Penuhi 4 Syarat Ini, SMKN Restorasi Timung Sah Jadi Sekolah Definitif

Penyerahan SK izin operasioanal SMKN Restorasi Timung dari Korwas Dikmen ke panitia pendiri dan Plt Kepsek  (Foto : Floressmart).

Floressmart- Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Provinsi Nusa Tenggara Timur menerbitkan Izin Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Nomor : 421.5/93/DPMPTSP.4.3/11/2022 untuk SMKN Restorasi Timung Wae Ri,i Kabupaten Manggarai.

Dengan demikian SMKN Restorasi Timung resmi sebagai sekolah definitif setelah dua tahun terakhir berstatus kelas jauh atau filial dari sekolah induknya SMK Negeri 1 Kenda Wae Ri’i.

Surat Keputusan Izin Operasional SMKN Restorasi Timung diserahkan oleh Koordinator Pengawas Pendidikan Menengah Kabupaten Manggarai Frans Borgias Hormat kepada Ketua Panitia Pendiri SMKN Restorasi Timung Efrid Marung dan SK tersebut kemudian diserahkkan ke Plt kepala sekolah.

Koordinator Pengawas (Korwas) Dikmen Kabupaten Manggarai, Frans Borgias Hormat menerangkan, SMKN Restorasi Timung sudah bisa menyelenggarakan belajar mengajar meskipun masih meminjam kelas pada SMP Negeri Timung pada sore hari.

“Menjadi tonggak sejarah bahwa sekolah tersebut (SMKN Restorasi) mampu berdiri sendiri dengan empat persyaratan dapodiknya sudah ada, nomor sekolahnya sudah ada, izin operasioanl sudah dan plt-nya sudah ada,” ujar Frans Hormat usai melaksanakan seremonial penyerahan izin operasional SMKN Restorasi Timung, di Aula Paroki Timung, Sabtu (14/1/2023).

“Sekolah ini sudah terlepas dari ibunya SMK Negeri 1 Wae Ri’i. Dia sudah berdiri sendiri sudah layak sebagai sebuah sekolah semuanya sudah bisa mendaftar di sini dulu kan kelas jauh semacam filial sekolah induknya di SMK Negeri 1 Kenda Wae Ri’I atau bagian dari SMKN Wae Ri’i tapi sekarang sudah definitif ya,” sambungnya.

Menurunya pendaftar pada SMKN 1 Restorasi pada tahun pelajaran 2022 lalu jika dibandingkan dengan keadaan tahun 2021, menurut Frans B Hormat tak lain karena masyarakat masih ragu sebab SMKN Restorasi masih bergantung pada SMKN 1 Wae Ri’i.

“Tahapnya ini kan dari kelas jauh naik menjadi sekolah penuh. Dulunya itu kan hanya ada izin menerima siswa baru sekarang sudah menjadi jelas semua dan masyarakat tidak perlu ragu,” tekan dia.

Dengan demikian, papar Frans, jumlah SMA SMK dan MAN di Manggarai berjumlah 44 sekolah dengan rincian, SMA 15, SMA 27 serta MAN ada 2 yakni MAN Reok dan MAN Langke Rembong.

“Di Manggarai SMK masih sangat kurang hanya ada di Langke Rembong, Satarmese Barat dan Wae Ri,i,” papar Frans lagi.

Sebagai informasi, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT Linus Lusi menunjuk Fransisku Jam sebagai Plt Kepala Sekolah SMKN Restorasi Timung.

Adapun jumlah pendidik yang ada di SMKN Restorasi Timung saat ini ada 19 semuanya berstatatus guru non ASN.

Usul jurusan pembangkit listrik

Di SMKN Restorasi Timung terdapat tiga kompetensi keahlian yakni : Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH), Agribisnis Ternak Unggas (ATU) dan Desain Permodelan Informasi Bangunan (DPIB).

SMKN Restorasi, kata Korwas Frans berkemungkinan untuk menambah komptensi keahlian seperti transisi energi terbarukan.

“Kita melihat dari tahun ke tahun melakukan evaluasi masih relevan kah dengan jurusan yang ada kalau tidak relevan jangan diteruskan harus diganti dengan yang baru. Sebagai contoh transisi energi terbarukan, matahari, angina, arus laut, mikrohidro dan biogas. Anak-anak SMK itu terlalu terampil untuk itu semua. Hanya di Manggarai ini merasa besar kalau membuat pembangkit listrik. Saya usulkan pembangkit karena potensi angin di sini bisa dibangun kincir,” cetus Korwas Frans.

Lebih lanjut dia berkata, lulusan SMK saat ini yang paling dibutuhkan pada industry standar sehingga penyusunan kurikulum SMK perlu pelibatan pelaku usaha.

“SMK itu daya lenturnya tinggi dia kan sebenarnya pensuplai tenaga kerja di dunia usaha. Itu juga kenapa kenapa dunia usaha diundang saat membahas  sinkronisasi kurikulum SMK karena mereka pemakai tenaga kerjanya,” sebut Frans.

Ditambahkan Frans, program revitalisasi SMK bertujuan untuk menciptakan tenaga kerja terampil mengandalkan keterampilan sendiri, membuka lapangan kerja sendiri.

“Itu juga menjawab tantangan bonus demografi yang mulai dikembangkan tahun 2030 ke atas. Kita harus menghasilkan jumlah penduduk yang produktif, bisa memiliki lapangan kerja sendiri. Itu tumpuannya ke SMK. Bayangkan kalau masyarakat kita yang makan itu lebih banyak daripada pekerja bisa kolaps negara ini. Bonus demografi itu bisa berhasil kalau penduduk produktifnya berlimpan,” tutup Frans B Hormat. (js)

Tag: