Floressmart- Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Ruteng menggelar unjuk rasa di Mapolres Manggarai Nusa Tenggara Timur, Senin (5/9/2022).
Mahasiswa mendesak Kapolres Manggarai AKBP Yoce Martin segera memerintahkan jajarannya mengusut dugaan suap proyek APBD yang melibatkan Meldiyanti Hagur, yang merupakan istri dari Bupati Manggarai Heribertus Nabit.
Ketua PMKRI, Yohanes N. Nandeng mengapresiasi keberanian seorang kontraktor bernama Adrianus Fridus yang membongkar praktik jual beli proyek dalam pemerintahan Bupati Hery Nabit.
“PMKRI Manggarai berterima kasih kepada saudara Adrianus ini, dia berani membongkar drama suap proyek-proyek APBD yang diperankan istri bupati, Meldiyanti Hagur dan orang dekat bupati,” ucap Yohanes dari atas mobil pickup.
Fakta yang diungkap Adrianus sejatinya bias dijadikan petunjuk sebuah tindak pidana, namun pada saat yang sama aparat penegak hukum (APH) malah diam-diam saja sehingga memunculkan spekulasi APH sudah masuk angin.
Untuk itu PMKRI mendesak kepolisian agar segera melakukan pemeriksaan terhadap pihak-pihak yang terlibat.
“Kami belum membaca tindakan kepolisian menindaklanjuti nyanyian kontraktor Adrianus ini. Dia (kontraktor) sudah gamblang membuka fakta dari sebuah tindak pidana. Tapi kenapa kepolisian malah diam. Panggil dan periksa istri bupatinya termasuk Adrianus ini,” seru Nandeng.
Jika Polres Manggarai tidak segera menyelidiki kasus tersebut, PMKRI akan melakukan aksi serupa dengan massa lebih banyak lagi. Yohanes juga mengancam akan menyurati Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mencopot AKBP Yoce Marten.
“Jumlah kami memang tidak seberapa hari ini. Tapi jika bapak kapolres tetap diam saja maka kami anggap bapak masuk angin. Ingat pak jabatan bapak dipertaruhkan dalam kasus suap ini,” seru pria yang biasa dipanggil Nardy itu.
Tanggapan Kapolres
Dalam dialog dengan perwakilan pendemo, Kapolres Manggarai AKBP Yoce Martin berjanji pasti mengusut dugaan suap proyek APBD yang melibatkan Meldiyanti Hagur, seorang THL dan dua orang dekat Hery Nabit.
Menurutnya, setelah kasus ini viral, dia langsung memerintahkan unit tipikor untuk melakukan pengusutan. Bahkan dia bilang, sejumlah pihak yang diduga terlibat telah diundang untuk memberi klarifikasi di Polres Manggarai.
“Memang saat ini kami sedang melakukan proses penyelidikan atau pulbaket, pengumpulan bahan-bahan keterangan yang mana untuk merumuskan kejadian tersebut masuk ke dalam tindak pidana apa,” ungkap Yoce Marten.
“Beberapa sudah kita coba hubungin untuk dia bisa memberikan keterangan namun sampai dengan saat ini beberapa orang yang kami undang walaupun hanya melalui telepon masih menunggu. Mudahan dalam waktu dekat mereka bisa datang. Kami juga tidak bisa menunggu lama kalau memang kami mengeluarkan surat pemanggilan undangan klarifikasi kami segera kirim,” tambahnya.
Kapolres Manggarai menepis anggapan seolah-olah kepolisian mendiamkan kasus dugaan fee proyek yang viral dikenal dengan sandi “50 Kg Kemiri” tersebut.
“Sekali lagi kami tegaskan kami tidak tutup mata, kami tidak main mata pun dengan pihak manapun terhadap perkara-perkara yang terjadi di Kabupaten Manggarai ini,” tekan Kapolres Yoce martin. (js)