Bupati Manggarai Tolak Komentari Istri Pungut Fee Proyek dari Kontraktor

Bupati Manggarai, Heribertus Nabit ketika diwawancarai di Lapangan Motang Rua Ruteng (Sumber : Floressmart)

Floressmart- Bupati Manggarai Nusa Tenggara Timur (NTT) Heribertus Nabit menolak disangkutkan dengan praktik jual beli proyek APBD yang melibatkan istrinya Meldiyanti Hagur Marcelina.

“Memangnya ada nama saya, kan tidak to?,” ujar Bupati Nabit ketika dicecar awak media, Kamis (1/9/2022).

Dalam pernyataan yang telah viral, kontraktor yang juga mantan timses Bupati Hery pada Pilkada Manggarai 2020 bernama Adrianus secara terbuka menyebut Meldiyanti menerima fee proyek Rp50 juta.

Dalam wawancara dengan awak media, Bupati Nabit menolak mengomentari posisi istrinya dalam dugaan suap itu.

Sebaliknya, Wakil Ketua PDIP Manggarai ini ingin mengoreksi keterangan dari Rio Senta. Dia pun telah memerintahkan Kadis PUPR, Lambertus Paput agar segera memeriksa Rio Senta, Tenaga Harian Lepas (THL) pada Dinas PUPR yang disebut-sebut sebagai kaki tangan istrinya.

“Kalau berkaitan denga THL maka kepala dinas yang periksa THLnya to. Tugas saya sebagai bupati adalah mendorong kepala dinasnya untuk memeriksa THLnya,” ujar dia.
“Saya bicara sebagai atasan dari THL karena nama saya tidak disebut. Nanti kan berproses toh saya ambil dari posisi pemerintahan,” imbuh Nabit.

Baca juga  Gelar Perkara Praktik Jual Beli Proyek Istri Bupati Manggarai Dilakukan di Polda NTT

Wartawan kemudian meminta tanggapannya terhadap sesumbar kontraktor membuka kedok jual beli proyek APBD yang melibatkan istri dan orang-orang dekatnya.
“Tanya saja kontraktornya to kenapa tanya saya kan tidak ada kaitannya dengan Bupati,” jawab dia lagi.
Sandi suap “50 Kg Kemiri”

Dalam pemberitaan di sejumlah media, Adrianus membuat pernyataan mengejutkan. Dia bilang, Meldiyanti Hagur Marcelina menagih uang fee 5% untuk empat paket proyek di Kecamatan Lelak.

Dia menceritakan, dirinya dipanggil ke rumah jabatan Bupati Manggarai pada Sabtu 28 Mei 2022 lalu. Ia dipanggil oleh Meldy melalui Rio Senta, THL pada Dinas PUPR.

“Duduklah kami bertiga, ibu bupati (Meldi), saya, dan Rio. Kesepakatan waktu itu 5% untuk empat paket proyek. Sepakatlah saya ambil empat proyek dengan pagu Rp1,485 miliar,” tuturnya.

Keempat proyek tersebut terdiri atas 2 paket proyek pengaspalan jalan, 1 paket proyek rabat beton, dan 1 paket proyek pembangunan gedung sekolah. Dari nilai Rp1,485 miliar itu, yang dipungut fee 5% adalah nilai pagu anggaran Rp1 miliar, yakni Rp50 juta.

Baca juga  Pernyataan Bersama Menuju Pembangunan Inklusif, Kado Hari Disabilitas 2022

“Sedangkan lebihnya senilai Rp485 juta tidak dikenakan potongan fee tetapi menjadi balas jasa kerja tim sukses Pilkada,” ujar Adrianus.

Keempat proyek tersebut terdiri atas 2 paket proyek pengaspalan jalan, 1 paket proyek rabat beton, dan 1 paket proyek pembangunan gedung sekolah. Dari nilai Rp1,485 miliar itu, yang dipungut fee 5% adalah nilai pagu anggaran Rp1 miliar, yakni Rp50 juta.

Selanjutnya, pada Selasa 14 Juni 2022, ia ditemani Rio menyerahkan uang Rp50 juta kepada Meldy melalui bendahara Toko Monas. Toko Monas merupakan usaha jual beli hasil bumi milil Meldi berlokasi di Kelurahan Bangka Tuke.

“Kemudian Rio suruh saya WA pakai kode. ‘Selamat sore ibu, saya sudah turunkan kemiri 50 kg.’ Kemiri itu maksudnya uang. WA saya dibaca tapi seperti biasa, ibu tidak balas,” tuturnya.

Selanjutnya, ia disuruh Rio Senta untuk mendiskusikan proyek yng dijanjikan di rumah seorang pengusaha bernama Tomi Ngocung.

Baca juga  ASN Manggarai Kehilangan Tambahan Penghasilan 50% dan Tamsil THL Dihapus, Ada Apa dengan APBD Manggarai?

Di rumah Tomi, ia bertemu Wili Kengkeng, mantan ketua tim pemenangan Herybertus GL Nabit dan Heribertus Ngabut pada Pilkada 2020 lalu.

“Mereka minta fee bertambah menjadi 7%. Saya keberatan karena sudah bayar langsung di ibu (Meldi). Lalu mereka bilang, nanti kami bagi proyeknya. Tetapi setelah dibagi, ternyata saya tidak dapat bagian dan Rio mengembalikan uang saya,” tuturnya dia lagi.

Karena proyek-proyek yang dijanjikan gagal membuat dia menagih kembali uangnya dari Meldiyanti melalui Rio Senta.

“Saya dapat tranferan tiga kali dari Rio Senta pada 13 Agustus 2022 pertama Rp30 juta ditambah dua kali tranfer masing-masing Rp10 juta melalui BriLink,” tambahnya.

Dia menyatakan tidak gentar sedikitpun dengan pihak-pihak yang ia sebutkan dalam pemberitaan sebab dirinya masih menyimpan semua bukti percakapan dan bukti transferan bank.

Meldi Hagur dan Rio Senta hingga kini belum berhasil dikonfirmasi. Keduanya kompak tidak membalas WhatsApp.

Awak media juga sempat berusaha mewawancarai Meldiyanti di Kantor PPK pada Kamis (1/9/2022) tapi yang bersangkutan tidak bersedia. (js)

Tag: