” tutur Egen.

Baca juga  Anggota TNI Ungkap Penyelewengan Minyak Tanah di Reo

Menurutnya, pada seragam yang dipakai pelaku terulis Namanya sebagai Rizky dan tercium aroma alkohol dari mulutnya.

“Dia nama Rizky di bajunya. Waktu dia pukul kami rasa sekali bau alkohol,” tutup Egen.

Satu orang lagi korban yang mendapat bogem pelaku di tempat pelaksanaan upacara bendera yakni Fortu. Seperti yang dialami korban sebelumnya, Fortu ditanyai pelaku kenapa ketawa saat upacara lalu melayangkan pukulan ke wajah Fortu.

Pengakuan kepala sekolah   

Aksi kekerasan itu disaksikan oleh peserta upacara yang terdiri dari para murid dan guru-guru. Kepala Sekolah SMAS Katolik St. Arnoldus Mukun, Erlan Darmo menuturkan, aksi kekerasan itu terjadi di tempat upacara saat dirinya hendak menyampaikan beberapa pengumuman sebelum siswa siswi pulang.

“Jadi saat selesai membunyikan lonceng sebelum menyampaikan pengumuman saya lihat dia pukul siswa saya di dalam barisan. Pukulnya terlihat sekuat tenaga,” tutur Darmo.

Tidak saja memukul, oknum TNI tersebut sempat membuka bajunya sembari mengumpat.

“Pas dia keluar gerbang dia buka baju. Terus mau balik lagi dengan marah-marah. Saat itulah orang yang menonton melerai pelaku dan kami biarkan saja,” imbuh Erlan Darmo.

Baca juga  Jurnalis Manggarai dan TNI Bagikan Sembako di Panti Asuhan

Adapun laporan yang disampaikan ke Kodim Manggarai selaku pusat komando TNI untuk wilayah Manggarai, Manggarai Timur dan Manggarai Barat, Menurut,Darmo sebagai bentuk tanggung jawab sekolah terhadap keselamatan siswa siswi-nya.

“Kami datang lapor atas nama lembaga ya. Orang tua murid tentunya sudah mempercayakan sepenuhnya keselamatan anak-anak mereka kepada lembaga pendidikan. Kalau siswa-siswa ini pingsan atau mati kami kena tanggung jawab. Makanya kita minta pimpinan di Kodim ini bertindak agar kejadian serupa tidak terjadi lagi,” sebut dia.

“Tadi laporan kami diterima oleh pak Fernando. Katanya kasus ini akan ditangani sesua aturan yang berlaku. Kami berharap pelaku ini ditindak tegas,” harapnya.

Kepsek Erlan Darmo tidak habis pikir kenapa oknum berseragam loreng TNI tersebut bisa ada di upacara penurunan bendera sebab pihak sekolah tidak mengundang pihak keamanan untuk hadir dalam upacara HUT Kemerdekaan.

“Dia ini tamu tak diundang ya. Dan kami sangat terluka, dia bertindak sewenang-wenang. Atas nama apa dia bertindak begitu dan apa kesalahan siswa siswi kami,” tekan Darmo.

Hingga berita ini dibuat, Komandan Kodim (Dandim) 1612 Manggarai, Letkol Inf Mohammad Faizal Toar belum merespons permintaan klarifikasi.

Sementara itu, Letda Fernando yang membuat BAP para pelapor menolak untuk melayani wawancara.

“Tadi saya sudah buat BAP dari 4 siswa yang dipukul dan saksi kepala sekolah. Lebih lanjut kita tunggu keterangan dari Danramil dan yang bersangkutan (pelaku). Saya juga belum lapor Pak Dandim makanya belum bisa bicara banyak ya,” kata Fernando.(js)

Tag: