Floressmart- Tergabung dalam Komunitas Masyarakat Adat Poco Leok, massa pro geothermal menyatakan sikapnya mendukung pemerintah dan PLN dalam proyek pengembangan PLTP Ulumbu sebesar 2×20 MW di Poco Leok.
Tak kurang dari 300 orang massa aksi diangkut menggunakan 4 truk kayu ke titik aksi di lapangan SDK Lungar.
Mereka membawa serta poster-poster bertuliskan dukungan terhadap pengembangan geothermal di wilayah mereka.
Meskipun tidak sedikit massa yang menunggu sejak pagi, tapi aksi damai yang digelar Senin siang (19/6/2023) itu baru dimulai pukul 13.00 WITA di bawah pengamanan puluhan personel Polres Manggarai.
Lebih dari separuh massa yang melakukan aksi damai mengaku berasal dari Gendang Mano sementara sisanya dari masyarakat lingkar Poco Leok.
Raimundus Wajong yang bertindak sebagai koordinator aksi menyerukan perlawanan terhadap provokator atau pihak-pihak yang menolak pembangunan geothermal di Poco Leok.
Mantan Kades Wae Koe Satar Mese itu mengklaim jumlah masyarakat yang pro geothermal jauh lebih banyak ketimbang warga yang menolak geothermal.
“Hari ini kami mau menyatakan bahwa, kami dukung 100 persen program pemerintah terkait pembangun geothermal di Poco Leok ini,” tekan Raimundus.
Dalam orasinya dia menyinggung pengembangan PLTP Poco Leok merupakan energi bersih yang ramah lingkungan tidak seburuk yang dispekulasikan pihak yang menolak.
“Geothermal Poco Leok merupakan proyek strategis nasional dalam pengawasan Presiden Jokowi. Kita harus sadar bahwa semua kegiatan pembangunan oleh Presiden Jokowi pasti baik demi kejahteraan rakyat, demi untuk kita masyarakat Poco Leok ini juga demi generasi kita,” kata Raimundus menggunakan pengeras suara.
“Sangatlah tidak mungkin kegiatan itu akan berdampak buruk untuk lingkungan dan kesehatan toh sudah dikaji secara ilmu pengetahuan. Kemudian dengan adanya pembamngunan geothermal ini tidak mungkin PLN berhenti di situ pasti ada pembangunan-pembangunan lainnya yang akan kita nikmati bersama. Harus diingat bahwa masih banyak wilayah Poco Leok ini yang belum diterangi listrik kenapa karena kekurangan daya,” ucapnya.
Orasi Raimundus juga menyerempet pihak yang mengotaki gejolak yang terjadi di lapangan srlama ini. Menurut dia, gerakan kontra eksploitasi geothermal di Poco Leok adalah skenario pihak dari luar Poco Leok.
“Saya tahu orang dari luar itu punya kepentingan ingin memindahkan pembangunan geothermal dari sini. Tapi kita jangan mau seperti kerbau dicocok hidung ditarik kesana kemari. Orang itu hanya untuk membuat kita pecah. Poco Leok ini satu bersaudara. Saya sangat menyayangkan ada kejadian mengusir pejabat yang datang itu bukan budaya kita,” kata Raimundus.
Murutnya, aksi yang dia pimpin merupakan aksi damai dan santun serta bukti bahwa masyarakat yang mendukung pemerintah dan PLN jauh lebih banyak daripada yang kontra.
“Hari ini saya bawa dua ratusan orang hanya bersifat representasi tapi dalam aksi berikut saya akan mengerahkan massa jauh lebih banyak lagi,” ancamnya.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menetapkan Flores sebagai pulau panas bumi (geothermal island) pada 2017.
Pulau Flores memiliki potensi panas bumi mencapai 1.000 MW dan cadangan mencapai 402,5 MW. Dari jumlah itu potensi terbesarnya berada di Poco Leok.
Pada pengembangan unit 5 dan 6 PT PLN (Persero) akan mengeksploitasi 2×20 MW dengan jumlah 5 wellpad menambah kapasitas eksisting PLTP Ulumbu unit 1-4 sebesar 10 MW yang beroperasi sejak tahun 2011 lalu. (js)